Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kampung Wisata Keramik Dinoyo Malang Kini

17 Juni 2024   17:46 Diperbarui: 18 Juni 2024   02:10 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai keramik cinderamata pesanan di CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)

Setelah capek juga semalam menyaksikan takbir keliling di kawasan Dinoyo hingga Veteran, di mana sisi kanan Unibraw dan Matos berada, maklumlah itu adalah tradisi Jawa timur, kini aku jalan-jalan pagi dengan e-bike saja. Alon-alon asal kelakon kata wong Jowo. Perasaan, jalanan agak sepi pagi itu, tidak seperti biasanya ramai dengan gemuruh suara "montor" dan mobil.

Begitu sampai di persimpangan Gajayana, aku menggok kanan, lalu menggok kiri melintasi Puskesmas Dinoyo. Lha nyasar ini keknya, tapi nggak deng, karena di depanku ada sebuah taman kecil yang bertuliskan papan penyambut "Kampoeng Wisata Keramik Dinoyo".

Begitulah pagi nan cerah itu aku bertandang ke salah satu art gallery yang berjudul CJDW atau Seje Dewe yang artinya beda dari yang lain. Ada-ada aja. Sayang owner-nya sedang hajatan motong hewan kurban bersama warga agak di pertengahan kampung wisata itu. 

Bagaimana tidak, kan Hari Raya Idul Adha sekarang, dan ada hewan kurban yang akan dibagi-bagi, sedangkan besok 18 Juni 2004 cuti bersama lagi lo bagi mereka yang masih aktif bekerja di manapun.

Tamara dan Art Gallery CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)
Tamara dan Art Gallery CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)

Tamara, begitu nama anak pemilik toko yang menemaniku ngobrol pagi itu. 

"Bagaimana bisnis kerajinan keramik sekarang Tamara?"

"Sepi Pak, kecuali pesanan-pesanan kalau ada pesanan misalnya yang ultah atau ada yang mau married. Mereka pesan mug, gantungan kunci, hiasan untuk buffet, bahkan asbak, atau pesanan orang rumahan seperti vas bunga dll. Pokoknya kita sekarang jual barang yang perputarannya mengikuti permintaan pasarlah, mulai dari harga termurah Rp 12 ribuan hingga yang termahal harga Rp 200 ribuan. Ada sih memang yang pesan patung-patung keramik yang gede misalnya patung Ken Dedes dan Ken Arok. Tapi itu sekarang jarang terjadi. Patung-patung seperti itu ya jutaan Pak, karena tak mudah membuatnya."

"O begitu ya. Lalu pada ke mana yang lainnya. Kok kampung wisata keramik ini nggak seramai katakanlah 10-15 tahun lalu?"

"Kalau pengrajinnya nggak ke mana-mana Pak. Mereka ada di sekitar Dinoyo sini. Sedangkan yang berkurang adalah majikan para pengrajin, karena mereka sudah banyak beralih profesi menjadikan rumahnya sebagai tempat kost-kost-an."

Sejauh mata memandang dari Art Gallery CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)
Sejauh mata memandang dari Art Gallery CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)

"O begitu tah. Thanks Tamara atas infonya." Itulah secuil percakapan dengan Tamara versi Dinoyo dan bukan versi Blezinsky lo.

Bagaimanapun keberadaannya kini, Kampung Wisata Keramik Dinoyo di kota Malang adalah sebuah oase budaya yang menyimpan jejak sejarah panjang dan tradisi seni keramik yang memukau. 

Jauh sebelum hiruk pikuk era modern, kawasan ini telah menjadi saksi bisu keahlian para leluhur warga setempat dalam mengolah tanah liat menjadi karya seni yang fungsional dan indah.

Sejak abad ke-7 Masehi, Dinoyo telah menjadi pusat kerajinan gerabah, menghasilkan peralatan masak dan dapur yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kala itu. Tradisi ini diwariskan secara turun temurun, menjadi fondasi bagi perkembangan seni keramik di Dinoyo.

Pada tahun 1930-an, Dinoyo kembali bangkit sebagai sentra industri gerabah dan keramik. Kehadiran para petani tebu yang dipekerjakan Belanda membawa angin segar, memperkaya tradisi dengan teknik dan keahlian baru.

Tahun 1955 menjadi titik balik penting dengan berdirinya pabrik percontohan pembuatan keramik. Penemuan tanah liat putih berkualitas tinggi di Jawa Timur membuka peluang baru untuk menghasilkan keramik porselen yang kokoh dan tahan lama. 

Sejak saat itu, Dinoyo tidak hanya memasok kebutuhan lokal, tetapi juga merambah pasar internasional, mengantarkan keindahan keramiknya ke berbagai penjuru dunia.

Berbagai keramik cinderamata pesanan di CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)
Berbagai keramik cinderamata pesanan di CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)

Keunikan Keramik Dinoyo

Jawa Timur diberkahi dengan tanah liat putih yang kaya akan mineral, menghasilkan keramik porselen yang kokoh, tahan lama, dan memiliki tingkat kilau yang tinggi.

Para pengrajin Dinoyo memadukan teknik tradisional yang diwariskan leluhur dengan teknologi modern, menghasilkan keramik yang tak hanya indah namun juga fungsional dan presisi. Mereka menawarkan ragam produk yang memikat, mulai dari vas bunga yang anggun, souvenir unik dengan motif khas lokal, hingga peralatan dapur yang tahan lama dan estetis.

Kampung Wisata Keramik Dinoyo tidak hanya memproduksi keramik, tetapi juga menjadi benteng pelestarian budaya leluhur. Tradisi pembuatan keramik diwariskan dari generasi ke generasi, memastikan kelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Kampung ini telah menjadi pusat industri kreatif yang menghasilkan produk-produk keramik berkualitas tinggi dengan nilai ekonomis dan budaya. Kegigihan dan kreativitas para pengrajin Dinoyo telah mengantarkan mereka ke kancah internasional, mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

Mengunjungi Kampung Wisata Keramik Dinoyo bagaikan memasuki galeri seni yang memamerkan keindahan keramik dan kekayaan budaya lokal. Kita bisa saja mengikuti kelas keramik, belajar dari para maestrodisini, dan bahkan mencoba membuat keramik sendiri.

Salah satu teknik pembuatan keramik yang khas di Dinoyo adalah teknik "coiling", di mana tanah liat dibentuk menjadi gulungan panjang dan kemudian dililitkan untuk menciptakan bentuk keramik yang diinginkan.

Di antara para pengrajin Dinoyo, terdapat beberapa nama yang telah mendunia, seperti Pak Tono dan Bu Narti, yang karyanya telah dipamerkan di berbagai galeri seni internasional.

Berbagai keramik Mug pesanan di CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)
Berbagai keramik Mug pesanan di CJDW, Kampung Keramik Dinoyo, Malang. (Foto: Parlin Pakpahan)

Potret kini dan prospek ke depan

Sayang, dalam obrolan lumayan mendalam dengan Tamara, anak pemilik galeri CJDW di Kampung Wisata Keramik Dinoyo, terungkap potret bisnis kerajinan keramik yang diwarnai berbagai rona, mulai dari optimisme di tengah keterbatasan hingga tekad kuat untuk bangkit dan bersinar kembali.

Tamara membeberkan permintaan keramik Dinoyo mengalami penurunan signifikan, terutama pada produk-produk klasik khas Dinoyo. Hal ini diperparah dengan berkurangnya majikan para pengrajin, yang beralih profesi menjadi pengelola kost-kostan. 

Faktor lain yang turut berkontribusi adalah persaingan ketat dengan produk keramik massal yang lebih murah, kurangnya inovasi dan diversifikasi produk, serta strategi promosi dan pemasaran yang belum optimal.

Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, Tamara dan para pengrajin di Dinoyo tidak patah semangat. Mereka optimis dengan strategi yang tepat, Kampung Wisata Keramik Dinoyo dapat kembali berjaya dan menjadi primadona wisata di Malang Raya, bahkan Indonesia.

Salah satu kunci kebangkitan terletak pada inovasi dan diversifikasi produk. Dinoyo perlu menjelma menjadi laboratorium kreatif, melahirkan produk-produk keramik yang unik dan bernilai tinggi. 

Keramik lukis dengan motif khas Dinoyo, keramik tematik yang mengangkat cerita rakyat lokal, atau keramik fungsional dengan desain kekinian adalah beberapa contoh yang patut dipertimbangkan.

Di era digital ini, pemanfaatan teknologi juga menjadi kunci untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Platform e-commerce, media sosial, dan website resmi dapat menjadi gerbang untuk memasarkan produk keramik Dinoyo ke penjuru dunia. 

Kolaborasi dengan influencer dan komunitas seni juga dapat membuka peluang baru untuk memperkenalkan keindahan keramik Dinoyo kepada khalayak yang lebih luas.

Pemerintah dan komunitas memiliki peran penting dalam mendukung kebangkitan Kampung Wisata Keramik Dinoyo. Pelatihan dan pendampingan kepada para pengrajin untuk meningkatkan kualitas produk dan keahlian mereka menjadi kebutuhan esensial. 

Fasilitasi akses permodalan dan teknologi, serta pengembangan infrastruktur dan fasilitas di Kampung Wisata Keramik Dinoyo, juga tak kalah krusial untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan dan menunjang kelancaran operasional.

Kampung Wisata Keramik Dinoyo menyimpan potensi luarbiasa untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Malang Raya dan Indonesia. Keunikan dan sejarah panjang tradisi keramik Dinoyo, dipadukan dengan inovasi dan semangat kolaborasi, dapat menjadikannya ikon wisata budaya yang membanggakan bangsa.

Kebangkitan Kampung Wisata Keramik Dinoyo bukan hanya tentang keuntungan ekonomi, tetapi juga pelestarian warisan budaya bangsa. Pengetahuan dan teknik tradisional pembuatan keramik Dinoyo harus dilestarikan dan diturunkan kepada generasi penerus. Diversifikasi produk keramik pun perlu mempertimbangkan aspek budaya dan tradisi lokal, agar identitas unik Dinoyo tetap terjaga.

Penelitian dan pengembangan produk keramik ramah lingkungan dan berkelanjutan juga menjadi langkah penting untuk memastikan kelestarian alam dan masa depan yang berkelanjutan bagi Kampung Wisata Keramik Dinoyo.

Perjalanan kebangkitan Kampung Wisata Keramik Dinoyo masih panjang. Namun, dengan semangat pantang menyerah, inovasi yang tiada henti, dan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak, Dinoyo memiliki peluang besar untuk kembali berjaya dan menjadi salah satu ikon wisata budaya yang tak hanya memukau Indonesia, tetapi juga dunia.

Joyogrand, Malang, Mon', June 17, 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun