Di beberapa daerah tsb, seperti di Sumba, NTT, Sorgum sudah menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat. Di daerah lain, Sorgum masih dikonsumsi sebagai makanan pendamping nasi atau diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman.
Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan Sorgum sebagai tanaman pangan alternatif untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Melalui berbagai program dan pelatihan, pemerintah membantu petani untuk meningkatkan hasil panen Sorgum dan memasarkan produknya.
Dengan pengembangan yang tepat, Sorgum diharapkan dapat menjadi sumber pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani.
Garda depan budidaya Sorgum
Beberapa daerah di Indonesia telah menjadi garda depan dalam pembudidayaan tanaman Sorgum dan memanfaatkannya sebagai makanan pokok pengganti beras.
1. Nusa Tenggara Timur (NTT)
Sumba : Sumba menjadi pionir dalam pengembangan Sorgum di Indonesia. Di beberapa wilayah seperti Sumba Barat Daya, Sorgum telah menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat. Masyarakat Sumba mengolah Sorgum menjadi berbagai makanan seperti tiwul (tepung sorgum), kabose (bubur sorgum), dan roti Sorgum.
Flores : Di Flores, Sorgum juga mulai dibudidayakan secara luas, terutama di daerah Manggarai Timur dan Ende. Masyarakat di sini mulai menjadikan Sorgum sebagai makanan pokok dan mengolahnya menjadi berbagai hidangan tradisional.
2. Jawa Timur
Banyuwangi : Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil Sorgum terbesar di Jawa Timur. Di sini, Sorgum dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai produk seperti nasi Sorgum, mie Sorgum, dan kue kering Sorgum.
Situbondo : Situbondo juga menjadi daerah yang aktif dalam pengembangan Sorgum. Di sini, Sorgum diolah menjadi berbagai makanan dan minuman, seperti bubur Sorgum, susu Sorgum, dan kopi Sorgum.