Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Etika, Moral, dan Hukum di Negara Bayangan

23 Februari 2024   15:24 Diperbarui: 23 Februari 2024   15:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum dibuat untuk menegakkan nilai-nilai moral yang dianggap penting bagi masyarakat. Proses pembuatan hukum melibatkan pertimbangan etika dan moral dari berbagai pihak, contoh konstitusi dan undang-undang sering kali merujuk pada nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia.

Sebelum menjadi hukum, sebuah aturan harus melalui proses legislasi yang melibatkan perdebatan dan masukan dari publik. Proses ini memungkinkan berbagai sudut pandang etika dan moral untuk didengar dan dipertimbangkan.

Final di publik luas membantu memastikan bahwa hukum yang dihasilkan selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, contoh perkembangan hukum tentang hak-hak perempuan dan anak-anak didorong oleh perubahan etika dan moral dalam masyarakat, perdebatan tentang perubahan iklim dan lingkungan hidup mendorong perumusan hukum baru untuk melindungi planet ini.

Hukum positif bukanlah produk statis, melainkan hasil dari dialektika Etika dan Moral yang berkelanjutan. Itu takkan pernah berhenti. Dialektika ini melibatkan berbagai pihak dan dipengaruhi oleh perubahan sosial, teknologi, dan pemahaman manusia tentang dunia. Kita hanya dapat mengkodifikasinya setelah final di publik luas.

Itulah Etika, Moral dan Hukum di negara bayangan kita sekarang dan ke depan ini.

Joyogrand, Malang, Fri', Febr' 23, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun