Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kudatuli 1996 Belum Bisa Final Sebagai Hari Kelam Nasional

29 Juli 2024   18:49 Diperbarui: 29 Juli 2024   18:49 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah bisa saja memberikan dukungan simbolis terhadap upaya pengakuan ini, misalnya dengan mengeluarkan pernyataan resmi atau memfasilitasi diskusi lebih lanjut mengenai hal tersebut, misalnya mempromosikan rekonsiliasi nasional yang lebih luas, termasuk langkah-langkah non-formal untuk mengakui penderitaan korban Kudatuli; melakukan dialog dengan pihak militer dan partai politik untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak, terutama dalam menjelang transisi kekuasaan.

Kemungkinan Jokowi mengakomodasi permintaan PDIP terkait pengakuan Kudatuli sebagai pelanggaran HAM berat sangat dipengaruhi oleh berbagai dinamika politik dan pertimbangan sensitivitas terhadap peralihan kekuasaan ke Prabowo. Meski ada tekanan dari PDIP, pemerintah perlu menyeimbangkan berbagai kepentingan politik dan menjaga stabilitas nasional. Langkah konkret untuk mengakui Kudatuli mungkin tidak akan dilakukan secara penuh dalam jangka pendek, namun pemerintah bisa mengambil langkah simbolis atau mendukung inisiatif rekonsiliasi yang lebih luas.

Keputusan ini akan sangat tergantung pada bagaimana pemerintah dapat mengelola hubungan dengan berbagai pihak yang terlibat dan merespons tuntutan publik untuk penegakan HAM dan keadilan sejarah. Pengakuan ini, jikapun harus dilakukan, harus dirancang secara hati-hati untuk meminimalkan risiko konflik dan polarisasi lebih lanjut.

Apa boleh buat, Kudatuli 1996 belum bisa difinalkan sebagai Hari Kelam Nasional menuju fajar nan cerah di negeri nyiur melambai ini.

Joyogrand, Malang, Mon', July 29, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun