Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melindungi Antartika Via Konservasi Krill dan Polimetalik Nodul di Laut Dalam

5 Oktober 2024   17:39 Diperbarui: 5 Oktober 2024   19:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai produsen primer, Krill adalah dasar dari rantai makanan di banyak ekosistem laut. Mereka berperan dalam siklus karbon dan menyediakan makanan bagi berbagai spesies laut.

Nodul polimetalik adalah sumberdaya mineral yang tidak bergerak. Eksploitasi mereka dapat memberikan manfaat ekonomi, namun juga berpotensi merusak ekosistem laut dalam yang sangat rentan.

Pengambilan nodul polimetalik menawarkan potensi ekonomi yang besar, namun juga menimbulkan risiko kerusakan lingkungan yang signifikan. Sebelum melakukan eksploitasi besar-besaran, perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk memahami dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem laut dalam. Selain itu, perlu dikembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk meminimalkan kerusakan.

Penting untuk diingat eksploitasi sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan berkelanjutan. Kita perlu mempertimbangkan tidak hanya keuntungan ekonomi jangka pendek, tetapi juga dampak lingkungan jangka panjang bagi generasi mendatang.

Kedaulatan dan tata kelola Antartika

Pada tahun 1980-an, pertanyaan mengenai siapa yang berdaulat atas Antartika menjadi isu sentral dalam perdebatan geopolitik. Benua paling selatan di dunia ini, dengan lingkungannya yang ekstrem dan potensi sumberdaya alamnya yang belum terjamah, menarik minat banyak negara. Namun, alih-alih memicu konflik terbuka, Antartika justru menjadi laboratorium unik untuk kerjasama internasional.

Sejak abad ke-19, berbagai negara telah mengirimkan ekspedisi ke Antartika untuk tujuan eksplorasi, ilmiah, dan klaim teritorial. Negara-negara seperti Inggeris, Argentina, Chile, Australia, dan Selandia Baru adalah beberapa yang paling aktif dalam hal ini.

Persaingan geopolitik antara Blok Barat dan Blok Timur selama Perang Dingin turut mewarnai minat terhadap Antartika. Kedua blok berusaha memperluas pengaruhnya di kawasan ini, baik untuk tujuan ilmiah maupun strategis.

Seiring berkembangnya teknologi dan pemahaman tentang perubahan iklim global, nilai Antartika sebagai laboratorium alam untuk penelitian ilmiah semakin diakui.

Perjanjian Antartika

Perjanjian Antartika (1959). Perjanjian ini merupakan tonggak sejarah dalam tata kelola Antartika. Melalui perjanjian ini, negara-negara yang memiliki kepentingan di Antartika sepakat untuk membekukan semua klaim teritorial yang ada dan menjadikan benua ini sebagai kawasan yang digunakan semata-mata untuk tujuan damai dan ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun