Setelah diselamatkan Tuhan dari percobaan pembunuhan belum lama ini dalam kampanye kepresidenannya di Pennsylvania, Donald Trump telah memilih James David (JD) Vance sebagai calon Wakil Presiden untuk pemilihan presiden dari Partai Republik.
Banyak orang Amerika yang tahu Vance memiliki pandangan yang sangat skeptis terhadap dukungan AS untuk Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.Â
Vance misalnya mendukung negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina, dengan Donald Trump bersedia terlibat langsung dalam dialog tanpa perantara. Dia percaya fokus AS harus beralih dari konflik di Ukraina ke ancaman yang lebih besar, yaitu China.
Vance menganggap dukungan finansial dan militer AS untuk Ukraina terlalu mahal dan tidak dapat dibenarkan. Dia meragukan kemungkinan Ukraina untuk mendapatkan kembali wilayah yang hilang sejak tahun 1991. Vance dan para republikan lainnya telah aktif dalam upaya memblokir undang-undang yang akan meningkatkan bantuan ke Ukraina.
Vance menyatakan AS perlu merevisi kebijakan dukungannya terhadap Kyiv. Dia mengkritik pemerintahan Joseph Biden karena tidak mau berunding dengan Rusia dan meragukan kemampuan Barat untuk memproduksi senjata yang cukup untuk memungkinkan kemenangan Ukraina.
Bahkan jauh sebelumnya Vance pernah menyatakan ketidakpeduliannya terhadap apa yang terjadi di Ukraina. Ini jelas menunjukkan sikap yang sangat skeptis terhadap keterlibatan Amerika dalam konflik tersebut.
Pandangan ini menunjukkan perbedaan signifikan dari pendekatan saat ini yang diambil oleh pemerintahan Biden dan banyak sekutu Barat lainnya yang mendukung Ukraina dalam melawan agresi Rusia.
Pendekatan Trump-Vance lebih menekankan pada diplomasi langsung dan pengurangan keterlibatan AS dalam konflik luar negeri yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan nasional utama, seperti ancaman dari China.
Konsekuensi dari kebijakan AS di masa mendatang bisa beragam tentunya, khususnya potensi perubahan dalam hubungan internasional AS, dampak pada aliansi NATO, dan dinamika kekuatan global antara AS, Rusia, dan China.
Middle-East
Tentang konflik Gaza, masalah Iran, dan kebijakan luar negeri AS, Trump-Vance terkesan bersikap tegas dan pragmatis dalam menangani isu-isu internasional, terkhusus di kawasan middle-east.
Vance menganggap perang di Gaza harus diakhiri secepat mungkin untuk memungkinkan Israel dan negara-negara Arab Sunni membentuk front persatuan melawan Iran. Vance lebih memilih pendekatan strategis dalam memprioritaskan aliansi yang dapat menahan kekuatan Iran di kawasan Timur Tengah.
Vance mengkritik serangan AS terhadap proksi Iran sebagai tindakan yang lemah. Dia mendukung tindakan yang lebih tegas dan signifikan jika AS memutuskan untuk menyerang Iran.Â
Ini sejalan dengan doktrin kebijakan luar negeri Trump yang menekankan penggunaan kekuatan militer yang besar jika diperlukan, misalnya memukul habis Houthi di Yaman, agar pelayaran di Laut Merah aman sesuai kepentingan AS.
Di bawah kepemimpinan Biden, AS terlihat lemah dan tidak efektif. Vance membandingkan tindakan Biden dengan tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyerang Ukraina dengan keras. Sebagai mantan marinir, Vance sangat menghargai strategi militer yang lebih agresif dan langsung.
Ada kekhawatiran produksi rudal Patriot untuk Ukraina dapat mengurangi ketersediaan senjata tersebut untuk Taiwan jika terjadi invasi China. Ini menunjukkan keprihatinan Vance terhadap keseimbangan kekuatan di kawasan Asia-Pasifik dan kesiapan AS untuk menghadapi ancaman China, meski AS belum lama ini telah mengirimkan kapal induknya ke perairan Jepang.
Salah satu elemen terpenting dari doktrin Trump adalah untuk tidak mengerahkan pasukan Amerika, kecuali benar-benar diperlukan, tetapi ketika melakukannya, harus dengan serangan yang besar, tegas dan melumpuhkan. Pandangan ini menekankan pada penggunaan kekuatan yang efektif dan efisien, bukan pada keterlibatan militer yang berkepanjangan dan mahal.
Duo Trump-Vance tampaknya mengedepankan pendekatan yang lebih pragmatis dan fokus pada kekuatan dan efisiensi dalam kebijakan luar negeri. Pendekatan ini berbeda dari kebijakan pemerintahan saat ini, yang lebih mengutamakan diplomasi dan aliansi internasional yang kuat. Berbeda dengan Vance yang berkeyakinan AS perlu menunjukkan kekuatan yang lebih tegas dalam menghadapi ancaman global dan menjaga kepentingan strategisnya.
Anti-China dan Pro-Rusia
Strategi politik JD Vance, terutama dalam konteks kebijakan luar negeri AS terhadap China dan Rusia, mencerminkan pergeseran signifikan dalam pendekatan tradisional AS. JD Vance merupakan salah satu politikus AS yang paling anti-China. Dia melihat China sebagai ancaman terbesar bagi kepentingan nasional AS.
Vance mendukung aliansi dengan Rusia sebagai strategi untuk membendung pengaruh China. Meskipun ini merupakan keputusan yang terlambat, strategi ini dapat memberikan keuntungan signifikan bagi Rusia dalam negosiasi dengan China, terutama terkait bahan baku.
Pengaruh Vance dalam Pemerintahan Trump
Jika Donald Trump menang dalam pemilihan presiden berikutnya, Vance, sebagai Wakil Presiden, akan memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebijakan luar negeri AS.
Trump memilih Vance sebagai calon Wakil Presiden menunjukkan kepercayaan pada kemampuan dan pandangan Vance, serta menyiapkan dia sebagai penerus yang potensial untuk pemilihan presiden 2028.
Keuntungan dan risiko Aliansi dengan Rusia
Aliansi dengan Rusia dapat memberikan keuntungan taktis dalam menghadapi China. Rusia dapat menjadi mitra strategis dalam mengimbangi kekuatan ekonomi dan militer China.
Namun, aliansi ini juga membawa risiko, termasuk potensi ketidakstabilan dalam hubungan AS dengan sekutu tradisionalnya di Eropa dan NATO, yang melihat Rusia sebagai ancaman utama.
Pandangan Vance adalah pendekatan yang lebih pragmatis dan realistis dalam kebijakan luar negeri. Ia fokus pada kepentingan strategis jangka panjang dan keseimbangan kekuatan global.
Kebijakan ini juga menunjukkan pergeseran dari pendekatan yang lebih idealis dan berbasis nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia, yang sering menjadi dasar kebijakan luar negeri AS di masa lalu.
Implikasi untuk Pemilu 2028
Jika Trump menang dan Vance menjabat sebagai Wakil Presiden, Vance akan berada dalam posisi yang kuat untuk menjadi calon presiden Partai Republik pada 2028.
Pengalaman dan pengaruhnya dalam pemerintahan Trump akan memberikan basis yang kuat untuk kampanye presiden di masa yad, terutama jika kebijakan yang dia dukung terbukti efektif dalam menghadapi tantangan global.
Secara keseluruhan, pemilihan JD Vance sebagai calon Wakil Presiden oleh Donald Trump menunjukkan pergeseran signifikan dalam strategi politik dan kebijakan luar negeri Partai Republik.Â
Fokus yang lebih besar pada ancaman China, serta potensi aliansi dengan Rusia, mencerminkan adaptasi terhadap realitas geopolitik yang berubah dan upaya untuk menjaga kepentingan strategis AS di dunia yang semakin multipolar.
Joyogrand, Malang, Wed', July 17, 2024.
Lihat:
https://english.pravda.ru/world/160062-trump-vance-china/
https://www.bbc.com/news/articles/c727zvgvv8ko
https://www.theguardian.com/us-news/article/2024/jul/17/trump-jd-vance-vp-ukraine
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H