Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merespon Kaum Agnostik

2 Juli 2024   19:02 Diperbarui: 2 Juli 2024   19:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memohon kepada sang Pencipta. (Sumber: hukumonline.com)

Benar dalam perjalanan waktu agama tak jarang disalahgunakan untuk kepentingan politik, ekonomi, bahkan kekerasan. Inilah salah satu persoalan yang memicu persepsi negatif terhadap agama dan keraguan terhadap nilai-nilainya.

Pengalaman hidup yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan pun bisa memicu keraguan terhadap keberadaan Tuhan yang maha pengasih dan penyayang. Pertanyaan tentang mengapa Tuhan membiarkan penderitaan terjadi menjadi pertanyaan eksistensial yang mendalam.

Budaya sekuler yang berkembang di era modern, yang fokus pada sains dan rasionalitas, harus diakui telah menggeser nilai-nilai spiritual dan keyakinan terhadap Tuhan. Terbukti semakin maju suatu negara maka akan semakin kosong pula tempat-tempat ibadah. Lihat Eropa, AS dan Jepang.

Kendati demikian, terdapat berbagai argumen yang dapat membantu memperkuat keyakinan terhadap Tuhan Yang Mahaesa misalnya alam semesta yang luas dan teratur, dengan hukum fisika dan kimia yang presisi, menunjukkan adanya Pencipta yang Mahakuasa dan Supercerdas; kemampuan manusia untuk membedakan baik dan buruk, rasa cinta dan kasih sayang, menunjukkan adanya Pencipta yang menanamkan nilai-nilai moral dalam diri manusia; banyak orang yang mengalami momen spiritual yang mendalam, seperti merasakan kedamaian, kebahagiaan, dan rasa cinta yang luarbiasa, yang mereka yakini sebagai bukti keberadaan Tuhan; berbagai agama memiliki kitab suci dan peninggalan arkeologi yang menceritakan kisah penciptaan dan keberadaan Tuhan; kisah dan pengalaman orang lain yang memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan dapat menjadi sumber inspirasi dan penguatan iman.

Keyakinan terhadap Tuhan Yang Mahaesa bukan hanya tentang dogma dan ritual, tapi juga tentang bagaimana kita menjalani kehidupan.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat iman seperti:memperdalam pengetahuan tentang agama dan keyakinan yang dianut dapat membantu memahami esensi ajaran dan memperkuat iman; ibadah dan meditasi dapat membantu menenangkan hati, menumbuhkan rasa syukur, dan memperkuat koneksi dengan Tuhan; menerapkan nilai-nilai moral seperti kasih sayang, kejujuran, dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud nyata dari keimanan; bergaul dengan orang-orang yang memiliki keyakinan serupa dapat memberikan dukungan dan motivasi dalam menjalani kehidupan beriman; tak perlu ragu untuk mencari jawaban atas pertanyaan dan keraguan tentang Tuhan. Diskusi dengan pemuka agama, membaca buku, atau mengikuti kajian keagamaan dapat membantu memperluas wawasan dan memperkuat iman.

Keraguan terhadap Tuhan Yang Mahaesa adalah hal yang wajar dalam perjalanan spiritual manusia. Namun, dengan terus mencari pengetahuan, memperkuat iman, dan menjalani kehidupan yang bermoral, kita dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam keyakinan kita.

Pertanyaan tentang keberadaan Tuhan dan perbedaan keyakinan agama telah menjadi perdebatan filosofis dan teologis selama berabad-abad. Para pemikir dari berbagai latar belakang telah mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti apakah Tuhan itu ada? Jika ya, seperti apa sifat Tuhan? Apa hubungan antara Tuhan dan manusia? Apa peran agama dalam hidup manusia?

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang mudah atau memuaskan semua orang, karena setiap individu memiliki pengalaman dan keyakinan yang unik. Perbedaan budaya, tradisi, dan interpretasi teks suci juga turut menambah kompleksitas dalam memahami konsep Tuhan dan agama.

Fakta yang tak dapat kita ubah sementara ini bahwa terdapat berbagai keyakinan tentang Tuhan dan agama. Karenanya penting bagi kita untuk selalu menjunjung tinggi toleransi dan saling menghormati. Setiap individu berhak untuk memeluk keyakinannya masing-masing tanpa rasa takut akan diskriminasi atau persekusi. Sikap saling menghormati ini menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Bagi banyak orang, agama memberikan panduan moral dan etika yang membantu mereka menjalani kehidupan yang bermakna dan bermoral. Ajaran agama dapat menumbuhkan nilai-nilai seperti kasih sayang, kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu, agama juga dapat memberikan rasa komunitas dan dukungan bagi para pengikutnya, terutama di saat-saat sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun