Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Retno Marsudi Bersilat dengan Diplomasi Pancasila

24 Oktober 2024   18:23 Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Retno Marsudi Bersilat Dengan Diplomasi Pancasila

Dalam Detik Com edisi 23 Oktober 2024 yang baru lalu diberitakan mantan Menlu Indonesia Retno Marsudi (periode 2014-2024) memberi seminar di Universitas Pancasila, Jakarta. Seminar bertajuk "Diplomasi Pancasila Bagi Dunia". Seminar itu dalam rangka memperingati Dies Ke-58. Seminar tersebut bertujuan untuk membahas diplomasi Indonesia dapat terus berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Retno Marsudi dalam materinya menekankan nilai-nilai patriotisme dan penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebut Pancasila adalah aset bangsa yang menyatukan berbagai suku, budaya, dan agama, seraya berharap generasi muda berpegang pada prinsip Pancasila sebagai kompas berbangsa dan bernegara.

Retno juga menjelaskan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjaga martabat di tengah praktik transaksional global, serta pentingnya mendefinisikan kepentingan nasional.

Selain Retno, Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP Dr. Darmansyah Djumala, SE., MA juga menekankan Pancasila sebagai falsafah, dasar negara, dan ideologi yang diimplementasikan dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Ia menggarisbawahi pengakuan Pancasila sebagai "Memory of the World" oleh UNESCO, yang diharapkan dapat menginspirasi hubungan internasional.

Mungkin saja topik seminar menarik secara normatif, tapi kita tahu dengan 1000 Pancasila sekalipun Retno semasa Menlu di pemerintahan Jokowi gagal dalam mewujudkan krisis politik di Myanmar terkait Rohingya, ia juga gagal dalam krisis Laut China Selatan dan terlebih gagal total dalam misi perdamaian di middle-east.

Di middle-east katakanlah diplomasi Pancasila adalah jurus silat andalan Indonesia, tapi ketidaknetralan Indonesia di middle-east justeru tidak pancasilais, maka gagal total.

Retorika Pancasila dan realitas lapangan

Diplomasi Pancasila yang digadang-gadang Retno bisa dianalisis dari dua perspektif, yaitu retorika Pancasila yang dikemukakan dalam seminar dan realitas di lapangan dalam diplomasi global yang sulit.

Dalam seminar yang diadakan di Universitas Pancasila, Retno menekankan pentingnya Pancasila sebagai dasar bagi diplomasi Indonesia, yang merupakan narasi yang sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang sering diidentifikasi dengan "bebas aktif." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun