Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM dan HUT RI Ke-79 di Kota Malang

19 Agustus 2024   16:48 Diperbarui: 19 Agustus 2024   16:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abah Anton berfoto bersama Warga Tlogomas. (Sumber : malangposcomedia.id).

UMKM dan HUT RI Ke-79 di Kota Malang

Momentum peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi sarana untuk memperkuat silaturahmi dan kekompakan warga setiap Kecamatan di kota Malang. Warga Merjosari misalnya, tak ada satu pun RW yang melepaskan acara yang boleh dikata adalah Pesta Rakyat itu. Bahkan sejak awal Agustus sudah ada bermacam perlombaan seperti tarik tambang, makan krupuk dll. Juga tak ketinggalan semacam pasar malam dimana ada stand buat warga untuk  menjual kreasinya, ntah itu makanan kecil atau hasil kerajinan tangan. Pendeknya semuanya melambangkan Hari Kemerdekaan RI Ke-79. Ajang itu menjadi semacam media komunikasi buat rakyat.

Kelurahan Tlogomas yang berdekatan dengan Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang pada Sabtu (17/8), warganya bersama-sama mengikuti upacara peringatan detik-detik Proklamasi HUT ke-79 Kemerdekaan RI di sepanjang Jalan Tlogo Indah dan Jln Merjosari. Kantor Kelurahan tentu yang utama, menyusul RW-RW di  dalam wilayahnya. Terkabar Abah Anton mantan Walikota Malang yang bakal nyalon lagi tahun 2024 ini bahkan menyatu dengan warga merayakan detik-detik proklamasi itu, dimana Abah Anton bertindak selaku Inspektur Upacara.

Sumber Sayur Segar Jaya, Merjosari, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.
Sumber Sayur Segar Jaya, Merjosari, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Itulah kelebihan kota Malang dibandingkan daerah-daerah lain di negeri ini. Semangat kemerdekaan ordinary people disini luarbiasa, tak mengenal kasta. Semua bersatu dalam satu semangat yang tak pernah padam yaitu semangat kebangsaan dan persatuan Indonesia yang tak pernah lekang oleh zaman.

Yang unik di tengah ramai-ramai pesta rakyat itu, ada satu sudut dekat Uniga tak jauh dari Kantor Kelurahan Merjosari yang tak kalah ramainya begitu dinihari dimulai, yaitu antrian ayam potong yang luarbiasa, dan persis di depan ayam potong itu juga ada usaha agro yang luarbiasa pengunjungnya. Dan lurus 500 meter dari situ ada satu tukang kue pagi yang juga ramai luarbiasa pengunjungnya. Disini tersedia aneka kue buatan UMKM lokal yang luarbiasa kreatif. Siapa yang tak kenal Arem-Arem Mbak Nuril yang sepotongnya hanya dipatok Rp 3.000, juga ada bolu tape, ada ketan panggang isi daging ayam. Pendeknya apapun kita cari sejauh itu kue-kuean, pasti ada disitu, dan harganya tak semahal di kompleks kita.

Salut kepada ayam segar dari Tumpang yang buka outlet dekat kampus Uniga itu. 1 Kg ayam potong itu hanya dijual Rp 25.000. Begitu juga telur yang gede-gede dijual hanya Rp 25.000 per Kg. Begitu fajar menyingsing, outlet itu sudah buka. Kaum Ibu yang mengantri ya ampun panjangnya. Motor parkir sepanjang jalan.

Ayam Potong Tumpang, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Ayam Potong Tumpang, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Tak kalah dengannya adalah Sumber Sayur Segar Jaya, persis di depan ayam potong itu. Kl 500 meter dari situ sebetulnya adalah Pasar Tradisional Dinoyo. Tapi boleh dikata pasar tradisional itu tak berdaya bersaing dengan Sayur Segar Jaya. Karena harga yang dipatok disini sesuai dengan ekspektasi kaum Ibu, yi murah terjangkau dan berkualitas. Coba Pisang Ambon Hijau hanya dipatok Rp 12.000 saja, lebih besar sisirnya hanya Rp 20.000 saja. Begitu juga dengan cabai dan sayur mayur. Lengkap. Konon seorang Ibu yang belanja Rp 50 ribuan. Itu sudah bisa untuk stock 3 hari di rumah.

