Bisnis kafe di Kota Malang berpotensi terus berkembang karena didukung oleh dua faktor utama, yakni populasi mahasiswa yang besar dan statusnya sebagai kota wisata. Namun, pelaku bisnis perlu beradaptasi dengan persaingan yang ketat dan perubahan tren konsumen.
Keberlanjutan bisnis ini sangat bergantung pada kemampuan pelaku usaha untuk menghadirkan inovasi dan menawarkan pengalaman yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Ekonomi kreatif
Kota Malang memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia. Kombinasi faktor-faktor seperti populasi mahasiswa yang besar, keberadaan berbagai komunitas kreatif, serta dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) menjadikannya lingkungan yang ideal untuk mengembangkan sektor ini.
Dengan 300 ribu mahasiswa dari berbagai daerah, Malang memiliki sumberdaya manusia muda yang kreatif dan terampil. Perguruan tinggi di Malang, seperti Universitas Brawijaya dan ITN Malang, memiliki program yang relevan dengan ekraf, seperti desain, teknologi informasi, dan seni rupa.
Keragaman sektor ekraf
Kota Malang memiliki potensi di berbagai subsektor ekraf, seperti kuliner, fesyen, seni pertunjukan, film, aplikasi digital, hingga arsitektur. Contoh nyata adalah tumbuhnya bisnis kafe, kerajinan tangan, dan startup digital yang berbasis di Malang.
Destinasi wisata dan budaya
Posisi Malang sebagai kota wisata mendukung ekraf melalui penjualan produk lokal (souvenir), festival budaya, dan seni tradisional. Kajoetangan Heritage dan Ijen Boulevard bisa menjadi pusat ekraf, menarik wisatawan dan warga lokal.
Dukungan infrastruktur dan kebijakan
Pemkot Malang telah mencanangkan program "Kota Ekonomi Kreatif," yang mencakup pelatihan, akses pembiayaan, dan promosi produk kreatif. Pembangunan ruang kreatif, seperti coworking spaces dan pusat pameran, mendorong kolaborasi antar pelaku usaha.