Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presidential Club Gimik atau Niat Serius

7 Mei 2024   17:28 Diperbarui: 7 Mei 2024   17:42 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mural Presiden RI dari masa ke masa. Foto : Hendra A. Setiawan, kompas.id

Presidential Club Gimik atau Niat Serius

Sas-sus tentang Jokowi dan Megawati akan begini, begono, begene dst memang masih menghiasi langit politik Indonesia hingga detik ini. Kita lihat di tengah kesenyapan Jokowi dan Megawati, Hasto Sekjen PDIP tak kunjung berhenti membombardir Jokowi yang inilah yang itulah dst.

Keheningan Jokowi dalam merespon semua serangan itu, sangat bisa dimaklumi, karena karakter Presiden Jokowi memang seperti itu. Lain halnya dengan Megawati. Dia memang anak biologis Bung Karno, tapi bukan Bung Karno itu sendiri, meski dalam berpidato Mega cukup banyak meniru Ayahandanya tercinta.

Yang ketemu jodoh sebetulnya adalah Megawati dan Esbeye. Keduanya really mempersetankan apa yang namanya rekonsiliasi politik. Tak heran banyak analist yang menyebut Jokowi adalah Soekarno kecil yang piawai mengeksekusi sesuatu dan piawai dalam memanage perasaan. Tapi yang dua lainnya hanya rumput yang bergoyanglah yang tahu.

Ini tentu sangat meresahkan Presiden terpilih Prabowo Soebianto dan publik luas.

Tak heran muncullah gagasan PC atau Presidential Club dari Presiden terpilih Prabowo Soebianto. PC adalah ide atau konsep yang mendorong adanya forum atau klub khusus bagi para presiden dan mantan presiden Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan ruang bagi para pemimpin nasional, baik yang sedang menjabat maupun yang pernah menjabat, untuk berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi pengalaman dalam rangka memperkuat pembangunan nasional dan kesatuan bangsa.

Platform ini memang perlu dalam sistem demokrasi now, dimana para pemimpin negara dapat bertukar pandangan, ide, dan pengalaman dalam rangka membantu menyelaraskan kebijakan-kebijakan penting, mengatasi berbagai masalah nasional, dan menjaga kesinambungan dalam pemerintahan, terlepas dari perbedaan ideologi atau afiliasi politik.

Dengan keberadaan PC diharapkan ketegangan dan polarisasi yang mungkin terjadi antara pemimpin yang sedang menjabat dengan para mantan presiden dapat diminimalkan. Lebih jauh PC bisa menjadi wadah untuk mendorong dialog dan persatuan di kalangan elit politik, dan siapa tahu PC dapat membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara para pemimpin negara, sehingga memungkinkan kebijakan yang lebih berkesinambungan dan berbasis pada konsensus.

Ide Prabowo ini boleh jadi terinspirasi oleh praktik internasional di mana para mantan pemimpin negara secara berkala bertemu untuk membahas isu-isu penting. Contohnya, di AS ada perkumpulan bagi para mantan presiden yang seringkali memberikan pandangan atau dukungan terhadap isu-isu nasional yang signifikan.

Dengan kehadiran PC, diharapkan dialog politik di tingkat tertinggi dapat menjadi lebih konstruktif dan berkelanjutan, dengan fokus pada kepentingan nasional dan upaya bersama untuk memajukan Indonesia.

Konsep ini masih dalam tahap gagasan, dan implementasi serta mekanisme kerjanya tentu membutuhkan kerjasama dan komitmen dari para pemimpin terkait.

Yang menjadi pertanyaan besar apakah PC akan dapat merekatkan kembali hubungan antara Jokowi dengan Megawati, atau merekatkan kembali hubungan antara Esbeye dengan Megawati, mengingat karakter politisi negeri ini belum terlepas sepenuhnya dari personaliitas diri yang berpijak pada kultur etnis asalnya, dan bukan berpijak pada kultur yang serba rasional dan serba merit.

Asal tahu, hubungan antar individu politisi di negeri ini memiliki sejarah panjang dan kompleks, terutama hubungan yang mungkin terpengaruh oleh faktor-faktor personal dan kultural.

Faktor-faktor yang banyak mempengaruhi karakter elite utama tsb antara lain sejarah politik, persaingan, ego, dan latar belakang budaya. Dalam kultur Jawa, misalnya, nilai-nilai seperti "unggah-ungguh" (sopan santun), "tepa selira" (tenggang rasa), dan "hormat kepada yang lebih tua" dapat berperan dalam membentuk dinamika hubungan antar individu. Namun, di saat yang sama, persaingan politik dan perbedaan pandangan dapat menimbulkan ketegangan yang sulit diatasi hanya dengan pendekatan formal semacam PC ini.

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan :

1. Potensi dialog dan kolaborasi. PC dapat memberikan kesempatan bagi para pemimpin untuk bertemu dalam suasana yang lebih santai dan informal, sehingga dapat membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan kesempatan untuk berdialog. Dengan adanya platform ini, para pemimpin dapat memiliki kesempatan untuk berbicara dan bekerjasama, yang pada gilirannya dapat membantu merekatkan hubungan yang renggang.

2. Peran budaya dan personalitas. Bagaimanapun, hubungan antar individu dalam politik Indonesia seringkali dipengaruhi oleh aspek-aspek personal dan budaya. Oleh karena itu, kesuksesan PC dalam merekatkan hubungan akan sangat bergantung pada kesediaan para pemimpin untuk mengesampingkan perbedaan pribadi dan politik demi kepentingan bersama.

3. Pentingnya trust building. Membangun kembali kepercayaan adalah langkah yang krusial dalam merekatkan hubungan yang renggang. PC dapat menjadi langkah awal dalam proses ini, tetapi memerlukan upaya yang konsisten dan komitmen dari semua pihak untuk benar-benar mengatasi perbedaan.

4. Ketahanan terhadap konflik. Konflik dan persaingan politik adalah bagian alami dari sistem demokrasi. PC dapat membantu mengurangi konflik, tetapi tidak bisa menghilangkannya sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk memiliki mekanisme yang kuat untuk menangani konflik dan mempromosikan dialog terbuka.

Apakah PC dapat merekatkan kembali hubungan antara tokoh-tokoh politik yang memiliki sejarah persaingan atau ketegangan, sangat bergantung pada komitmen dan keterbukaan dari para pemimpin tsb. Meskipun platform ini memiliki potensi untuk membantu, upaya berkelanjutan dan pendekatan yang inklusif tetap diperlukan untuk mencapai rekonsiliasi yang nyata.

Banyak analist mengatakan PCnya Prabowo hanyalah sekadar gimik politik. Kalau memang bukan gimik, lalu apa langkah politik Prabowo untuk mewujudkannya jadi kenyataan.

Tentu diperlukan analisis yang lebih mendalam terhadap konteks pernyataan tsb dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mewujudkannya. Di dunia politik, "gimik" merujuk pada upaya menarik perhatian atau dukungan tanpa rencana konkret untuk pelaksanaan, sedangkan niat serius biasanya disertai langkah-langkah nyata untuk mengimplementasikan gagasan tsb.

Mari kita lihat beberapa faktor yang bisa digunakan untuk mengevaluasi apakah pernyataan Prabowo tentang PC merupakan gimik atau niat serius :

1. Tujuan dan konteks pernyataan

Penting untuk memahami konteks dan tujuan di balik gagasan ini. Apakah pernyataan tentang PC muncul dalam suasana politis yang membutuhkan sinyal persatuan, atau apakah ini bagian dari agenda politik yang lebih besar? Jika gagasan muncul dalam konteks politis yang tepat, misalnya, untuk meredakan ketegangan politik atau meningkatkan kerjasama antar pemimpin, maka ada kemungkinan niat serius di baliknya.

2. Tindaklanjut dan implementasi

Jika Prabowo benar-benar serius tentang PC, kita bisa melihat langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya. Ini bisa berupa pertemuan dengan para pemimpin nasional atau mantan presiden untuk mendiskusikan konsep ini, pembentukan tim atau komite khusus untuk merancang mekanisme klub, atau pernyataan publik yang mengindikasikan langkah konkret ke arah implementasi.

3. Komitmen untuk dialog dan kerjasama

Jika Prabowo serius dengan ide ini, dia akan menunjukkan komitmen untuk dialog dan kerjasama lintas partai politik atau aliansi politik. Gagasan ini menuntut upaya untuk menyatukan berbagai tokoh politik dengan latar belakang berbeda. Jadi, tanda-tanda komitmen ini dapat menjadi indikasi niat serius.

4. Pengaruh pada dinamika politik nasional

Jika ide PC menjadi bagian dari dinamika politik nasional dan mempengaruhi cara politisi berinteraksi atau berkolaborasi, ini menunjukkan gagasan tsb memiliki dampak yang lebih besar daripada sekadar gimik politik.

Dengan melihat faktor-faktor di atas, kita bisa menilai apakah pernyataan tentang PC adalah sekadar gimik politik atau niat serius.

Jika tidak ada tindak lanjut konkret atau komitmen nyata, kemungkinan besar itu adalah gimik politik. Namun, jika ada langkah-langkah jelas yang diambil untuk mengimplementasikan gagasan ini, maka mungkin PC adalah niat serius Presiden terpilih Prabowo Soebianto untuk memperkuat dialog dan kerjasama di tingkat tertinggi kepemimpinan nasional kita.

Joyogrand, Malang, Tue', May 07, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun