Membedah asal-usul kepercayaan Batak-Toba, khususnya terkait Dewa Tinggi, merupakan pertanyaan kompleks. Ada dua sudut pandang utama disini.
1. Kepercayaan Asli Batak-Toba
Pendukung argumen ini menyatakan bahwa kepercayaan Batak-Toba sudah ada jauh sebelum pengaruh Hindu masuk ke Sumatera Utara.
Bukti yang diajukan seperti naskah kuno Batak (lak-lak) dari abad ke-15 dan 16 yang memuat konsep Debata Mulajadi Nabolon, pencipta alam semesta; kesamaan konsep Dewa Tinggi Batak dengan kepercayaan animisme dan dinamisme di berbagai budaya lain; kepercayaan Batak-Toba memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan Hindu, seperti konsep "dongan tubu" (persaudaraan semarga) dan "dalihan na tolu" (tiga prinsip kekerabatan).
2. Pengaruh Hindu
Pendukung argumen ini melihat pengaruh Hindu dalam berbagai aspek kepercayaan Batak-Toba, seperti penggunaan istilah "Debata" yang secara filologis berasal dari bahasa Sansekerta "Dewata"; kesamaan konsep Trimurti Hindu dengan konsep Debata Na Tolu (tiga dewa utama) dalam kepercayaan Batak-Toba; adanya ritual dan tradisi Batak yang mirip dengan ritual Hindu.
Kedua argumen memiliki bukti yang kuat. Kemungkinan besar, kepercayaan Batak-Toba merupakan hasil perpaduan antara kepercayaan asli dan pengaruh Hindu yang masuk melalui interaksi budaya.
Mengidentifikasi mana yang asli dan mana yang pengaruh Hindu secara definitif tidaklah mudah. Yang terpenting adalah memahami bagaimana kedua elemen tsb bercampur dan menghasilkan sistem kepercayaan yang unik dan kaya.
Pengaruh Hindu pada Kepercayaan Batak-Toba merupakan modifikasi dan perpaduan. Pengaruh Hindu pada kepercayaan Batak-Toba tidak bersifat menggantikan, melainkan memodifikasi dan berpadu dengan kepercayaan asli.
Beberapa contoh
1. Konsep Ketuhanan