Manusia memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain. Ketika seseorang melihat orang lain memiliki lebih banyak, seperti mobil yang lebih bagus, rumah yang lebih besar, atau liburan yang lebih mewah, mereka mungkin merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki.
Ingat lagu Material Girl-nya Madonna. Si miskin dan ratusan juta orang lain seperti dirinya berkeyakinan bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan memiliki lebih banyak harta benda. Dia jelas terobsesi dengan harta benda, dan merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya, karena selalu ada sesuatu yang lebih baru dan lebih baik ketimbang yang dimilikinya sekarang.
Dari paham Materialisme yang diyakininya itu, berkembang pulalah hal lain yang tak bisa dihindarinya, yi Hedonisme yi filosofi yang menekankan pada pencarian kesenangan dan menghindari rasa sakit. Ketika seseorang fokus pada kesenangan sesaat, mereka sebelumnya tentu merasa tidak puas dengan kehidupan mereka secara keseluruhan, karena kebahagiaan yang diperoleh dari kesenangan sesaat bersifat sementara.
Ketidakpuasan dengan diri sendiri dapat menyebabkan seseorang merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki, meskipun mereka sudah memiliki banyak hal. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya harga diri, rasa tidak aman, atau keyakinan bahwa mereka tidak cukup baik.
Apakah gambaran di atas adalah penderitaan anak manusia. Benar, siapapun bisa menderita. Penderitaan tidak saja dirasakan oleh orang miskin tetapi juga oleh siapapun, termasuk orang yang memiliki kekayaan melimpah. Kita selalu membayangkan orang kaya selalu bergembira dan bahagia, meski tidak selalu demikian. Bisa saja dengan kekayaannya, ybs sehari-harinya malah gelisah dan menderita disebabkan oleh kausalitas yang sulit kita mengerti. Penderitaan itu letaknya di bathin, atau di dalam hati setiap orang. Oleh karena tidak kelihatan, maka tidak semua orang tahu bahwa seseorang itu sedang menderita.
Pendapat tsb manusiawi memang. Penderitaan itu bukan sebatas dia miskin atau kaya, dan menyangkut harta kekayaan thoq.
Tapi apapun itu miskin itu nggak enak. Karena engkau harus merokok, harus minum, harus bermobil, harus ngelayat yang mati, harus berisi dompetnya agar tidak dipermalukan di rumahmakan dst.
Berusahalah kawan, bagaimana agar engkau terlepas dari belenggu kemiskinan. Caranya? Berpikirlah kreatif untuk mendobraknya, karena sekali lagi miskin itu nggak enak tau dan tak ada solusi untuk itu, ntah itu pelatihan UMKM dan sebangsanya.
Semuanya, golek dewe-dewe, kata wong Jowo.
Joyogrand, Malang, Sat', March 30, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H