Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertahan Hidup dan Nipi ni Par Sendor

18 Mei 2024   17:24 Diperbarui: 18 Mei 2024   17:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusing memikirkan bagaimana bertahan hidup itu. Foto : happiesthealth.com

Kita tak ubahnya berjalan memunggungi matahari, dimana kita mengejar bayangan kita sendiri yang takkan tergapai. Bayangan yang kita kejar disini sesungguhnya adalah angan-angan kita tentang surga yang ada di dunia nyata dan bukan surga imajiner. Tapi koq repot begini ..

Tamsil tsb bisa dimaknai sebagai upaya yang sia-sia dan tidak efektif. Matahari adalah sumber cahaya dan energi, yang melambangkan kemajuan dan kemakmuran. Berjalan memunggungi matahari artinya kita bergerak menjauh dari sumber-sumber tsb dan berisiko tersesat dalam kegelapan.

Bayangan melambangkan sesuatu yang tidak nyata dan sulit untuk diraih. Mengejar bayangan berarti kita menghabiskan waktu dan energi untuk sesuatu yang tidak akan pernah tercapai. Ini tentu menimbulkan frustrasi dan kekecewaan.

Kaum bertahan hidup itu sesungguhnya adalah kaum yang sedang berjalan memunggungi matahari, mengejar bayangannya sendiri yang takkan pernah tergapai.

Kebijakan yang tidak adil dan diskriminatif dapat membuat orang-orang merasa seperti sedang mengejar bayangan, karena kesempatan mereka untuk maju dibatasi oleh sistem yang tidak adil.

Analogi ini menggambarkan perasaan pesimis dan putus asa yang dialami oleh kaum bertahan hidup yang merasa tidak memiliki peluang untuk mencapai hidup sejahtera. Mereka terjebak dalam siklus kemiskinan dan tidak memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan mereka.

"Berjalan memunggungi matahari" dan "mengejar bayangan" dapat menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi oleh banyak orang di negeri ini dalam bertahan hidup, sekaligus juga menjadi sumber inspirasi bahwa teronggok bertahan hidup itu adalah kesia-siaan, karena surga yang mereka idamkan sesungguhnya ada di portibi atau dunia ini.

Joyogrand, Malang, Sat', May 18, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun