Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pasca Haniyeh Israel Semakin Mendekati Kepala Ular di Teheran

31 Juli 2024   18:16 Diperbarui: 31 Juli 2024   18:16 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca Haniyeh Israel Semakin Mendekati Kepala Ular di Teheran

Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, telah tewas akibat serangan udara di Teheran pada dini hari Rabu pagi, beberapa jam setelah Israel mengklaim telah membunuh Fuad Shukr seorang komandan tinggi Hizbullah di Beirut.

Berbagai media dunia mengutip Hamas yang menyalahkan Israel atas kematian Haniyeh, yang oleh seorang pejabat digambarkan sebagai "eskalasi serius". Hamas mengatakan Haniyeh menjadi sasaran di "kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran".

Pembunuhan ganda tersebut merupakan pukulan berat bagi Hamas dan Hizbullah, tetapi juga meningkatkan pertaruhan bagi Iran, yang mendukung kedua kelompok tersebut. Pembunuhan kedua petinggi proksi itu memicu kekhawatiran perang di Gaza dapat berubah menjadi konflik regional yang lebih luas.

Dewan keamanan tinggi Iran bertemu pada Rabu pagi untuk membahas tanggapan negara terhadap pembunuhan itu, demikian laporan Reuters.

Militer Israel menolak berkomentar mengenai kematian Haniyeh. Israel telah bersumpah untuk membunuh semua pemimpin Hamas setelah serangan 7 Oktober dan badan intelijennya memiliki sejarah melakukan serangan rahasia di dalam wilayah Iran, yang sebagian besar menargetkan ilmuwan nuklir Iran.

Pembunuhan Haniyeh adalah "eskalasi serius yang tidak akan mencapai tujuannya", kata petinggi Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.

Pembunuhan para pemimpin Hamas di masa lalu sudah cukup banyak, termasuk mentor Haniyeh, Ahmed Yassin pada tahun 2004, dan Haniyeh tidak memimpin operasi lapangan di Gaza, setelah meninggalkan pengasingannya pada tahun 2019.

Pejuang Hamas di Gaza dipimpin oleh Yahya Sinwar, yang diduga dalang serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 250 lainnya disandera.

Para pejabat AS selama berbulan-bulan telah memimpin upaya diplomatik global untuk mencegah perang di Gaza meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas, bahkan lebih berbahaya. Belum lama ini AS mendorong setidaknya gencatan senjata sementara dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, dimana perang Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan hampir 40.000 warga Arab-Palestina dan melukai lebih dari 90.000 orang, versi otoritas kesehatan di Gaza.

Direktur CIA Bill Burns berada di Roma pada hari Minggu untuk menghadiri serangkaian pembicaraan dengan pejabat dari Israel, Qatar dan Mesir, negosiasi tersebut kemungkinan menjadi kacau akibat serangan semalam.

Rusia dan Turki mengutuk pembunuhan Haniyeh, dengan Moskow menggambarkannya sebagai "pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima", mengutip kantor berita Tass.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengutuk pembunuhan Haniyeh, menyebutnya sebagai "tindakan pengecut dan perkembangan berbahaya", menurut AP, dan faksi-faksi nasional dan Islam Arab-Palestina menyerukan pemogokan umum dan demonstrasi massa.

IDF tentara pertahanan Israel mengatakan sedang menilai situasi, tetapi kebijakan pertahanan dalam negeri yang meminta warga negara untuk bersiap menghadapi potensi serangan belum diubah. Wilayah udara di bagian utara Israel ditutup sepenuhnya kecuali untuk penerbangan darurat, mengutip media lokal seperti Jerusalem Post, TOI dll.

Dinamika Hamas dan Israel

Situasi terkini di Timur Tengah sangat kompleks dan berpotensi meningkatkan ketegangan regional.

Pembunuhan ini merupakan eskalasi serius dalam konflik antara Hamas dan Israel. Haniyeh adalah pemimpin politik terkemuka Hamas, dan kematiannya diperkirakan akan memicu reaksi keras dari kelompok tersebut. Hamas menuduh Israel bertanggungjawab, meskipun Israel belum memberikan komentar resmi, mereka memiliki sejarah operasi rahasia terhadap tokoh-tokoh Hamas.

