Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gong Xi Fa Cai Prabowo-Gibran dan Jayalah Indonesia

9 Februari 2024   16:42 Diperbarui: 9 Februari 2024   17:44 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penampakan Gemoy di pinggir jalan. Foto : cnbcindonesia.com

Prabowo sudah sangat matang sekarang. Kini bukan lagi uang yang dicari Prabowo. Dalam usianya yang ke-72 sekarang, ia terkesan kuat hanya mau mempersembahkan sisa-sisa terakhir hidupnya untuk bangsa kita sebagai negarawan yang bisa memajukan bangsa dan negaranya. Itu saja", demikian Robert.

Lalu bagaimana dengan Jokowi yang secara hidden pro kepada Prabowo sekarang? "Oya Jokowi, saya tidak melihatnya dari faktor Gibran semata. Saya yakin Jokowi lebih melihat Prabowo sebagai calon presiden yang memahami pikiran dan cita-cita seorang Jokowi sebagaimana halnya Jokowi memahami betul cara berpikir Bung Karno terhadap masa depan bangsa ini. 

Sejauh ini, Prabowo-lah  pilihan yang terpantas untuk itu. Dia tahu cara berpikir presidennya, dia dikenal tegas dan tidak disetir partai begitu saja. Dia benar-benar berpikir hanya untuk kemajuan bangsanya saja. 

Dengan kata lain, bagaimana agar bangsa ini maju dan modern. Tak heran Jokowi meninggalkan PDIP secara hidden begitu saja, karena tentu tak ingin bentrok dengan Megawati secara telanjang di hadapan rakyat. Itu gaya Solo, tapi saya pikir itu keren", demikian Robert belum lama ini kepada saya.

Benar temanku ini. Kritik terhadap pemerintahan Jokowi, masalah pencalonan Gibran, atau upaya merangkul kalangan Nahdliyin adalah bagian dari proses demokrasi yang sehat. Sejauh mana hiruk-pikuk tsb berpengaruh terhadap kestabilan moving averages atau ayunan langkah elektoral bisa sangat bervariasi tentunya.

Dalam konteks elektoral, variabel permanen seperti popularitas dan kinerja Presiden Jokowi tetap menjadi faktor utama. Pemilih cenderung mempertimbangkan pencapaian, kebijakan, dan ketegasan pemerintahan dalam menilai kinerja suatu pemerintahan. Meskipun kritik dapat menciptakan getaran dalam opini publik, dampak jangka panjangnya tergantung pada seberapa besar kritik tsb tercermin dalam tindakan dan kebijakan pemerintah. Rakyat di lingkar Toba misalnya, mereka mana bisa melupakan Jokowi begitu saja. Juga rakyat di Jatim, Jateng, Jabar dst. Mereka sudah merasakan bagaimana pencapaian sang eksekutor yang adalah Presiden mereka sendiri.

Pandangan terhadap Prabowo Subianto dan perjalanan karirnya dapat beragam tergantung pada sudut pandang dan pengalaman individu. Beberapa orang mungkin melihat transformasi Prabowo dari seorang perwira militer yang kontroversial menjadi seorang negarawan yang dianggap lebih matang sebagai sesuatu yang positif.

Beberapa poin penting tentang Prabowo, antara lain perubahan dari militer ke politik memang telah membawa perubahan dalam citra Prabowo. Pergeseran fokus dari militer ke kepemimpinan politik, terutama selama masa jabatannya sebagai Menhan di kabinet Jokowi, dapat dianggap sebagai bukti perubahan orientasi dan peran.

Beberapa orang seperti temanku Robert melihatnya sebagai pemimpin yang telah berkembang dan matang seiring waktu. Pandangan ini bisa berkaitan dengan kemampuannya beradaptasi dengan perubahan zaman, tuntutan politik, dan kepemimpinan yang lebih luas.

Jujur, beberapa orang mungkin masih membawa ingatan tentang masa lalunya yang kontroversial, terutama terkait keterlibatannya dalam peristiwa 1998 di Indonesia. Hal ini bisa menjadi titik kritis bagi beberapa orang yang melihat perjalanan karirnya. Inilah yang sering saya katakan sebagai pandangan kalangan akademisi dan para aktivis 1998 yang kini sudah banyak yang menjadi politisi dan pengusaha sukses.

Terkait Jokowi, beberapa poin penting, antara lain Jokowi memilih Prabowo Soebianto sebagai Menhan dalam kabinetnya. Kerjasama ini menunjukkan adanya kolaborasi di tingkat pemerintahan dan bisa diartikan sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas politik dan mengintegrasikan berbagai kepentingan politik di dalam pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun