Perang Rusia vs Ukraina sudah berlangsung lebih dari 2 tahun dan belum ada tanda-tanda akan berakhir. Sulit untuk mendefinisikan jenis perang ini dengan tepat, karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan perang konvensional maupun perang gerilya.
Masa depan krisis Ukraina masih sangat tidak pasti. Ada kemungkinan perang akan terus berlanjut, namun ada juga peluang untuk mencapai penyelesaian melalui negosiasi. Faktor-faktor yang disebutkan di atas akan memainkan peran penting dalam menentukan arah peperangan.
Bisa saja penundaan bantuan Barat ke Ukraina telah membantu Rusia melancarkan serangan di 3 front sekaligus. Pasukan Rusia melakukan setidaknya tiga operasi ofensif, al di sepanjang Kharkiv-Luhansk di timur laut Ukraina, khususnya di sekitar Kupyansk dan Lyman; di dalam dan sekitar kota timur Avdiivka; dan dekat desa Robotyne di wilayah Zaporizhia timur Ukraina.
Serangan-serangan ini kemungkinan akan menghalangi pasukan Ukraina dalam mempersiapkan personel dan perlengkapan untuk operasi serangan balasan yang baru.
Masalahnya sekalipun nanti Kongres AS meloloskan bantuan militer ke Ukraina, tapi Rusia pun akan meningkatkan kapasitas industri militer dalam negeri dengan tetap juga mendapat pasokan tambahan dari negara sekutu seperti China, Korea utara, Iran dan Turki yang berkaki dua.
Kesimpulannya tetap saja kalau tak mau habis-habisan di medan laga, ya habis-habisan di meja perundingan saja.
Habis-habisan di medan laga, misalnya Israel menjatuhkan total 3-5 juta ton Bom Bunker ke terowongan Gaza dengan segala risiko yang bakal dihadapinya nanti, seraya menyiapkan alert nuklir untuk mengcounter siapa tahu ada negara yang akan menyerangnya. Begitu juga krisis Ukraina, kalau Rusia tidak bertindak katakanlah "setengah nuklir", Zelensky tak bakal tunduk, karena sebetulnya Rusia berperang dengan Nato.
Silakan pilih. Perang Terbatas atau Perang berlarut-larut tanpa solusi yang idem dengan sebuah ketololan yang memiskinkan rakyat.
Lihat :
https://en.wikipedia.org/wiki/Attrition_warfare