Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

100 Tahun Kematian Franz Kafka

28 Mei 2024   16:52 Diperbarui: 28 Mei 2024   17:00 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Franz Kafka. Foto : Tullio Pericoli via newyorker.com/magazine

Banyak karya Kafka yang bertemakan kematian, seperti Metamorfosis, Pengadilan, dan Kastil. Kematian menjadi salah satu tema sentral dalam karyanya, dan mungkin inilah yang mendorong orang untuk memperingati hari kematiannya.

Kafka sendiri pernah meminta kepada temannya, Max Brod, untuk membakar semua karyanya setelah kematiannya. Namun, Brod tidak menuruti permintaan ini dan menerbitkan karya Kafka, yang kemudian membuatnya terkenal. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa orang memperingati hari kematiannya, sebagai bentuk penghormatan atas karyanya yang diselamatkan dari kehancuran.

Meskipun tidak ada satu alasan pasti mengapa orang memperingati hari kematian Franz Kafka ketimbang hari kelahirannya, kombinasi dari tema kematian dalam karyanya, keinginan Kafka sendiri, dan tradisi budaya kemungkinan besar menjadi faktor yang berkontribusi. Kematiannya pada tanggal 3 Juni 1924 telah menjadi momen penting untuk merenungkan karyanya dan pengaruhnya terhadap dunia.

Meskipun Kafka meninggal pada tanggal 3 Juni 1924, beberapa sumber menyebutkan tanggal 1 Juni sebagai tanggal kematiannya. Hal ini karena ia meninggal pada dini hari tanggal 1 Juni, tetapi kematiannya baru dicatat secara resmi pada tanggal 3 Juni.

Relevansi Kafka

Kendati karyanya ditulis lebih dari seabad yang lalu, karya Kafka tetap relevan untuk dunia saat ini, termasuk Indonesia.

1. Tema Universal

Karya Kafka mengangkat tema-tema universal yang dialami manusia di seluruh dunia, seperti kecemasan dan kehilangan identitas. Tokoh-tokoh Kafka seringkali terjebak dalam situasi yang membingungkan dan tidak terkendali, mencerminkan kecemasan modern tentang identitas, makna hidup, dan tempat individu dalam masyarakat.

Birokrasi dan Keterasingan. Kafka mengkritik birokrasi yang kaku dan tidak berperasaan, yang menindas individu dan menciptakan rasa terasingan. Hal ini masih relevan di dunia modern dengan birokrasi yang kompleks dan sistem yang tidak selalu manusiawi.

Absurditas Kehidupan. Karya Kafka seringkali menggambarkan dunia yang absurd dan tidak terduga, di mana logika dan rasionalitas tidak selalu berlaku. Hal ini mencerminkan pengalaman manusia yang dihadapkan dengan peristiwa yang tidak dapat dipahami dan situasi yang tidak adil.

2. Relevansinya di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun