4. Potensi implikasi : stabilitas atau otoritarianisme?
Narasi Times mencoba meyakinkan publik bahwa Prabowo adalah pemimpin yang mampu membawa stabilitas dan kemajuan, dengan perhatian khusus pada wong cilik. Namun, stabilitas ini, menurut Bangkok Post, tampaknya dicapai melalui penghapusan oposisi efektif, bukan melalui konsensus politik inklusif.
Risiko demokrasi procedural : Koalisi besar yang menguasai parlemen bisa melemahkan praktik demokrasi prosedural, di mana perdebatan dan diskusi kebijakan menjadi minim. Meski stabilitas bisa terjaga, penghapusan oposisi berpotensi mengalienasi sebagian masyarakat dan mengurangi legitimasi demokrasi.
Perspektif utuh tentang pemerintahan Prabowo
Kedua esai tersebut memberikan gambaran komprehensif tentang arah kepemimpinan Prabowo.
Esai Times menggambarkan Prabowo sebagai sosok dengan visi besar yang ingin membangun Indonesia dengan pendekatan tegas namun humanis.
Esai Bangkok Post menekankan realitas politik di balik pemerintahan yang dipimpin Prabowo, yakni stabilitas melalui koalisi besar tanpa oposisi.
Jika kedua narasi ini disandingkan, terlihat bahwa kepemimpinan Prabowo akan berada di persimpangan antara stabilitas dan risiko otoritarianisme. Ia akan menikmati dukungan luas di parlemen, tetapi tantangannya adalah memastikan kekuasaan tetap transparan dan akuntabel agar kepentingan publik tetap terjamin.
Sukses atau gagalnya kepemimpinan Prabowo akan bergantung pada kemampuannya menyeimbangkan kontrol politik dengan keterbukaan dan partisipasi publik.
Lihat :
https://time.com/7022858/prabowo-subianto-indonesia-jokowi/