Komunitas internasional, khususnya PBB, AS, dan negara-negara Eropa, akan meningkatkan upaya diplomatik untuk menurunkan ketegangan. Kendati demikian, efektivitas upaya diplomatik ini masih belum jelas, mengingat ketegangan yang sudah sangat tinggi dan sejarah panjang konflik di kawasan ini.
Pemerintah Lebanon akan berada di bawah tekanan yang lebih besar dari komunitas internasional untuk mengendalikan Hezbollah dan mencegah provokasi lebih lanjut terhadap Israel. Mengingat pengaruh kuat Hezbollah dalam politik Lebanon, ini akan menjadi tugas yang sangat sulit bagi pemerintah Lebanon.
Situasi saat ini sangat tidak stabil dan berpotensi meletus menjadi konflik yang lebih besar jika tidak dikelola dengan hati-hati. Semua pihak terlibat perlu segera mencari solusi diplomatik untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Tindakan militer Israel terhadap Hezbollah di Lebanon selatan akan memiliki beberapa kesamaan dengan operasi militer di Gaza, terutama dalam hal menargetkan infrastruktur bawah tanah seperti terowongan. Hezbollah diketahui memiliki jaringan terowongan yang kompleks, mirip dengan yang dimiliki Hamas di Gaza, yang digunakan untuk penyelundupan senjata, pergerakan pejuang, dan penyimpanan logistik militer.
IDF telah mengembangkan strategi dan teknologi untuk mendeteksi dan menghancurkan terowongan bawah tanah di Gaza, dan pengalaman ini kemungkinan besar akan diterapkan di Lebanon. Ini termasuk penggunaan alat berat, serangan udara, dan teknologi pendeteksian bawah tanah untuk menemukan dan menghancurkan terowongan Hezbollah.
Seperti halnya di Gaza, Israel akan menggunakan kombinasi serangan udara dan operasi darat untuk menargetkan infrastruktur militer Hezbollah. Serangan udara akan fokus pada penghancuran pangkalan, gudang senjata, dan situs peluncuran roket, sementara pasukan darat akan dikerahkan untuk membersihkan wilayah yang telah dibom dan memastikan penghancuran total terowongan pertahanan Hezbollah.
IDF dipastikan akan memperketat pengamanan di perbatasan utara untuk mencegah infiltrasi oleh milisi Hezbollah, termasuk penambahan pasukan, pembangunan penghalang fisik, dan peningkatan patroli serta pengawasan.
Tantangan yang dihadapi
Wilayah selatan Lebanon memiliki topografi yang berbeda dengan Gaza, yang bisa menambah kesulitan dalam operasi militer. Terowongan Hezbollah juga mungkin lebih dalam dan lebih terlindungi dibandingkan dengan yang ada di Gaza.
Tindakan militer yang intensif di Lebanon dapat memicu reaksi internasional yang lebih besar dibandingkan dengan di Gaza, mengingat Lebanon adalah negara berdaulat dan bukan wilayah yang diblokade seperti Gaza.
Hezbollah memiliki kapasitas militer yang signifikan, termasuk persenjataan roket yang lebih canggih dan pasukan yang lebih terorganisir dibandingkan Hamas. Respon dari Hezbollah bisa lebih terkoordinasi dan mematikan, yang bisa memperpanjang dan memperluas konflik.