Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diplomasi Indonesia Pasca Menlu Retno Marsudi

12 Oktober 2024   16:57 Diperbarui: 12 Oktober 2024   16:59 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh organisasi seperti MUI dan kelompok-kelompok Islam lainnya turut mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Arab Palestina. Dukungan terhadap Arab-Palestina bukan hanya mencerminkan kepentingan politik luar negeri, tetapi juga respons terhadap tekanan domestik dari kalangan ulama dan masyarakat yang mayoritas Muslim. Pendekatan ini banyak mengarah pada retorika yang cenderung emosional dan tidak seimbang.

2. Ketidakseimbangan dalam pendekatan diplomatik:

Kritik terhadap Israel di forum-forum internasional, seperti PBB, oleh Indonesia seringkali sangat tajam, sementara upaya diplomasi untuk merangkul dengan pendekatan damai atau dialog langsung dengan Israel hampir tidak ada. Sikap yang sangat berpihak ini membuat Indonesia sulit dipandang sebagai mediator yang netral dan berkontribusi dalam proses perdamaian secara konstruktif.

Dalam hal ini, prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif tidak sepenuhnya diterapkan. Kebijakan bebas dan aktif seharusnya mendorong Indonesia untuk bersikap lebih seimbang, mengutamakan dialog, dan menjembatani perbedaan. Sebaliknya, pendekatan yang lebih dogmatis terhadap isu Arab Palestina-Israel tidak sepenuhnya konsisten dengan kebijakan luar negeri yang seharusnya mengedepankan kepentingan nasional dan stabilitas kawasan secara lebih pragmatis.

3. Tantangan untuk menjaga citra Indonesia di pentas global

Sikap Indonesia yang dianggap tidak seimbang dalam menanggapi konflik Arab Palestina-Israel memicu kritik, terutama dari negara-negara demokratis yang mengharapkan pendekatan yang lebih adil. Label "munafik" muncul karena Indonesia terkadang terlihat mengabaikan isu HAM lainnya atau bersikap toleran terhadap pelanggaran yang terjadi di negara-negara lain jika terkait dengan kepentingan politik atau keagamaan.

Kritik juga muncul bahwa diplomasi Indonesia di konflik ini lebih bersifat simbolis dan retorik, dengan kecaman terhadap Israel namun tanpa langkah konkret yang dapat mendukung solusi dua negara atau mempercepat proses perdamaian. Sikap ini membuat peran Indonesia di kancah internasional dalam konteks konflik Arab Palestina-Israel menjadi kurang signifikan.

4. Kendala dalam beradaptasi dengan realitas politik global

Dalam menghadapi isu internasional, Indonesia harus menyeimbangkan dukungan terhadap Arab-Palestina dengan kepentingan nasional yang lebih luas, seperti hubungan dengan negara-negara yang memiliki kebijakan berbeda, termasuk negara-negara demokratis dan kekuatan besar. Tidak adanya hubungan diplomatik dengan Israel membatasi kemampuan Indonesia untuk memainkan peran mediasi yang lebih besar.

Sensitivitas isu Arab-Palestina di dalam negeri, yang banyak menjadi perhatian utama berbagai kelompok politik dan agama, membatasi ruang bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang lebih fleksibel atau seimbang. Ini menciptakan ketidakcocokan antara kebijakan luar negeri yang dipengaruhi tekanan domestik dan pendekatan yang lebih sekuler dan pragmatis.

Pendekatan Indonesia yang cenderung berpihak dalam konflik ini merupakan hasil dari perpaduan antara komitmen ideologis, pengaruh tekanan domestik, dan kebijakan luar negeri yang terkadang tidak konsisten. Untuk memperkuat peran diplomasi Indonesia, diperlukan upaya untuk lebih mengedepankan prinsip bebas dan aktif serta mengambil sikap yang lebih seimbang dan konstruktif dalam isu-isu internasional yang kompleks seperti konflik Arab-Palestina-Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun