Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas seyogyanya menjadi perhatian serius.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Dengan La Nia, curah hujan yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko banjir, terutama di DAS yang mengalami degradasi fungsi. Jika DAS Brantas tidak dikelola dengan baik, kemungkinan luapan air akan meningkat.
Jika pengamanan DAS tidak diperhatikan dan urbanisasi di sekitar sungai semakin masif, kapasitas sungai untuk mengalirkan air akan berkurang. Hal ini diperparah oleh sedimentasi, sampah, dan erosi di sepanjang DAS.
Mengantisipasi situasi
Pemkot Malang bersama instansi terkait perlu meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas penduduk di sekitar DAS Brantas, termasuk mengontrol pembangunan di zona rawan banjir.
Memperbanyak ruang terbuka hijau dan memperkuat tanggul sungai dapat membantu mengurangi risiko banjir. Pembersihan sungai dari sedimentasi dan sampah juga menjadi prioritas.
Warga yang tinggal di sekitar DAS perlu diberi sosialisasi tentang risiko banjir dan pentingnya tidak membuang sampah ke sungai.
Dengan memantau prediksi cuaca dari BMKG, pemerintah dan masyarakat dapat bersiap lebih baik menghadapi kemungkinan angin kencang, suhu dingin ekstrem, atau banjir.
Suhu dingin dan angin kencang mungkin masih akan berlanjut hingga beberapa waktu ke depan, mengingat siklus musim serta adanya La Nia. Risiko banjir di DAS Brantas juga meningkat jika tidak ada tindakan mitigasi yang memadai. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencegah bencana lebih lanjut.
Pengamanan DAS Brantas
Untuk mengamankan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas di sekitar Malang Raya, terutama mulai dari bawah Jembatan Soekarno-Hatta hingga Kampung Warna-Warni yang pernah mengalami banjir besar lima tahun lalu, langkah-langkah berikut dapat diambil.