Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Regime Mullah Iran dan Kecamuk Middle-East

16 April 2024   17:54 Diperbarui: 16 April 2024   17:54 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar, serangan tsb merupakan balasan atas serangan udara Israel awal bulan ini yang menewaskan seorang jenderal penting Korps Garda Revolusi Islam Iran di Damaskus.

Sayangnya Teheran salah perhitungan dan dipastikan akan menyesali keputusannya untuk beralih dari strategi lamanya yang menggunakan pasukan proksi di tempat-tempat seperti Suriah dan Irak menjadi melancarkan serangan langsung terhadap wilayah sipil di Israel, Ini hanya akan mengobarkan kembali simpati terhadap Israel. Bagaimana tidak. Iran menghujani drone dan rudal pada saat Israel semakin terisolasi dan bersikap defensif, baik secara internasional maupun dalam hubungannya dengan AS.

Serangan jarak jauh antar negara merupakan preseden yang kekanak-kanakan. Dalam konteks ini, tidak bisa dikatakan respon yang tepat bagi Israel adalah balas menyerang langsung ke wilayah Iran. Ada kemungkinan Israel hanya merespon dalam rupa menarget proksi Iran, atau elemen lembaga keamanan Iran di luar Iran

Jikapun Israel memutuskan untuk bertindak melawan Iran secara langsung, mereka sebaiknya menyasar pabrik tempat drone diproduksi atau fasilitas penyimpanan drone. Inipun tidak boleh sampai menjadi sesuatu yang membunuh banyak orang Iran.

Di sisi lain, program nuklir di Iran tersebar secara geografis dan sangat terlindungi, sehingga diperlukan respons presisi yang sangat kuat. Tapi inipun tetap tidak akan merusak sebagian besar program nuklir Iran, meski dapat memperlambat program tsb dalam beberapa bulan atau satu atau dua tahun. Risikonya adalah, selain pembalasan langsung dari Iran, serangan semacam ini akan memberikan pembenaran bagi Iran untuk menggunakan senjata nuklir dengan kecepatan dan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menyerang program nuklir Iran tidak akan mencapai target optimal. Artinya instalasi yang sangat terlindungi itu tidak dapat dimusnahkan seluruhnya. Israel masih harus menyiapkan Bom Bunker canggih yang dapat menembus lapis-lapis pertahanan sebuah instalasi nuklir yang sangat terlindungi.

Serangan Iran sesungguhnya hampir seperti kompromi. Iran tidak mengerahkan semua yang mereka miliki untuk menghajar Israel. Terkesan kuat serangan itu seolah-olah dirancang untuk gagal. Terbukti Iran begitu cepat menyatakan misi mereka sudah selesai. Apa pun alasan domestiknya, Iran harus dilihat sebagai pihak yang memberikan respon, dan respon ini lebih bersifat politis ketimbang bersifat militer.

Boleh jadi ada perbedaan antara IRGC dan faksi lainnya. Sangat mungkin IRGC menuntut adanya respon super keras, tetapi ada pihak lain di Iran tidak ingin hal ini mengarah pada konflik habis-habisan.

Dalam politik, kompromi yang tidak masuk akal merupakan hasil dari faksi-faksi yang saling bersaing. Bagaimanapun, tidaklah masuk akal mengapa Iran tidak menerapkan strategi konvensional mereka, yi menargetkan sasaran Yahudi atau Israel di belahan dunia lain.

Yang dikhawatirkan sekarang ialah Iran menyalurkan lebih banyak senjata ke Tepi Barat. Hal ini merupakan prospek yang lebih horrific.

Di sisi AS selaku sekutu dekat Israel, Presiden Biden menanggung akibat politik karena dianggap terlalu pro-Israel, mengingat pandangan generasi muda AS - warga kulit berwarna dan sejumlah besar warga Muslim dan Arab Amerika -- bahwa politik domestik di Timur Tengah telah berubah. Kini middle-east menjadi dua sisi, bukan satu sisi, yang justeru mempersulit presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun