Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM dan HUT RI Ke-79 di Kota Malang

19 Agustus 2024   16:48 Diperbarui: 19 Agustus 2024   16:54 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam Potong Tumpang, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Fenomena yang terjadi di sekitar Uniga dan Merjosari merupakan cerminan dari perubahan lanskap ekonomi yang semakin kompetitif, khususnya di sektor pangan. Munculnya usaha-usaha mikro yang menawarkan produk segar dengan harga terjangkau telah memberikan tantangan serius bagi keberadaan pasar tradisional.

Usaha-usaha mikro ini sangat memahami kebutuhan konsumen, terutama ibu rumah tangga yang mencari produk segar, berkualitas, dan harga terjangkau. Mereka berhasil menjembatani gap antara produksi dan konsumsi dengan lebih efektif.

Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Dengan menjalin kerjasama langsung dengan produsen, usaha-usaha mikro dapat memangkas biaya operasional dan menawarkan harga yang lebih kompetitif. Ini memungkinkan mereka untuk mencapai margin keuntungan yang lebih baik meskipun menjual produk dengan harga murah.

Penggunaan media sosial dan promosi dari mulut ke mulut menjadi alat pemasaran yang efektif bagi usaha-usaha mikro. Testimoni positif dari pelanggan menjadi faktor penting dalam menarik konsumen baru.

Usaha-usaha mikro ini sangat adaptif terhadap perubahan pasar. Mereka cepat merespon tren konsumen dan melakukan penyesuaian produk atau layanan yang ditawarkan.

Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Dampak bagi pasar tradisional

Semakin banyaknya konsumen yang beralih ke usaha-usaha mikro menyebabkan penurunan jumlah pengunjung di pasar tradisional.

Pasar tradisional seringkali kesulitan untuk bersaing dalam hal harga karena struktur biaya yang lebih tinggi.

Banyak pasar tradisional yang masih mempertahankan cara pengelolaan yang konvensional, sehingga kurang menarik bagi konsumen modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun