Hubungan kompleks AS-Eropa dalam NATO
Selama kepresidenan Trump, hubungan AS dengan NATO acapkali tegang, terutama karena kritik Trump terhadap kontribusi keuangan negara-negara Eropa dalam aliansi tersebut. Penolakan Jerman dan Perancis terhadap upaya Trump di Greenland setidaknya mencerminkan ketidakpercayaan mereka terhadap gaya kepemimpinan Trump.
Perancis di bawah Presiden Emmanuel Macron secara aktif mendorong konsep "otonomi strategis Eropa" yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada AS. Penolakan terhadap rencana Trump bisa menjadi bagian dari upaya mempertegas posisi Eropa sebagai entitas yang mandiri secara geopolitik.
Kepentingan Geopolitik NATO di Arktik
NATO sebagai aliansi militer tidak memiliki kehadiran resmi di Greenland, tetapi wilayah ini dianggap strategis bagi pertahanan kolektif. Jerman dan Perancis khawatir langkah sepihak Trump dapat memprovokasi ketegangan dengan Rusia atau China, yang aktif memperluas pengaruhnya di Arktik.
Penolakan Jerman dan Perancis bisa dilihat sebagai upaya menjaga solidaritas NATO dan memastikan bahwa keputusan besar mengenai kawasan strategis seperti Greenland harus melibatkan semua anggota aliansi, bukan hanya AS.
Perspektif domestik Jerman dan Perancis
Trump sering dianggap sebagai pemimpin yang tidak menghormati norma-norma diplomasi konvensional. Penolakan keras Jerman dan Perancis terhadap ide ini kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh persepsi domestik mereka terhadap Trump, yang seringkali tidak populer di kalangan publik Eropa.
Sebagai negara Uni Eropa, Denmark mendapat dukungan solidaritas dari Jerman dan Perancis. Penolakan terhadap Trump juga merupakan sinyal bahwa Eropa akan membela anggota mereka dari upaya dominasi oleh negara luar.
Dampak terhadap NATO
Ketegangan ini dapat memperburuk hubungan antara AS dan sekutunya di NATO, terutama jika Trump terus mendorong agendanya tanpa mempertimbangkan keberatan Eropa.