Ada beberapa ekspedisi arkeologi yang mencoba menemukan makam Jenghis Khan, tetapi hingga kini belum ada yang berhasil. Teknologi modern seperti pemindaian satelit dan georadar telah digunakan, namun hasilnya masih belum memuaskan.
Kerumitan upaya untuk memastikan rahasia tempat pemakaman Jenghis Khan menunjukkan betapa pentingnya hal tersebut bagi orang Mongol pada masa itu. Hingga hari ini, makam Jenghis Khan tetap menjadi salah satu misteri sejarah yang terbesar dan paling menarik. Lokasi yang tersembunyi, legenda yang mengelilinginya, dan upaya modern yang belum berhasil semuanya menambah daya tarik dan misteri seputar peristirahatan terakhir dari salah satu penakluk terbesar dalam sejarah.
Pencarian makam Jenghis Khan menghadapi banyak tantangan yang sangat kompleks dan beragam.
Mongolia adalah salah satu negara terbesar di dunia dengan daratan yang luas meliputi gurun, stepa, dan pegunungan. Hanya sedikit jalan yang membentang di seluruh negeri, sehingga akses ke banyak daerah menjadi sangat sulit.
Seiring waktu, kondisi geografis seperti erosi, sedimentasi, dan perubahan iklim dapat mengubah lanskap, membuat lokasi spesifik semakin sulit diidentifikasi.
Secara tradisional, banyak orang Mongol meninggalkan mayat di tempat mereka meninggal untuk dimakan oleh hewan dan elemen alam. Ini berarti bahwa penemuan kerangka atau tanda makam sangatlah sulit.
Meskipun budaya makam sudah ada sejak zaman Jenghis Khan, banyak makam dibuat sangat dalam, kadang-kadang lebih dari 65 kaki di bawah tanah, sehingga sulit untuk ditemukan bahkan dengan teknologi modern sekalipun.
Proyek penelusuran makam ini menggunakan teknologi canggih seperti pencitraan digital non-invasif, foto udara, dan radar untuk mencari makam. Namun, luasnya wilayah yang harus diteliti membuat tugas ini sangat monumental.
Ekspedisi pada tahun 1980-an di bawah pimpinan Diimaajav Erdenebaatar terhenti karena masalah politik, menunjukkan bahwa usaha yang dikoordinasikan dengan baik sekalipun dapat terhenti oleh faktor eksternal.
Banyak orang Mongol percaya keinginan terakhir Jenghis Khan untuk merahasiakan lokasi pemakamannya haruslah dihormati. Ini menyebabkan resistensi terhadap usaha untuk menemukan makam tersebut.
Beberapa daerah yang diduga sebagai tempat makam, seperti Burkhan Khaldun, dilindungi oleh hukum sebagai kawasan konservasi satwa liar, membatasi akses untuk penelitian ilmiah.