Zionis dan Zionisme.
Dunia ini bermacam-macam. Ada yang membelah dua begitu saja, yi Barat dan Timur, atau dibelah menurut kacamata ekonomi, yi Utara dan Selatan. Tapi ini pun tak cukup, kemudian dari Bipolar menjadi Multipolar, atau menurut kawasan dengan segala kepentingan politik yang ada di situ, maka ada Asean, Aspac dst.
Tapi bagaimanapun pembelahan itu, akan selalu ada stereotipe disitu, misalnya di negeri ini kalau kita bicara tentang Israel, maka kita akan langsung pada stereotipe : Dasar Zionis .. Zionis brengsek .. dst. Lalu demo pun akan datang bergelombang kalau ada berita panas Israel menggempur Hamas.
Mengapa bisa seperti itu, padahal term Zionis dan Zionisme adalah sesuatu yang wajar dalam dunia kebangsaan dimanapun. Kalangan Zionis adalah orang yang mendukung Zionisme, yi sebuah gerakan politik yang bertujuan untuk membangun dan memelihara negara Yahudi di tanah Israel.
Zionisme muncul di akhir abad ke-19 sebagai respons terhadap antisemitisme dan persekusi di Eropa. Theodor Herzl, seorang jurnalis Austria-Hungaria, dianggap sebagai pendiri Zionisme modern.
Pada tahun 1948, negara Israel didirikan di tanah yang disebut Palestina. Tapi peristiwa dekolonisasi Inggeris ini tidak berhasil, sebab hadirnya negara Israel di middle-east tidak sertamerta diterima dunia Arab. Maka pecahlah konflik pertama, sekalipun di masa pendudukan Inggeris sering terjadi pembunuhan orang Yahudi oleh orang Arab. Dan kemudian pembunuhan timbal-balik pun terjadi antara komunitas Arab dan Israel, karena masing-masing mempersenjatai dirinya.
Maka untuk mengenal lebih jauh Zionis dan Zionisme, kita harus mengenal Zionisme Politik yang fokus pada pendirian dan pemeliharaan negara Israel; mengenal Zionisme Agama yang melihat Zionisme sebagai bagian dari rencana Tuhan dan mengenal Zionisme Revisionis yang mendukung perluasan wilayah Israel.
Zionisme Revisionis merupakan salah satu aliran utama dalam Zionisme now. Aliran ini didirikan oleh Ze'ev Jabotinsky pada tahun 1925 atau awal abad ke-20.
Mereka menolak kebijakan Zionisme arus utama yang dianggap terlalu pasif dan lambat dalam mencapai tujuan Zionisme; menganjurkan pendirian negara Yahudi di seluruh wilayah Eretz Israel (tanah Israel), termasuk Tepi Barat dan Transyordania; mendukung penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan Zionisme.
Zionisme Revisionis memainkan peran penting dalam pendirian negara Israel. Tokoh-tokoh Zionisme Revisionis, seperti Menachem Begin dan Yitzhak Shamir, pernah menjadi Perdana Menteri Israel. Pandangan Zionisme Revisionis sangat berpengaruh dalam politik Israel saat ini.
Zionisme Revisionis secara tegas menolak klaim Arab-Palestina atas tanah Israel; Zionisme Revisionis mendukung pemindahan paksa orang-orang Arab-Palestina dari wilayah Israel.
Yang tak mengerti arti dan makna Zionisme menurut kecamata modern Israel sekarang, maka mereka hanya bisa menyemburkan : Dasar Zionis ..
Mereka lupa Zionisme telah memiliki sejarah panjang dan pengaruh yang signifikan dalam politik Israel. Aliran ini memiliki pandangan yang di satu sisi adalah kontroversial tentang Arab-Palestina dan wilayah Israel, tapi di sisi lainnya disetujui secara hidden oleh dunia Barat, karena Israel dipandang sebagai role model demokrasi modern di middle-east.
Kalaupun ada kedengkian dari negara yang anti Israel khususnya negara-negara Islam seperti Iran, Malaysia dan Indonesia dengan  ucapan "pemerintah Zionis Israel" atau "rezim Zionis Israel" atau "dasar Zionis", itu adalah kompleksitas Istilah "Zionis" dan "Zionisme" itu sendiri yang tak mereka maknai dengan benar.
Istilah ini memiliki berbagai interpretasi dan konotasi, tergantung pada sudut pandang individu dan konteks politik.
Negara-negara anti-Israel, terutama yang mayoritas Muslim seperti Iran, Malaysia, dan Indonesia, sering menggunakan istilah "Zionis" dan "Zionisme" dengan konotasi negatif. Bagi mereka, istilah ini merujuk pada ekspansionisme Israel. Mereka melihat Zionisme sebagai gerakan yang bertujuan untuk memperluas wilayah Israel dan mencaplok tanah Arab-Palestina. Juga Zionisme dikaitkan dengan kebijakan Israel yang dianggap menindas rakyat Arab-Palestina, seperti pendudukan wilayah, pembatasan hak, dan diskriminasi. Dan Israel dianggap sebagai ancaman terhadap Islam. Di negara-negara Muslim khususnya, Zionisme dihubungkan dengan gerakan anti-Islam dan dianggap sebagai ancaman bagi agama dan budaya Islam.
Penggunaan istilah "pemerintah Zionis Israel", "rezim Zionis Israel", dan "dasar Zionis" oleh negara-negara anti-Israel merupakan bentuk penolakan terhadap legitimasi Israel. Mereka tidak mengakui Israel sebagai negara yang sah dan menyebutnya sebagai "rezim Zionis". Istilah "Zionis" digunakan untuk mengecam kebijakan Israel yang dianggap tidak adil dan menindas. Penggunaan istilah "Zionis" dan "dasar Zionis" dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk mendehumanisasi Israel dan rakyatnya.
Di sisi lain, orang Israel memiliki hak asasi untuk menggunakan istilah "Zionis" dan "Zionisme" untuk mendefinisikan diri mereka sendiri dan gerakan politik mereka. Bagi mereka, istilah ini memiliki konotasi positif dan merujuk pada Hak untuk menentukan nasib sendiri. Zionisme merupakan gerakan pembebasan nasional yang bertujuan untuk membangun tanah air Yahudi di Israel. Zionisme didasari oleh hubungan sejarah dan agama orang Yahudi dengan tanah Israel. Bagi mayoritas orang Israel sekarang, Zionisme merupakan bagian penting dari identitas nasional mereka.
Penggunaan istilah "Zionis" dan "Zionisme" oleh negara anti-Israel dan orang Israel memiliki konotasi yang berbeda dan seringkali berlawanan. Memahami kompleksitas istilah ini dan konteks penggunaannya sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan interpretasi yang keliru.
Penting untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan informasi sebelum membentuk opini. Penggunaan istilah "Zionis" dan "Zionisme" oleh negara anti-Israel dapat dilihat sebagai bentuk antisemitisme.
Orang Palestina sekarang adalah orang Arab. Istilah yang paling tepat bagi mereka adalah Arab-Palestina. Mereka memiliki sejarah panjang di tanah Israel sekarang.
Kekhalifahan Rashid di bawah kepemimpinan Khalifah Umar ibn al-Khattab secara umum dianggap sebagai kekuatan Muslim pertama yang menaklukkan Yerusalem pada tahun 638 M pasca diaspora bangsa Israel ke seluruh penjuru dunia karena penindasan Romawi.
Konsep batas negara dan kebangsaan modern belum ada ketika itu, sehingga istilah "Israel" dan "Palestina" dalam konteks ini memiliki arti yang berbeda dibandingkan dengan penggunaannya di masa kini. Penaklukan Yerusalem dan wilayah yang lebih luas merupakan bagian dari perluasan Kekhalifahan Rashid.
Pada periode ini, istilah "Arab" terutama mengacu pada Jazirah Arab, dan mayoritas tentara penakluk bukanlah berasal dari Jazirah Arab itu sendiri. Sejarah kawasan ini rumit dan berlapis-lapis, dengan berbagai kerajaan dan kelompok yang memegang kendali atas Yerusalem dan wilayah sekitarnya sepanjang waktu.
Penaklukan Kekhalifahan Rashid atas Yerusalem hanyalah satu babak dalam narasi yang panjang dan dinamis. Karena sesudah itu mucul Perang Salib I, II dan III, disusul kehadiran Ottoman, dan terakhir Kolonialis Inggeris sampai Israel merdeka pada tahun 1948.
Mayoritas orang Palestina sekarang adalah keturunan orang Arab yang telah tinggal di wilayah ex Israel tsb selama berabad-abad. Bahasa Arab adalah bahasa resmi Palestina. Budaya Palestina memiliki banyak kesamaan dengan budaya Arab lainnya di middle-east.
Ada juga orang Palestina yang bukan orang Arab, termasuk orang Kristen Palestina, orang Yahudi Palestina, dan orang-orang dari kelompok etnis lain. Namun, mayoritas orang Palestina adalah orang Arab.
Maka "two state solutions" jadi terasa penting disini, dan kita pun wajib mengerti apa itu Zionis dan Zionisme, bukannya memaki dan mendehumanisasi Israel, dan apa-siapa itu Palestina, dan mengapa mereka sebaiknya disebut Arab-Palestina.
Inilah barangkali PR Presiden baru kita ke depan ini, agar kita lebih memoderasi diri untuk membangun keadilan dan perdamaian di middle-east.
Lihat :
https://id.wikipedia.org/wiki/Zionisme
https://www.britannica.com/topic/Zionism
https://www.annefrank.org/en/topics/antisemitism/are-all-jews-zionists/
Joyogrand, Malang, Tue', Febr' 13, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H