Fenomena pasar tradisional Vs usaha mikro

Fenomena yang terjadi di sekitar Uniga dan Merjosari merupakan cerminan dari perubahan lanskap ekonomi yang semakin kompetitif, khususnya di sektor pangan. Munculnya usaha-usaha mikro yang menawarkan produk segar dengan harga terjangkau telah memberikan tantangan serius bagi keberadaan pasar tradisional.

Usaha-usaha mikro ini sangat memahami kebutuhan konsumen, terutama ibu rumah tangga yang mencari produk segar, berkualitas, dan harga terjangkau. Mereka berhasil menjembatani gap antara produksi dan konsumsi dengan lebih efektif.

Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Dengan menjalin kerjasama langsung dengan produsen, usaha-usaha mikro dapat memangkas biaya operasional dan menawarkan harga yang lebih kompetitif. Ini memungkinkan mereka untuk mencapai margin keuntungan yang lebih baik meskipun menjual produk dengan harga murah.

Penggunaan media sosial dan promosi dari mulut ke mulut menjadi alat pemasaran yang efektif bagi usaha-usaha mikro. Testimoni positif dari pelanggan menjadi faktor penting dalam menarik konsumen baru.

Usaha-usaha mikro ini sangat adaptif terhadap perubahan pasar. Mereka cepat merespon tren konsumen dan melakukan penyesuaian produk atau layanan yang ditawarkan.

Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Antrian kue di Lapak Kue Taman Singha, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Dampak bagi pasar tradisional

Semakin banyaknya konsumen yang beralih ke usaha-usaha mikro menyebabkan penurunan jumlah pengunjung di pasar tradisional.

Pasar tradisional seringkali kesulitan untuk bersaing dalam hal harga karena struktur biaya yang lebih tinggi.

Banyak pasar tradisional yang masih mempertahankan cara pengelolaan yang konvensional, sehingga kurang menarik bagi konsumen modern.

Strategi untuk pasar tradisional

Pasar tradisional perlu melakukan modernisasi, seperti perbaikan infrastruktur, penataan lapak, dan penerapan sistem pembayaran elektronik.

Selain menjual produk segar, pasar tradisional dapat menawarkan produk olahan, makanan siap saji, atau bahkan jasa seperti pengiriman.

Pelayanan yang ramah, bersih, dan cepat menjadi faktor penting untuk menarik konsumen.

Pasar tradisional dapat bekerjasama dengan UMKM lokal untuk menyediakan produk-produk unik dan menarik.

Pasar tradisional perlu memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produk dan menarik konsumen muda.

Implikasi

Fenomena ini memiliki implikasi yang lebih luas bagi perekonomian Indonesia. Di satu sisi, munculnya usaha-usaha mikro menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing produk lokal. Di sisi lain, keberadaan pasar tradisional yang semakin terpinggirkan dapat mengancam keberlangsungan mata pencaharian banyak pedagang.

Fenomena serupa juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, di kota-kota besar, banyak muncul pasar organik yang menawarkan produk-produk pertanian segar dan bebas pestisida. Pasar-pasar ini berhasil menarik minat konsumen kelas menengah atas yang peduli dengan kesehatan dan lingkungan.

Persaingan antara pasar tradisional dan usaha-usaha mikro merupakan dinamika yang tak terhindarkan dalam perekonomian modern. Untuk bertahan dan berkembang, kedua pihak perlu melakukan adaptasi dan inovasi. Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi kedua sektor ini.

Dengan analisis terurai di atas, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dinamika pasar dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Saya pikir Walikota Malang terpilih nanti ntah itu Abah Anton atau siapapun yang dapat melihat fenomena menarik ini dan mau urun rembug dengan wong cilik untuk menyempurnakan pengembangan UMKM di kota Malang. Dia akan mendapat tempat di hati wong cilik sekota Malang.

Joyogrand, Malang, Mon', August 19, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun