Kekhalifahan Rashid di bawah kepemimpinan Khalifah Umar ibn al-Khattab secara umum dianggap sebagai kekuatan Muslim pertama yang menaklukkan Yerusalem pada tahun 638 M pasca diaspora bangsa Israel ke seluruh penjuru dunia karena penindasan Romawi.
Konsep batas negara dan kebangsaan modern belum ada ketika itu, sehingga istilah "Israel" dan "Palestina" dalam konteks ini memiliki arti yang berbeda dibandingkan dengan penggunaannya di masa kini. Penaklukan Yerusalem dan wilayah yang lebih luas merupakan bagian dari perluasan Kekhalifahan Rashid.
Pada periode ini, istilah "Arab" terutama mengacu pada Jazirah Arab, dan mayoritas tentara penakluk bukanlah berasal dari Jazirah Arab itu sendiri. Sejarah kawasan ini rumit dan berlapis-lapis, dengan berbagai kerajaan dan kelompok yang memegang kendali atas Yerusalem dan wilayah sekitarnya sepanjang waktu.
Penaklukan Kekhalifahan Rashid atas Yerusalem hanyalah satu babak dalam narasi yang panjang dan dinamis. Karena sesudah itu mucul Perang Salib I, II dan III, disusul kehadiran Ottoman, dan terakhir Kolonialis Inggeris sampai Israel merdeka pada tahun 1948.
Mayoritas orang Palestina sekarang adalah keturunan orang Arab yang telah tinggal di wilayah ex Israel tsb selama berabad-abad. Bahasa Arab adalah bahasa resmi Palestina. Budaya Palestina memiliki banyak kesamaan dengan budaya Arab lainnya di middle-east.
Ada juga orang Palestina yang bukan orang Arab, termasuk orang Kristen Palestina, orang Yahudi Palestina, dan orang-orang dari kelompok etnis lain. Namun, mayoritas orang Palestina adalah orang Arab.
Maka "two state solutions" jadi terasa penting disini, dan kita pun wajib mengerti apa itu Zionis dan Zionisme, bukannya memaki dan mendehumanisasi Israel, dan apa-siapa itu Palestina, dan mengapa mereka sebaiknya disebut Arab-Palestina.
Inilah barangkali PR Presiden baru kita ke depan ini, agar kita lebih memoderasi diri untuk membangun keadilan dan perdamaian di middle-east.
Lihat :
https://id.wikipedia.org/wiki/Zionisme
https://www.britannica.com/topic/Zionism