Mekanisme internal dan dominasi Megawati
Pernyataan petinggi PDIP yang menegaskan pergantian Sekjen adalah hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Ini mencerminkan bagaimana PDIP sebagai partai masih sangat sentralistik, dengan Megawati memegang kendali penuh dalam pengambilan keputusan strategis.
Isu ini juga bisa dilihat sebagai upaya Megawati untuk mempertahankan otoritasnya di tengah potensi tekanan dari berbagai pihak, termasuk pengaruh Presiden Jokowi. Jika Megawati tidak segera mengambil langkah tegas, akan muncul spekulasi bahwa ini adalah strategi untuk menegaskan Jokowi tidak memiliki pengaruh signifikan dalam urusan internal partai.
Konflik kepentingan Megawati-Jokowi
Ribut-ribut ini juga dapat dilihat dalam konteks persaingan pengaruh antara Megawati dan Jokowi. Ada anggapan Megawati enggan membiarkan Jokowi atau orang-orang dekatnya mengambil alih kendali PDIP, terutama menjelang transisi kepemimpinan partai di masa mendatang. Pergantian Hasto dapat menjadi momen strategis untuk mempertegas kendali Megawati atau bahkan untuk "mengamankan" posisi politik PDIP dari pengaruh Jokowi.
Disorientasi atau distraksi
Ada pula kemungkinan ribut-ribut ini sengaja dipertahankan untuk mengalihkan perhatian publik dari substansi masalah, yaitu keterlibatan Hasto dalam kasus Harun Masiku. Dengan memusatkan perhatian pada potensi pergantian Sekjen, fokus pada pelanggaran hukum dapat diredam. Langkah ini sering digunakan dalam politik untuk meminimalkan dampak kerusakan reputasi secara keseluruhan.
Prospek dan dampak terhadap PDIP
Keputusan untuk mempertahankan atau mengganti Hasto akan berdampak besar pada PDIP:
Jika Hasto diganti, partai dapat menunjukkan komitmen pada pembaruan dan reformasi internal, meskipun ini berisiko mengungkap lebih banyak persoalan lama.
Jika Hasto tetap dipertahankan, PDIP berisiko kehilangan kepercayaan publik dan dianggap tidak serius dalam menangani isu korupsi.