Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kajoetangan Oh Kajoetangan...

26 Juni 2024   18:40 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:58 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pengamen liar beraksi di trotoar Kajoetangan Heritages. Foto : Parlin Pakpahan.

Berbagai kegiatan seni dan budaya sering diadakan di kawasan ini, seperti pameran seni, festival musik, dan pertunjukan teater jalanan. Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk hiburan, tetapi juga untuk memperkuat identitas budaya dan sejarah kawasan Kajoetangan.

Di sisi sebelahnya terdapat Kampoeng Heritage Kajoetangan, yaitu sebuah kampung wisata yang terletak di downtown Malang persis di belakang kawasan utama sepanjang Jalan Basuki Rahmat.

Kampung ini terdiri dari rumah-rumah bersejarah peninggalan Belanda yang telah direnovasi dan diubah menjadi berbagai macam tempat wisata, seperti kafe, restoran, toko souvenir, dan galeri seni.

Beberapa hal yang dapat dilakukan di Kampoeng Heritage Kajoetangan antara lain berfoto di berbagai spot foto instagramable; mencicipi kuliner khas Malang; berbelanja souvenir; menonton pertunjukan seni; mengikuti workshop; belajar tentang sejarah dan budaya Malang.

Jika berwisata kesini, kenakanlah pakaian yang nyaman dan alas kaki yang sesuai karena Anda akan banyak berjalan kaki; bawalah topi dan kacamata hitam jika Anda berkunjung pada siang hari; bawalah uang tunai karena tidak semua tempat menerima pembayaran dengan kartu; datanglah pada pagi atau sore hari untuk menghindari keramaian.

Cafe kekinian banyak bermunculan di Kajoetangan Heritages di tengah kesemrawutan sekarang. Foto : Parlin Pakpahan.
Cafe kekinian banyak bermunculan di Kajoetangan Heritages di tengah kesemrawutan sekarang. Foto : Parlin Pakpahan.

Itu cerita yang seharusnya. Tapi itulah, Kajoetangan oh Kajoetangan... karena setelah Walikota Sutiadji digantikan Pj Walikota sekarang Wahyu Hidayat pengembangan Kajoetangan Heritages yang menurut rencana akan diperlebar hingga Pecinan di area pasar besar dan alun-alun merdeka jadi mandeg.

Saya frequently mengunjungi kawasan utamanya di sepanjang Jalan Basuki Rachmat. Kini kawasan itu semakin dipadati pedagang kaki lima, sehingga bangku-bangku untuk santai di downtown kota sepanjang Jalan Basuki Rachmat praktis tak berfungsi, apalagi para pengamen liar banyak merajai trotoar sepanjang jalan kawasan utama itu.

Dan yang memprihatinkan adalah adalah Kampung Kajoetangan Heritages di 4 gang masuk dari arah kawasan utama jadi tak berfungsi lagi, karena mulut gang masuk dijejali manusia segala rupa yang membludak di kawasan utama.

Ini sangatlah disayangkan karena ketidaktegasan Pemkot Malang memberlakukan ketentuan dan kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah kota Cq Satpol PP.

Kampoeng Heritages Kajoetangan, yang dulu digadang-gadang sebagai ikon wisata heritage dan budaya di Kota Malang, kini terjebak dalam stagnasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun