Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Singha Merjosari Malang

18 Juni 2024   18:15 Diperbarui: 20 Juni 2024   00:09 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang gadis cilik mencoba olahraga jalan cepat ala orang dewasa di Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)

Dolan-dolan sehat pagi ini yang dekat dari rumah saja, yaitu ke Taman Singha Merjosari. Ini adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) hasil pembangunan P2KH pada tahun 2012 dan P2KH 2013. 

Taman seluas 29.012 meter persegi ini menawarkan tempat yang nyaman bagi keluarga, pasangan sejoli dan perorangan untuk menikmati waktu bersama.

Pagi ini saya mencoba berolah raga menggunakan alat olahraga pabrikan seperti jalan cepat, sit-up, menahan beban dan menjaga stabilitas otot lengan. Peralatannya lumayan, hanya sayang setelah sekian lama terinstal disitu dan dipakai orang banyak, terkesan kuat alat kebugaran itu kurang terawat.

Dikelilingi pepohonan rindang yang menyejukkan suasana, di Taman Singha itu tersedia cukup banyak gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati waktu bersama keluarga. Bahkan, gazebo tersebut seringkali digunakan sebagai tempat makan bersama dan bercengkerama keluarga yang datang berkunjung.

Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)
Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)

Beberapa fasilitas yang tersedia di tempat ini, seperti alat kebugaran yang saya pakai tadi, bisa digunakan dengan bebas oleh warga sekitar. Tapi untuk toilet umum sebaiknya ditambahi penerangan dan dijaga kebersihannya.

Setelah beberapa kali ke sini, perawatan taman ini terasa masih kurang. Petugas tukang bersih-bersih taman hanya terlihat 1-2 orang saja, tak sebanding dengan luas taman yang akan dibersihkan. Ini tidak tepat. 

Peralatan kebugaran yang dicangkokkan pabrikan ke taman itu seperti alat untuk sit-up, alat untuk berjalan cepat dan alat untuk lari-lari di tempat, termasuk alat untuk mengembangkan otot lengan sebagiannya sudah rusak. Ini jelas menunjukkan ketidakpedulian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) selaku pengelola taman yang harus bertanggungjawab untuk itu. 

Seharusnya pengawasan dan perawatan taman didelegasikan kepada pihak kelurahan Merjosari agar Lurah yang bersangkutan memilih aparatnya sendiri yang bertanggungjawab untuk merawat peralatan kebugaran itu, termasuk tanaman yang ada di taman.

Petugas kebersihan yang terbatas dan tidak sebanding dengan luas taman mengakibatkan taman terlihat kotor; juga terlihat kurangnya kontrol terhadap vandalisme, seperti coretan di tembok dan gazebo; perawatan tanaman pun kurang maksimal, beberapa tanaman tampak layu dan mati; peralatan kebugaran, boleh dikatakan hampir separuhnya, seperti alat jalan cepat, alat pengembangan otot lengan sudah rusak dan tidak dapat digunakan. 

Hal ini tentu saja mengecewakan pengunjung yang ingin berolahraga di taman; fasilitas bermain anak juga perlu diperbarui dan diperbanyak untuk menarik minat anak-anak; toilet umum perlu dilengkapi dengan penerangan yang memadai, terutama di malam hari, dan toilet umum itu perlu ditingkatkan agar lebih nyaman digunakan oleh pengunjung; penerangan taman di malam hari masih kurang memadai, sehingga menimbulkan rasa tidak aman bagi pengunjung. Karenanya patroli keamanan oleh petugas perlu ditingkatkan, terutama di malam hari dan di area-area yang sepi.

Pepohonan rindang di Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)
Pepohonan rindang di Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)

Tanpa ide yang muluk-muluk, Taman Singha Merjosari cukup fokus pada kenyamanan, pada kebugaran, gathering bersama teman atau keluarga, dan melihat keindahan pepohonan sekitar.

Karena lingkungan sekitar pada umumnya adalah mahasiswa yang mondok di rumah warga, maka dalam rangka meningkatkan keterlibatan mahasiswa, frequently pengelola taman mengadakan festival musik, film, dan seni untuk menampung bakat dan minat mahasiswa; mengadakan workshop dan seminar tentang berbagai topik yang menarik bagi mahasiswa, seperti kewirausahaan, pengembangan diri, karir, media sosial, dan keuangan; mengadakan lomba dan kompetisi untuk meningkatkan kreativitas dan sportivitas mahasiswa.

Juga pihak pengelola perlu mengadakan program edukasi tentang pelestarian lingkungan, seperti workshop daur ulang, penanaman pohon, dan edukasi tentang kelestarian alam; bekerja sama dengan organisasi mahasiswa untuk mengadakan program edukasi dan pelatihan yang bermanfaat bagi mahasiswa; membentuk komunitas pecinta taman yang anggotanya terdiri dari mahasiswa untuk membantu pengelolaan dan pengembangan taman.

Itulah kesan tentang sebuah taman kota di Malang. Jangan asal taman wuih gue hebat. Jangan. Kota Malang adalah kota wisata tau ....

Joyogrand, Malang, Tue', June 18, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun