Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kajoetangan Oh Kajoetangan...

26 Juni 2024   18:40 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:58 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kajoetangan Oh Kajoetangan ....

Kajoetangan Heritages di pusat kota Malang sesungguhnya adalah sebuah kawasan yang kaya akan sejarah dan budaya.

Kajoetangan Heritages adalah bagian dari kawasan heritage di Malang yang menyimpan banyak bangunan bersejarah dari era kolonial Belanda.

Nama "Kajoetangan" berasal dari nama sebuah jalan utama di Malang yang menjadi pusat perdagangan pada masa itu. Kawasan ini menjadi saksi bisu perkembangan kota Malang sejak zaman kolonial hingga saat ini.

Banyak bangunan di kawasan ini memiliki arsitektur kolonial yang khas, seperti rumah-rumah tua, gereja, dan gedung-gedung pemerintahan. Beberapa bangunan penting di kawasan ini antara lain Gereja Bunda Hati Kudus Malang, Pasar Besar Malang, dan Hotel Splendid Inn.

Pemerintah kota Malang bersama dengan komunitas dan pecinta sejarah aktif dalam upaya pelestarian kawasan Kajoetangan. Mereka mengadakan berbagai kegiatan dan acara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya ini.

Ada juga program revitalisasi untuk memperbaiki dan memelihara bangunan-bangunan tua agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Para pengamen liar beraksi di trotoar Kajoetangan Heritages. Foto : Parlin Pakpahan.
Para pengamen liar beraksi di trotoar Kajoetangan Heritages. Foto : Parlin Pakpahan.

Kajoetangan Heritages menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan budaya, dan sering dijadikan tujuan wisata edukasi dan fotografi. 

Selain menikmati keindahan arsitektur, wisatawan juga bisa menemukan berbagai kuliner khas Malang di sekitar kawasan ini.

Berbagai kegiatan seni dan budaya sering diadakan di kawasan ini, seperti pameran seni, festival musik, dan pertunjukan teater jalanan. Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk hiburan, tetapi juga untuk memperkuat identitas budaya dan sejarah kawasan Kajoetangan.

Di sisi sebelahnya terdapat Kampoeng Heritage Kajoetangan, yaitu sebuah kampung wisata yang terletak di downtown Malang persis di belakang kawasan utama sepanjang Jalan Basuki Rahmat.

Kampung ini terdiri dari rumah-rumah bersejarah peninggalan Belanda yang telah direnovasi dan diubah menjadi berbagai macam tempat wisata, seperti kafe, restoran, toko souvenir, dan galeri seni.

Beberapa hal yang dapat dilakukan di Kampoeng Heritage Kajoetangan antara lain berfoto di berbagai spot foto instagramable; mencicipi kuliner khas Malang; berbelanja souvenir; menonton pertunjukan seni; mengikuti workshop; belajar tentang sejarah dan budaya Malang.

Jika berwisata kesini, kenakanlah pakaian yang nyaman dan alas kaki yang sesuai karena Anda akan banyak berjalan kaki; bawalah topi dan kacamata hitam jika Anda berkunjung pada siang hari; bawalah uang tunai karena tidak semua tempat menerima pembayaran dengan kartu; datanglah pada pagi atau sore hari untuk menghindari keramaian.

Cafe kekinian banyak bermunculan di Kajoetangan Heritages di tengah kesemrawutan sekarang. Foto : Parlin Pakpahan.
Cafe kekinian banyak bermunculan di Kajoetangan Heritages di tengah kesemrawutan sekarang. Foto : Parlin Pakpahan.

Itu cerita yang seharusnya. Tapi itulah, Kajoetangan oh Kajoetangan... karena setelah Walikota Sutiadji digantikan Pj Walikota sekarang Wahyu Hidayat pengembangan Kajoetangan Heritages yang menurut rencana akan diperlebar hingga Pecinan di area pasar besar dan alun-alun merdeka jadi mandeg.

Saya frequently mengunjungi kawasan utamanya di sepanjang Jalan Basuki Rachmat. Kini kawasan itu semakin dipadati pedagang kaki lima, sehingga bangku-bangku untuk santai di downtown kota sepanjang Jalan Basuki Rachmat praktis tak berfungsi, apalagi para pengamen liar banyak merajai trotoar sepanjang jalan kawasan utama itu.

Dan yang memprihatinkan adalah adalah Kampung Kajoetangan Heritages di 4 gang masuk dari arah kawasan utama jadi tak berfungsi lagi, karena mulut gang masuk dijejali manusia segala rupa yang membludak di kawasan utama.

Ini sangatlah disayangkan karena ketidaktegasan Pemkot Malang memberlakukan ketentuan dan kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah kota Cq Satpol PP.

Kampoeng Heritages Kajoetangan, yang dulu digadang-gadang sebagai ikon wisata heritage dan budaya di Kota Malang, kini terjebak dalam stagnasi. 

Perkembangannya yang pesat di bawah kepemimpinan Walikota Sutiadji seolah terhenti begitu saja sejak pergantian kepemimpinan ke Wahyu Hidayat. Hal ini tentu menjadi keprihatinan banyak pihak, mengingat potensi besar yang dimiliki kawasan ini.

Apakah pergantian kepemimpinan di tingkat kota yang bersifat sementara sekarang ini jadi trigger yang memicu perubahan arah kebijakan dan prioritas pembangunan.

Ini perlu dievaluasi mengapa proyek pengembangan Kajoetangan Heritages tidak lagi menjadi fokus utama Pemkot Malang di bawah kepemimpinan baru.

Jalanan macet trotoar macet. Itulah Kajoetangan Heritages sekarang. Foto : Parlin Pakpahan.
Jalanan macet trotoar macet. Itulah Kajoetangan Heritages sekarang. Foto : Parlin Pakpahan.

Apakah dana yang dialokasikan untuk pengembangan kawasan heritage tidak mencukupi atau bagaimana.

Pengembangan kawasan heritage membutuhkan kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat setempat. Kurangnya koordinasi antar pihak tentu akan menghambat kelancaran proses pengembangan.

Maraknya pedagang kaki lima liar di sepanjang Jalan Basuki Rachmat menjadi momok bagi Kampoeng Heritage Kajoetangan. Kehadiran mereka membuat kawasan ini terlihat kumuh dan semrawut, sehingga wisatawan enggan untuk berkunjung.

Kesemrawutan kawasan, khususnya pada hari Sabtu, mengakibatkan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Heritage Kajoetangan. Hal ini tentu berdampak negatif pada perekonomian masyarakat setempat yang bergantung pada sektor pariwisata.

Masyarakat setempat yang tadinya antusias dengan pengembangan Kampoeng Heritage Kajoetangan kini mulai merasa kecewa dan apatis. Dikhawatirkan hal ini dapat memicu munculnya konflik dan gejolak sosial di kemudian hari.

Jika stagnasi ini terus berlanjut, Kajoetangan Heritages dikhawatirkan akan kehilangan daya tariknya sebagai destinasi wisata. Hal ini tentu akan berakibat fatal bagi citra Kota Malang sebagai kota wisata.

Pemkot Malang perlu meninjau kembali rencana pengembangan Kajoetangan Heritages dan merumuskan konsep baru yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Konsep baru ini harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kebutuhan wisatawan, kondisi keuangan daerah, dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Pemkot Malang perlu meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan semua pihak terkait, seperti swasta, masyarakat setempat, dan akademisi. Hal ini penting agar semua pihak memiliki visi dan misi yang sama dalam mengembangkan Kajoetangan Heritages.

Kajoetangan Heritages yg kian berantakan. Foto : Parlin Pakpahan.
Kajoetangan Heritages yg kian berantakan. Foto : Parlin Pakpahan.

Juga teramat perlu menertibkan pedagang kaki lima liar di sepanjang Jalan Basuki Rachmat dengan cara yang humanis dan solutif.

Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan tempat berdagang yang lebih layak dan tertib, atau dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pedagang agar mereka dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik.

Pengembangan Kajoetangan Heritages bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi juga tanggungjawab kita sebagai masyarakat.

Kita perlu mendukung upaya pemerintah dengan menjaga kebersihan dan keindahan kawasan Kajoetangan Heritages, serta dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan vandalisme.

Bersama-sama, kita dapat mewujudkan Kajoetangan Heritages sebagai destinasi wisata heritage dan budaya yang digemari oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

Solusi Kreatif perlu dilakukan disini, misalnya mengapa tidak mengamankan pintu masuk dari kawasan utama ke Kampoeng Heritage Kajoetangan, karena kawasan antik inilah sebenarnya yang jadi unggulan sebelum kawasan utama dikembangkan dan kini menjadi berantakan karena salah urus.

Joyogrand, Malang, Wed', June 26, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun