Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sulang-Sulang Pahompu dalam Pusaran Modernitas Bangsa

27 April 2024   11:17 Diperbarui: 27 April 2024   11:22 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merasa happy usai sulang-sulang pahompu. Foto : Parlin Pakpahan.

Sulang-Sulang Pahompu Dalam Pusaran Modernitas Bangsa

Sulang-Sulang Pahompu adalah tradisi adat Batak Toba yang memiliki makna mendalam dan nilai penting dalam budaya masyarakat Batak. Secara harfiah, "sulang-sulang" berarti pemberian ulang, sedangkan "pahompu" berarti cucu. Dalam konteks budaya Batak Toba, Sulang-Sulang Pahompu adalah sebuah tradisi di mana orangtua atau anggota keluarga yang lebih tua memberikan hadiah atau pemberian kepada cucu mereka.

Pemberian ulang dalam konteks Sulang-Sulang Pahompu merujuk pada tindakan memberi kembali atau membalas pemberian yang telah diterima oleh seseorang atau suatu keluarga, terutama dalam hubungan kekerabatan dan adat Batak Toba. Ide pemberian ulang ini bisa diartikan sebagai bentuk timbal balik dan penghormatan, yang memainkan peran penting dalam menjaga hubungan keluarga dan struktur sosial dalam budaya Batak Toba.

Pemberian ulang mencerminkan prinsip timbal balik dalam hubungan kekerabatan. Ini menunjukkan rasa terimakasih dan tanggungjawab untuk memberikan sesuatu kembali kepada mereka yang telah memberikan sesuatu sebelumnya. Dalam konteks ini, bisa berupa hadiah kepada generasi yang lebih muda, seperti cucu atau anak-anak keluarga besar.

Pemberian ulang juga merupakan bentuk penghormatan kepada keluarga, khususnya kepada hula-hula (keluarga pihak istri) atau kepada leluhur. Dengan memberikan kembali, seseorang menunjukkan rasa hormat terhadap kontribusi dan pengaruh orang lain dalam kehidupan mereka.

Tradisi ini memperkuat ikatan keluarga dan memastikan bahwa hubungan antar generasi tetap terjaga. Dengan melakukan pemberian ulang, keluarga menunjukkan komitmen untuk menjaga nilai-nilai dan tradisi keluarga.

Pemberian ulang menjadi cara untuk mewariskan nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Ketika seseorang menerima pemberian ulang, ini bisa menjadi simbol bahwa tanggungjawab untuk menjaga dan melanjutkan tradisi keluarga telah diteruskan.

Dalam praktiknya, pemberian ulang bisa berbentuk banyak hal, termasuk uang, kain ulos, makanan, atau barang-barang lain yang memiliki nilai simbolis dalam konteks adat Batak Toba. Pemberian ini tidak hanya memiliki nilai material tetapi juga mencerminkan makna yang lebih dalam terkait dengan ikatan keluarga dan tradisi.

Tradisi ini terkait erat dengan konsep "dalihan na tolu," yang merupakan tiga pilar utama dalam struktur sosial Batak Toba. Tiga pilar ini adalah "hula-hula" (keluarga istri), "dongan tubu" (keluarga sesama marga), dan "boru" (keluarga menantu atau yang dinikahkan). Sulang-Sulang Pahompu merupakan cara untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan antar-anggota keluarga dalam struktur ini.

Beberapa poin penting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun