Sebelum Sepaku ditetapkan sebagai wilayah IKN Nusantara, tidak banyak yang tahu tentang Suku Balik. Dulunya, Suku Balik dikenal sebagai Suku Paser, padahal keduanya berbeda. Bahasa yang digunakan Suku Paser dapat dimengerti Suku Balik, namun Bahasa Suku Balik tidak dimengerti suku lain.
Suku Balik sering disalahartikan sebagai Suku Paser. Meskipun memiliki beberapa kesamaan, mereka adalah dua suku yang berbeda.
Bahasa Suku Paser dapat dimengerti oleh Suku Balik, tetapi Bahasa Suku Balik tidak dimengerti oleh suku lain, termasuk Suku Paser. Suku Balik memiliki identitas dan budayanya sendiri yang berbeda dari Suku Paser.
Bakal dialek lokal IKN dan pelestarian bahasa asli
Jakarta yang sudah menjadi ibu kota negara sejak awal kemerdekaan dalam perjalanan waktu telah menjadi semacam melting pot atau kuali adukan Indonesia yang terdiri dari ratusan macam suku bangsa itu.
Dalam perjalanan waktu Jakarta kini telah mempunyai dialek sendiri yang disebut bahasa Indonesia dialek Jakarta. Basicnya adalah logat Betawi yang bercampur dengan macam-macam pengaruh lainnya entah itu Batak, Sunda, Chinese, Ambon, Menado, Sunda dst.
Penajam Paser Utara memiliki dialek lokalnya sendiri, yaitu bahasa Paser, juga bahasa Balik di nucleus IKN. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dan memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu.
Kemungkinan besar, dialek lokal Penajam Paser Utara akan bercampur dengan berbagai dialek nusantara yang dibawa oleh para pendatang yang datang ke IKN. Hal ini dapat menghasilkan dialek baru yang unik, mirip dengan apa yang terjadi di Jakarta.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dialek baru di ibu kota negara baru antara lain :
1) Jumlah pendatang. Semakin banyak pendatang dari berbagai daerah, semakin besar kemungkinan terjadinya campuran dialek;