Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melihat Perspektif Baru dari Tulisan CNA tentang Presiden Terpilih Prabowo

1 Juli 2024   18:13 Diperbarui: 1 Juli 2024   18:13 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo, Biantiningsih Djiwandono (kr), Maryani Ekowati (kn) dan  Hashim Djojohadikusumo. (Sumber : Instagram/prabowo via channelnewsasia.com)

Melihat Perspektif Baru dari Tulisan CNA tentang Presiden Terpilih Prabowo

CNA atau Channel News Asia edisi 29 Juni ybl merilis sebuah tulisan tentang kerajaan bisnis keluarga presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto yang disandarkan pada pandangan segelintir analis lokal.

Singkatnya artikel yang dirilis CNA tersebut adalah sebuah pandangan tentang kekhawatiran dan tantangan yang muncul terkait dengan pengaruh politik dan bisnis keluarga Prabowo Subianto, presiden terpilih Indonesia.

Poin-poin utama pandangan CNA

1. Ekspansi bisnis Hashim Djojohadikusumo

Hashim, adik bungsu Prabowo, memiliki ambisi besar untuk memperluas portofolio bisnisnya, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air di Kayan Cascade, Kalimantan Utara.

Proyek ini memiliki potensi untuk menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas 9.000 megawatt, yang diharapkan dapat mendukung kebutuhan listrik ibukota baru Indonesia, Nusantara.

Para analis mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan antara bisnis dan politik dalam keluarga Prabowo.

Yoes Kenawas, seorang pakar politik dinasti, memperingatkan campuran bisnis dan politik dapat menciptakan oligarki.

2. Dukungan Prabowo terhadap investasi Hashim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun