Fenomena yang terjadi di sekitar Uniga dan Merjosari merupakan cerminan dari perubahan lanskap ekonomi yang semakin kompetitif, khususnya di sektor pangan. Munculnya usaha-usaha mikro yang menawarkan produk segar dengan harga terjangkau telah memberikan tantangan serius bagi keberadaan pasar tradisional.
Usaha-usaha mikro ini sangat memahami kebutuhan konsumen, terutama ibu rumah tangga yang mencari produk segar, berkualitas, dan harga terjangkau. Mereka berhasil menjembatani gap antara produksi dan konsumsi dengan lebih efektif.
Dengan menjalin kerjasama langsung dengan produsen, usaha-usaha mikro dapat memangkas biaya operasional dan menawarkan harga yang lebih kompetitif. Ini memungkinkan mereka untuk mencapai margin keuntungan yang lebih baik meskipun menjual produk dengan harga murah.
Penggunaan media sosial dan promosi dari mulut ke mulut menjadi alat pemasaran yang efektif bagi usaha-usaha mikro. Testimoni positif dari pelanggan menjadi faktor penting dalam menarik konsumen baru.
Usaha-usaha mikro ini sangat adaptif terhadap perubahan pasar. Mereka cepat merespon tren konsumen dan melakukan penyesuaian produk atau layanan yang ditawarkan.
Dampak bagi pasar tradisional
Semakin banyaknya konsumen yang beralih ke usaha-usaha mikro menyebabkan penurunan jumlah pengunjung di pasar tradisional.
Pasar tradisional seringkali kesulitan untuk bersaing dalam hal harga karena struktur biaya yang lebih tinggi.
Banyak pasar tradisional yang masih mempertahankan cara pengelolaan yang konvensional, sehingga kurang menarik bagi konsumen modern.