Dengan hilangnya Haniyeh, struktur kepemimpinan Hamas dapat mengalami gangguan sementara, tetapi kelompok ini telah menunjukkan kemampuan untuk bangkit kembali dari kehilangan pemimpin sebelumnya, seperti ketika Sheikh Ahmed Yassin terbunuh pada tahun 2004. Hilangnya Haniyeh dapat memicu serangan balasan dan memperkuat semangat perlawanan di antara anggotanya.

Poros perlawanan

Iran telah menjadi pendukung utama bagi Hamas, Hizbullah dan Houthi. Pembunuhan Haniyeh di Teheran menyoroti ketegangan yang ada antara Iran dan Israel. Iran akan merespons melalui saluran diplomatik dan kemungkinan besar akan meningkatkan dukungannya kepada kelompok-kelompok tersebut sebagai bentuk pembalasan.

Pembunuhan komandan tinggi Hizbullah di Beirut meningkatkan tekanan pada kelompok ini dan dapat memicu respons militer yang lebih besar di wilayah tersebut. Hizbullah memiliki hubungan kuat dengan Iran, dan perkembangan ini dapat memperdalam kerjasama antara keduanya.

Reaksi Internasional

Reaksi dari berbagai negara, termasuk Rusia, Turki, dan Arab-Palestina, menunjukkan kekhawatiran mendalam tentang eskalasi ini. Rusia dan Turki telah mengutuk tindakan tersebut sebagai pembunuhan politik, dan Arab-Palestina menyerukan aksi protes.

Amerika Serikat berusaha untuk mencegah konflik regional yang lebih luas. Pernyataan dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin bahwa perang yang lebih luas "bukannya tidak dapat dihindari" menunjukkan niat untuk meredakan ketegangan melalui diplomasi. Namun, kemampuan untuk mencapai hasil damai sangatlah terbatas mengingat situasi yang sangat tegang.

Implikasi Regional

Pembunuhan ini dapat meningkatkan kemungkinan konflik regional yang lebih luas, mengingat ketegangan yang sudah ada di wilayah tersebut. Negara-negara tetangga, seperti Lebanon dan Suriah, dapat terlibat secara tidak langsung jika ketegangan meningkat.

Konflik ini telah mengakibatkan korban sipil yang signifikan, terutama di Gaza. Jumlah korban jiwa yang tinggi dan kondisi kemanusiaan yang memburuk menambah tekanan internasional untuk mencari solusi damai.

Tindakan Keamanan Israel

Israel telah menutup wilayah udara di utara negara tersebut sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi serangan balasan. Ini menunjukkan kesiapsiagaan tinggi dan kekhawatiran tentang serangan lebih lanjut dari musuh regional.

Pemerintah Israel akan meningkatkan kebijakan pertahanan dalam negeri, yang dapat mencakup mobilisasi militer tambahan dan pembatasan lebih lanjut pada pergerakan warga sipil di daerah-daerah tertentu.

Situasi di Timur Tengah saat ini sangat fluktuatif dengan potensi konflik yang dapat menyebar melampaui perbatasan nasional. Perkembangan terbaru menyoroti pentingnya diplomasi dan upaya internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat menyebabkan perang yang lebih luas. Dengan berbagai kepentingan dan aliansi di kawasan tersebut, langkah selanjutnya dari masing-masing aktor utama akan sangat menentukan arah masa depan konflik ini.

Strategi menangkap kepala Ular

Ada pendapat di kalangan militer untuk mengatasi poros perlawanan yang serba teror di middle-east, bahwa untuk menuntaskan misi, kepala ular bagaimanapun haruslah ditangkap dan dijinakkan terlebih dahulu. Masalahnya kepala ular dimaksud hanya ada di Iran yi Ayatolllah Khamenei. Haniyeh dan Fuad Shakur bukanlah kepala ular.

