Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berkeliling Dunialah Setelah Anak-anak Lulus Literasi Keuangan

15 Agustus 2024   18:44 Diperbarui: 15 Agustus 2024   18:52 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sisi Budaya sebagai Pendorong

Gotongroyong. Nilai gotongroyong dapat menjadi dasar yang kuat untuk membangun berbagai bentuk koperasi atau kelompok simpan pinjam. Melalui mekanisme ini, masyarakat dapat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan finansial.

Hemat. Budaya hemat yang masih kuat di beberapa daerah di Indonesia dapat menjadi fondasi yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan menabung.

Hormat pada orangtua. Nilai ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong orangtua memberikan pendidikan keuangan kepada anak-anak mereka sejak dini.

Keluarga besar. Keluarga besar dapat menjadi sumber dukungan sosial yang kuat dalam mengelola keuangan. Saling berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang keuangan dalam keluarga besar dapat meningkatkan literasi keuangan secara keseluruhan.

Mengoptimalkan sisi positif budaya

Adaptasi konsep keuangan ke dalam nilai budaya. Konsep-konsep keuangan seperti investasi dan perencanaan masa depan dapat dikaitkan dengan nilai-nilai budaya yang sudah ada. Misalnya, investasi dapat dijelaskan sebagai bentuk gotongroyong jangka panjang untuk masa depan keluarga.

Pemberdayaan tokoh masyarakat. Tokoh agama, adat, dan tokoh masyarakat lainnya dapat menjadi duta literasi keuangan yang efektif. Mereka dapat menyampaikan pesan tentang pentingnya literasi keuangan dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat.

Pemanfaatan media tradisional. Selain media modern, media tradisional seperti wayang, ludruk, atau dongeng dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tentang literasi keuangan.

Program literasi keuangan yang inklusif. Program literasi keuangan harus dirancang dengan mempertimbangkan keragaman budaya di Indonesia. Materi dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.

Contoh konkret implementasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun