Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aggressive Behavior dan Dampak Antisosial dari Konflik Etnis-Politik

13 Juni 2024   16:17 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pula diabaikan kekerasan yang sudah berlangsung puluhan tahun di Israel erat kaitannya dengan ideologi atau dogma yang seakan tak bisa ditawar. Di kalangan anak-anak Arab-Palestina sejak kecil sudah ditanamkan bahwa bersembunyi di balik batu sekalipun orang Yahudi harus kita dapatkan dan kita musnahkan. 

Di sisi sebelah anak-anak Yahudi sudah ditanamkan keyakinan bahwa tanah Palestina itu sesungguhnya adalah tanah legacy Israel sejak ribuan tahun lalu, dan nama itu kemudian diubah menjadi tanah Palestina oleh pemerintah Romawi, diikuti pemerintah kolonial Ottoman dan terakhir pemerintah kolonial  Inggeris  dan Perancis.

Mengubah mindset anak-anak dari kedua belah pihak dalam konflik Israel-Arab Palestina adalah tantangan yang sangat kompleks, mengingat betapa dalamnya ideologi dan dogma yang telah tertanam sejak usia dini. Proses ini memerlukan pendekatan yang multi-dimensi dan komprehensif.

Beberapa langkah yang dapat diambil dari perspektif psikologis dan sosial untuk membantu mengubah mindset tersebut sementara PBB dan dunia mengabaikannya selama ini, antara lain :

1. Pendidikan inklusif dan sejarah bersama

Mengembangkan kurikulum yang mencakup perspektif yang lebih seimbang tentang sejarah konflik, termasuk narasi dari kedua belah pihak, dapat membantu mengurangi prasangka dan meningkatkan pemahaman.

Implementasi program pendidikan yang menekankan pentingnya perdamaian, resolusi konflik, dan koeksistensi.

2. Interaksi antar kelompok

Program yang mempertemukan anak-anak dari kedua belah pihak untuk bekerjasama dalam proyek bersama dapat membantu mengurangi stereotip dan membangun hubungan positif.

Fasilitasi dialog antar-kelompok untuk membicarakan pengalaman dan perspektif masing-masing dengan tujuan membangun empati dan pemahaman.

3. Dukungan psikososial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun