Middle-east adalah salah satu wilayah paling kritis bagi pasokan minyak dunia. Konflik potensial di antara pemain besar seperti Iran dan Israel, serta risiko meluasnya konflik di Irak, meningkatkan risiko terganggunya rantai pasokan energi global. Karena pasokan minyak sangat terpusat di kawasan tersebut, setiap ancaman atau eskalasi konflik dapat langsung mengganggu produksi dan distribusi minyak mentah.
Standard Chartered Plc yang mengingatkan "pasar telah bersantai terlalu cepat" mencerminkan pandangan faktor risiko geopolitik masih sangat relevan, terutama di wilayah yang sangat berpengaruh terhadap pasokan minyak global.
3. Implikasi ekonomi global
Kenaikan harga minyak berdampak langsung pada inflasi global, terutama pada sektor-sektor yang sangat bergantung pada energi, seperti transportasi dan manufaktur. Ketika harga energi meningkat, beban biaya produksi dan transportasi pun ikut naik, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi harga konsumen.
Negara-negara yang merupakan pengimpor besar minyak mentah, seperti negara-negara di Eropa dan Asia, akan lebih rentan terhadap lonjakan inflasi. Ini menambah tantangan bagi bank sentral di seluruh dunia yang sudah berupaya mengendalikan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter.
4. Strategi dan respons pasar
Jika situasi semakin memanas, akan lebih banyak pelaku pasar beralih ke instrumen derivatif seperti kontrak berjangka untuk mengunci harga atau melindungi nilai. Selain itu, permintaan untuk penyimpanan fisik minyak dapat meningkat, mengingat ketidakpastian atas pasokan di masa mendatang.
Jika Iran benar-benar melancarkan serangan skala besar, respons internasional - baik dalam bentuk sanksi atau tindakan militer lainnya - dapat semakin meningkatkan ketidakpastian pasar dan memperpanjang volatilitas harga.
Dalam jangka pendek, harga minyak akan tetap bergejolak karena ketidakpastian terkait ancaman konflik ini. Dan untuk jangka panjang, kondisi ini menggarisbawahi kerentanan struktur pasar minyak global terhadap ketidakpastian geopolitik dan kebutuhan untuk mencari alternatif pasokan atau energi baru yang lebih stabil dan terdiversifikasi.
Perkembangan selama minggu ini menunjukkan potensi meredanya permusuhan di middle-east, dimana Israel telah mempertimbangkan usulan petinggi AS untuk mengakhiri konflik di Lebanon. Namun, militer Israel mengatakan mereka akan membalas "sangat keras" jika Iran menyerang lagi.
Pasar tidak dapat mengabaikan tanda-tanda meningkatnya kembali ketegangan di middle-east, tetapi sudah sangat jelas sekarang baik Israel maupun Iran tidak akan dengan sukarela melakukan apa pun yang dapat menimbulkan risiko perang yang lebih luas, mengutip Vandana Hari, pendiri Vanda Insights di Singapore.