Ide militer yang "out of the box" ini, yaitu "memotong kepala ular" dengan menargetkan pemimpin tertinggi Iran, adalah pandangan ekstrim dalam strategi militer yang bertujuan untuk mengakhiri dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok seperti Hamas, Hizbullah, Houthi dll. Operasi semacam ini dipastikan berisiko tinggi. Tapi kalau memang ini opsi terakhir, mengapa tidak, kilah sejumlah Achilles di kemiliteran Israel.

Secara teori, Israel memiliki kemampuan intelijen dan militer untuk melakukan operasi yang sangat rumit, termasuk serangan terhadap pemimpin tinggi seperti Ayatollah Khamenei.

Menyerang target seperti Ayatollah Khamenei tentu membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan pengumpulan intelijen yang akurat. Pertahanan dan keamanan di sekitar pemimpin tertinggi Iran sangatlah ketat, membuat operasi semacam itu sangat berisiko dan sulit untuk berhasil tanpa jejak, tapi cukup menggairahkan bagi segelintir Achilles di kemiliteran Isradel dan AS.

Implikasi Regional dan Global

Menyerang pemimpin tertinggi Iran akan dipandang sebagai deklarasi perang langsung oleh Iran. Respon Iran dapat mencakup serangan balasan terhadap Israel, baik melalui kekuatan militer langsung maupun melalui proksi seperti Hizbullah dan kelompok lainnya di kawasan.

Serangan semacam itu dapat memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah, melibatkan berbagai negara dan aktor non-negara. Ini bisa mencakup eskalasi kekerasan di Lebanon, Suriah, Irak, dan bahkan kemungkinan konfrontasi dengan kekuatan besar seperti Rusia yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut.

Serangan terhadap Ayatollah Khamenei dapat menarik perhatian internasional yang luas dan dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar minyak global serta dampak ekonomi lainnya. Reaksi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa akan sangat penting dalam menentukan respons internasional.

Tantangan dan Risiko

Alih-alih mencapai kedamaian kawasan, serangan semacam ini justeru akan meningkatkan ketegangan dan kekerasan di kawasan. Ini bisa memicu perang yang lebih luas dan menghancurkan, dengan dampak kemanusiaan yang besar.

Serangan terhadap pemimpin negara berdaulat dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional, dan Israel mungkin menghadapi kritik serta sanksi dari komunitas internasional.

Israel harus mempertimbangkan dampak terhadap keamanan dalam negerinya sendiri, mengingat potensi serangan balasan dari Iran dan kelompok proksi yang dapat menargetkan warga sipil dan infrastruktur penting.

Alternatif Diplomasi

Sebaliknya, pendekatan diplomatik yang lebih terukur mungkin lebih efektif dalam jangka panjang. Upaya internasional untuk menengahi perdamaian dan menurunkan ketegangan di kawasan harus diintensifkan.

Menggunakan sanksi ekonomi dan tekanan politik internasional untuk mengisolasi Iran dan memaksa perubahan kebijakan bisa menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan aksi militer langsung.

Membangun kerjasama dengan negara-negara Arab lainnya untuk mengisolasi Iran dan mendukung upaya perdamaian dapat menjadi strategi yang lebih efektif.

Menargetkan Ayatollah Khamenei sebagai cara untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah adalah langkah yang sangat berisiko dan penuh tantangan. Meskipun mungkin ada beberapa pendukung strategi semacam ini, kemungkinan besar hasilnya akan menjadi lebih banyak ketidakstabilan dan konflik. Diplomasi, sanksi, dan kerjasama regional sekurangnya menawarkan jalan yang lebih realistis dan berkelanjutan menuju perdamaian.

Lihat :

https://www.theguardian.com/world/article/2024/jul/31/hamas-leader-ismail-haniyeh-death-raid-iran-home-israel-gaza-war#img-1

https://www.reuters.com/world/middle-east/hamas-chief-ismail-haniyeh-killed-iran-hamas-says-statement-2024-07-31/

https://www.news18.com/world/hamas-political-chief-top-hezbollah-commander-killed-how-assassination-bid-unfolded-8984781.html

Joyogrand, Malang, Wed', July 31, 2024. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun