I'll be back
Tapi dengan kembalinya Xanana Gusmo sebagai PM Timorleste, setelah sebelumnya berhasil menekan Australia untuk batas laut yang adil di Greater Sunrise. Ia menepis semua keraguan rekan seperjuangannya Marie Alkatiri dkk, lalu bergeser untuk bekerjasama dengan China, terutama dalam konteks kebijakan Belt and Road Initiative (BRI).
Dinamika ini tentu menarik dalam politik dan ekonomi regional. Terkesan kuat China lebih kompetitif dalam berinvestasi di Timorleste dibandingkan dengan Australia.
China, melalui BRI, menawarkan dana besar untuk pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. Timorleste membutuhkan investasi signifikan untuk membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan fasilitas energi, yang dapat dipenuhi melalui skema pendanaan dari China.
Proyek-proyek yang didanai oleh China seringkali diselesaikan dengan cepat karena kemampuan mereka untuk mengerahkan sumberdaya besar dan proses persetujuan yang lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara Barat.
China cenderung menawarkan kesepakatan investasi yang lebih fleksibel dan seringkali tanpa persyaratan politik yang ketat, berbeda dengan bantuan atau investasi dari negara-negara Barat yang datang dengan syarat-syarat yang kadang menjengkelkan seperti pemerintahan yang bebas KKN, penegakan HAM, dan reformasi tertentu.
Mengingat perselisihan dengan Australia soal Timor Gap, Timorleste di bawah kepemimpinan Xanana Gusmo sekarang lebih memilih bekerjasama dengan China sebagai cara untuk mendiversifikasi kemitraan internasional mereka dan mengurangi ketergantungan pada satu negara.
Meski Australia telah menjadi mitra penting bagi Timorleste, terutama dalam konteks bantuan pembangunan dan kerjasama keamanan, dinamika hubungan ini berubah pasca sengketa batas laut terkait Timor Gap. Inilah yang mendorong Timorleste di bawah Xanana sekarang memilih alternatif China.
Kompetisi Regional
Pergeseran Timorleste ke China menggambarkan adanya persaingan geopolitik yang semakin meningkat antara China dan negara-negara Barat, termasuk Australia. Timorleste bisa memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan penawaran terbaik bagi kepentingan nasional mereka.
Keputusan Xanana Gusmo untuk mendekati China dan melihat potensi kerjasama di bawah Belt and Road Initiative didorong oleh kombinasi kebutuhan untuk investasi besar dalam pembangunan infrastruktur, keinginan untuk diversifikasi kemitraan internasional, dan konteks geopolitik yang lebih dinamis. Sementara Australia tetap penting bagi Timorleste, peralihan perhatian ke China menunjukkan upaya untuk memaksimalkan keuntungan dari berbagai sumber dan memastikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan mandiri.