Pinjaman dibayarkan kembali sebagai persentase dari pendapatan peminjam setelah lulus.
Skema ini memungkinkan peminjam dengan gaji rendah untuk membayar kembali pinjaman dengan lebih mudah; mendorong partisipasi angkatan kerja; mengurangi risiko gagal bayar.
Meski terlihat simple, tetap saja ada kekurangannya yi kompleksitas dalam administrasi dan perhitungan; potensi inkonsistensi dalam pembayaran; kemungkinan moral hazard bagi peminjam.
2. Student loan berbasis hasil (income-share agreement)
Investor memberikan dana pendidikan kepada mahasiswa, dan sebagai imbalannya, investor menerima persentase tertentu dari pendapatan mahasiswa setelah lulus dan bekerja.
Skema seperti ini tidak membebani mahasiswa dengan utang tradisional; memberikan insentif bagi mahasiswa untuk bekerja keras dan mendapatkan penghasilan tinggi; menarik investasi swasta dalam pendidikan.
Tapi tetap saja ada bolongnya, yi ketidakpastian bagi mahasiswa tentang berapa banyak yang harus mereka bayarkan; potensi eksploitasi oleh investor; kesulitan dalam mengatur dan mengawasi program.
3. Student loan subsidi pemerintah
Skemanya kuranglebih pemerintah memberikan subsidi bunga pinjaman kepada mahasiswa.
Ini dapat meminimalkan beban biaya bagi peminjam; meningkatkan akses pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
Kekurangannya yi beban bagi keuangan negara; potensi inefisiensi dalam alokasi sumberdaya; risiko moral hazard bagi peminjam.