Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menimbang Abah Anton, Wahyu dan Herry dalam Songsong Pilkada Kota Malang 2024

23 Oktober 2024   17:14 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam banyak Pilkada, taktik kampanye bisa beragam. Kampanye senyap bisa menjadi bagian dari strategi, di mana para kandidat lebih mengutamakan pendekatan langsung kepada kelompok masyarakat tertentu daripada membuat kampanye besar-besaran. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan anggaran kampanye atau upaya untuk menghindari polarisasi yang terlalu kuat. Fokus bisa jadi lebih pada penggalangan dukungan melalui pertemuan tertutup atau basis komunitas.

Setelah serangkaian regulasi baru yang diberlakukan, termasuk pembatasan kampanye terbuka dan penerapan protokol ketat pasca-pandemi, banyak calon kepala daerah lebih memilih untuk berkampanye dalam skala kecil. Ini juga termasuk pengaturan terhadap iklan politik yang lebih ketat, sehingga visibilitas kampanye berkurang, terutama jika tidak ada acara besar seperti debat atau konten yang menonjol di media sosial.

Kota Malang terkesan sedang mengalami kondisi di mana masyarakat lebih fokus pada isu-isu harian yang bersifat ekonomis atau pragmatis. Hal ini bisa mempengaruhi partisipasi aktif dalam kampanye politik, terutama jika para calon belum mampu memunculkan isu-isu yang benar-benar menarik perhatian publik. Fokus warga kota lebih pada solusi konkret daripada janji-janji politik yang masih terdengar normatif.

Minimnya aktivitas di media sosial bisa jadi karena pendekatan komunikasi yang belum maksimal dari tim kampanye, atau karena calon lebih memilih interaksi langsung yang tidak terekam di media. Di era digital, keberhasilan kampanye juga sangat bergantung pada kemampuan kandidat dan timnya untuk memanfaatkan media sosial secara efektif, dan ini mungkin belum sepenuhnya terjadi di Pilkada Kota Malang 2024 ini.

Debat Pilkada yang dijadwalkan pada awal atau pertengahan Nopember 2024 kemungkinan besar akan menjadi titik balik bagi kampanye yang saat ini terlihat senyap. Debat biasanya menjadi panggung penting untuk menonjolkan perbedaan program, visi-misi, dan karakter calon. Ini juga bisa menjadi momen bagi tim kampanye untuk lebih agresif menarik perhatian publik dan menghidupkan dinamika politik lokal.

So, kampanye yang terlihat senyap sekarang ini bisa jadi memang merupakan bagian dari strategi atau disebabkan oleh berbagai faktor eksternal. Namun, menjelang debat Pilkada, situasi bisa berubah dengan munculnya momentum yang lebih besar.

Kita lihat misalnya Herry-Ganis yang via media lokal sudah gembar-gembor akan menghidupkan kembali angkot atau angkutan kota yang sudah beberapa tahun ini collapse gegara tranportasi online sekarang. Itu salah satu pemicu meledaknya jumlah kenderaan bermotor roda dua termasuk city car di kota Malang. Sementara Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin berniat memajukan kota Malang khususnya di sektor kepariwisataan dengan menggalakkan aneka festival nasional maupun internasional, dan mempercepat pelayanan publik dengan menekankan efisiensi pemerintahan. Terakhir Abah Anton-Dimyati Nasrallah frequently mengunjungi warga dengan harapan mereka dapat mendukung Abadi untuk memberdayakan ekonomi rakyat di kota Malang, dan berjanji akan membuat kota Malang akan bersinar kembali sebagai destinasi wisata utama di Jatim dan Indonesia.

Tiga pasangan calon Wali Kota Malang, yaitu Heri Cahyono-Ganis Rumpoko, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, dan Abah Anton-Dimyati Nasrallah, menawarkan pendekatan yang berbeda dalam memajukan Kota Malang.

Herry-Ganis. Pasangan ini mengusulkan untuk menghidupkan kembali angkot sebagai solusi untuk mengatasi peningkatan jumlah kendaraan bermotor di kota Malang akibat transportasi online.

Menghidupkan kembali angkot adalah langkah yang relevan untuk mengurangi kemacetan dan emisi karbon. Namun, keberhasilan program ini sangat tergantung pada modernisasi armada dan peningkatan kenyamanan serta keamanan penumpang. Jika angkot hanya dihidupkan kembali tanpa perubahan signifikan pada infrastruktur dan sistem manajemen, mungkin kurang diminati oleh warga yang telah terbiasa dengan kenyamanan transportasi online.

Menghadapi dominasi transportasi online akan menjadi tantangan. Diperlukan inovasi seperti integrasi pembayaran digital, layanan rute tetap yang lebih efisien, serta kampanye agar masyarakat kembali menggunakan angkot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun