Talksow Kritis : Pilih Pendekatan Dennet atau Susan Sontag
Seberapa dermawannya Anda ketika mengkritik pandangan lawan? Ini dapat kita uji bukan dengan sekadar nalar yang sok-sok jadi filsuf besar seperti Rocky Gerung sampai ada lasykarnya segala yang bergerilya di medsos sekarang, tapi dengan mencermati pandangan akhli berikut ini.
Dalam perselisihan mengenai poin moral atau ilmiah dalam sebuah diskusi, Arthur Martine men-suggest dalam buku panduan seni percakapannya yang luarbiasa yang direlease pada 1866, biarkanlah energi dalam diri anda mengalir dengan tujuan untuk mencapai kebenaran, bukan untuk menaklukkan lawan Anda.
Anda takkan pernah rugi dalam berdebat, bahkan mendapatkan penemuan baru. Tentu saja, hal ini tidak sering terjadi dalam sebuah perdebatan, terutama di saat kita mengerahkan artileri kebenaran kita dari balik layar keyboard yang nyaman.
Bentuk kritik tsb - yang merupakan sebuah ancaman dalam bereaksi ketimbang merespons - mengutip Mark Twain bahwa "simbol seorang kritikus seharusnya adalah kutu busuk, dimana ia menyimpan telurnya di kotoran orang lain, jika tidak maka ia tidak akan dapat melakukan apa pun untuk menetaskannya".
Hal ini tidak perlu terjadi,karena ada cara untuk bersikap kritis namun tetap bermurah hati, dengan tujuan bukan untuk "menaklukkan" namun untuk "menemukan kebenaran", bukan untuk menjadi benar dengan cara apa pun, melainkan untuk memahami dan memajukan pemahaman kolektif.
Arthur Martine memberikan nasihat bijak dalam perselisihan tentang poin moral atau ilmiah. Fokuslah pada pencarian kebenaran, bukan kemenangan. Dengan pola pikir ini, perdebatan menjadi kesempatan untuk belajar dan menemukan pengetahuan baru, bukan pertempuran ego.
Perdebatan apapun itu, sebagaimana banyak kita lihat dalam aneka talkshow di negeri ini, banyak diwarnai dengan serangan dan sikap defensif, terutama saat kita "bersembunyi" di balik layar keyboard. Kritik yang disampaikan dengan cara ini lebih seperti ancaman ketimbang respon yang membangun. Mark Twain pun menyindir kritikus seperti ini sebagai "kutu busuk" yang "menetaskan telur di kotoran orang lain".
Beberapa langkah untuk berdebat cerdas
1. Dengarkan dengan penuh perhatian