Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Talkshow Kritis: Pilih Pendekatan Dennet atau Susan Sontag

25 Mei 2024   18:11 Diperbarui: 25 Mei 2024   18:18 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Talksow Kritis : Pilih Pendekatan Dennet atau Susan Sontag

Seberapa dermawannya Anda ketika mengkritik pandangan lawan? Ini dapat kita uji bukan dengan sekadar nalar yang sok-sok jadi filsuf besar seperti Rocky Gerung sampai ada lasykarnya segala yang bergerilya di medsos sekarang, tapi dengan mencermati pandangan akhli berikut ini.

Dalam perselisihan mengenai poin moral atau ilmiah dalam sebuah diskusi, Arthur Martine men-suggest dalam buku panduan seni percakapannya yang luarbiasa yang direlease pada 1866, biarkanlah energi dalam diri anda mengalir dengan tujuan untuk mencapai kebenaran, bukan untuk menaklukkan lawan Anda.

Anda takkan pernah rugi dalam berdebat, bahkan mendapatkan penemuan baru. Tentu saja, hal ini tidak sering terjadi dalam sebuah perdebatan, terutama di saat kita mengerahkan artileri kebenaran kita dari balik layar keyboard yang nyaman.

Bentuk kritik tsb - yang merupakan sebuah ancaman dalam bereaksi ketimbang merespons - mengutip Mark Twain bahwa "simbol seorang kritikus seharusnya adalah kutu busuk, dimana ia menyimpan telurnya di kotoran orang lain, jika tidak maka ia tidak akan dapat melakukan apa pun untuk menetaskannya".

Hal ini tidak perlu terjadi,karena ada cara untuk bersikap kritis namun tetap bermurah hati, dengan tujuan bukan untuk "menaklukkan" namun untuk "menemukan kebenaran", bukan untuk menjadi benar dengan cara apa pun, melainkan untuk memahami dan memajukan pemahaman kolektif.

Arthur Martine memberikan nasihat bijak dalam perselisihan tentang poin moral atau ilmiah. Fokuslah pada pencarian kebenaran, bukan kemenangan. Dengan pola pikir ini, perdebatan menjadi kesempatan untuk belajar dan menemukan pengetahuan baru, bukan pertempuran ego.

Perdebatan apapun itu, sebagaimana banyak kita lihat dalam aneka talkshow di negeri ini, banyak diwarnai dengan serangan dan sikap defensif, terutama saat kita "bersembunyi" di balik layar keyboard. Kritik yang disampaikan dengan cara ini lebih seperti ancaman ketimbang respon yang membangun. Mark Twain pun menyindir kritikus seperti ini sebagai "kutu busuk" yang "menetaskan telur di kotoran orang lain".

Beberapa langkah untuk berdebat cerdas

1. Dengarkan dengan penuh perhatian

Pahami sudut pandang lawan dengan benar; hindari asumsi dan prasangka; perhatikan kata-kata dan bahasa tubuh mereka.

2. Ajukan pertanyaan klarifikasi

Hindari pertanyaan menyerang atau jebakan; tunjukkan rasa ingin tahu yang tulus; cari celah untuk memahami kerangka berpikir mereka.

3. Sampaikan kritik dengan hormat

Fokus pada argumen, bukan menyerang karakter; gunakan bahasa yang sopan dan netral; hindari ejekan atau sarkasme.

4. Temukan titik persamaan

Cari dasar yang sama untuk membangun diskusi; akui poin-poin yang valid dari argumen lawan; bangun rasa saling respek dan pengertian.

5. Fokus pada solusi bersama

Arahkan diskusi untuk mencari solusi, bukan mencari siapa yang benar; bertukar ide dan pemikiran secara konstruktif; temukan jalan keluar yang bermanfaat bagi semua pihak.

6. Terbuka untuk belajar

Sadari bahwa Anda mungkin tidak selalu memiliki semua jawaban; bersedia mempertimbangkan perspektif lain; terima kemungkinan bahwa Anda bisa salah.

Mengkritik dengan murah hati bukan berarti selalu mudah. Diperlukan kesabaran, empati, dan kemauan untuk membuka diri. Tapi, dengan tips di atas, Anda dapat mengubah perdebatan menjadi kesempatan untuk belajar, bertumbuh, dan mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai isu.

Ingatlah, tujuan akhir dari kritik yang membangun adalah untuk menemukan kebenaran dan memajukan pengetahuan bersama, bukan untuk menjatuhkan atau merendahkan orang lain.

Daniel Dennett, yang oleh Marvin Minsky disebut sebagai filsuf terbaik kita saat ini dan Bertrand Russell berikutnya, mengajukan pertanyaan yang bagus untuk menyelidiki beberapa kecenderungan dasar dan dinamika masyarakat dalam budaya ktitik yi seberapa dermawannya Anda ketika mengkritik pandangan lawan?

Dalam "Intuition Pumps and Other Tools for Thinking", Dennet menawarkan apa yang dia sebut sebagai "penangkal terbaik untuk kecenderungan kita dalam mengkarikaturi lawan debat kita, yi daftar aturan yang dirumuskan beberapa dekade yang lalu oleh psikolog sosial legendaris dan ahli teori permainan Anatol Rapoport, yang terkenal sebagai pencetus strategi teori permainan yang terkenal.

Dennett mensintesis langkah-langkahnya dalam menyusun komentar kritis yang sukses

1. Anda harus mencoba mengungkapkan kembali target Anda dengan jelas, dan adil sehingga target Anda berkata, "terimakasih, saya harap saya berpikir untuk mengungkapkannya seperti itu".

2. Anda harus mencantumkan poin-poin kesepakatan, terutama jika hal tsb bukan merupakan kesepakatan umum atau luas.

3. Anda harus menyebutkan segala sesuatu yang telah Anda pelajari dari target Anda.

4. Hanya dengan cara itulah Anda diperbolehkan mengucapkan kata-kata sanggahan atau kritikan.

Andai saja kode etik yang sama dapat diterapkan terhadap komentar-komentar kritis di dunia maya, khususnya terhadap komentar-komentar yang tidak dapat dihapus. Namun alih-alih menggunakan pendekatan utopis dan Pollyannaish dalam berdebat, Dennett menunjukkan ini sebenarnya adalah strategi psikologis yang baik yang mencapai satu hal penting yi strategi ini mengubah lawan Anda menjadi audiens yang lebih reseptif terhadap kritik atau pendapat yang berbeda dari Anda, yang pada gilirannya membantu mencerdaskan diskusi atau perdebatan.

Bandingkan Daniel Dennett dengan Susan Sontag

Daniel Dennett, seorang filsuf terkenal, menekankan pentingnya bersikap dermawan dalam melontarkan kritik.

Ada empat langkah untuk membangun kritik yang konstruktif :1) Memahami dengan jelas. Utarakan kembali posisi lawan dengan jelas, akurat, dan adil; pastikan mereka setuju dengan pemahaman Anda, 2) Temukan Kesepakatan. Identifikasi dan tekankan poin-poin kesepakatan, terutama yang tidak umum diketahui, 3) Belajar dari Lawan. Akui bahwa Anda telah belajar sesuatu dari argumen lawan, 4) Kritik dengan hati-hati. Baru setelah tiga langkah di atas, sampaikan kritik dan sanggahan Anda dengan sopan dan terukur.

Dennett percaya pendekatan ini dapat mengubah lawan menjadi audiens yang lebih reseptif terhadap kritik Anda, sehingga diskusi menjadi lebih produktif.

Lain halnya dengan Susan Sontag, seorang penulis dan kritikus ternama, yang menawarkan tiga langkah untuk menyangkal argumen apa pun : 1) Pahami premis. Identifikasi dan pahami premis utama argumen lawan, 2) Temukan kelemahan. Temukan kelemahan dan ketidakkonsistenan dalam argumen tsb, 3) Tunjukkan kesalahan.Tunjukkan bahwa premis atau kesimpulan argumen salah.

Sontag fokus pada membongkar kelemahan argumen lawan, sedangkan Dennett menekankan membangun landasan bersama sebelum melontarkan kritik.

Membangun Talkshow Kritis

Penerapan pandangan Dennett dalam talkshow kritis di Indonesia dapat membantu membangun diskusi yang lebih sehat dan konstruktif.

Moderator : bertindak sebagai fasilitator yang adil dan objektif, memastikan semua pihak didengar dan dipahami.

Narasumber : menerapkan empat langkah Dennett saat melontarkan kritik, fokus pada membangun pemahaman dan mencari solusi bersama.

Penonton : menyadari pentingnya berpikir kritis dan menghargai perbedaan pendapat.

Pandangan Dennett tentang kritik yang murah hati menawarkan pendekatan yang lebih konstruktif dan produktif dibandingkan dengan Sontag yang fokus pada penyangkalan.

Penerapan prinsip Dennett dalam talkshow kritis di Indonesia dapat membantu membangun diskusi yang lebih sehat, informatif, dan bermanfaat bagi semua pihak.

Joyogrand, Malang, Sat', May 25, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun