Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilpres 2024: Ndang di Ahu Ndang di Ho, Bulus Ma tu Begu

13 Januari 2024   13:24 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:25 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks kampanye, adaptasi mencakup kemampuan untuk berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan situasi. Kampanye yang terlalu fokus pada menyerang lawan mungkin kehilangan kemampuan adaptasi untuk merespons isu-isu yang muncul secara dinamis.

Parsons menyoroti pentingnya integrasi sosial untuk stabilitas sistem. Jika kampanye terlalu polarisasi dan penuh dengan serangan tanpa dasar yang kuat, ini dapat merusak integrasi sosial dan menciptakan ketegangan di masyarakat.

Dalam kacamata sosiologis, perilaku semacam ini dapat dianggap sebagai indikasi ketidakseimbangan dalam sistem politik. Masyarakat dan pemilih perlu mengajukan pertanyaan kritis terhadap kampanye yang lebih fokus pada menyerang lawan daripada memberikan informasi yang substansial tentang rencana dan program mereka sendiri.

Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa memilih bukan hanya tentang menolak calon, tetapi juga tentang mendukung calon yang memiliki visi dan program yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Bagaimana seorang Talcot Parsons dalam konteks Pilpres Indonesia 2024 memberi saran terbaiknya disini. Perlukah mendestigmatisasi seseorang atau malah menstigma dengan cap terburuk. Atau bagaimana sebetulnya yang terbaik, karena di Amerika pun  upaya kembali memberi stigma kepada Trump justeru semakin menjadi-jadi, apakah kita sudah sampai pada puncaknya demokrasi atau malah menurun. Bagaimana Fukuyama mempertanggungjawabkan thesisnya bahwa demokrasi adalah puncak peradaban manusia dalam berpolitik.

Talcott Parsons, seorang sosiolog fungsionalis, akan mendorong pendekatan yang lebih seimbang dan konstruktif dalam konteks Pilpres Indonesia 2024.

Beberapa saran yang dapat diterapkan dari perspektif Parsons misalnya kampanye sebaiknya lebih fokus pada penyampaian informasi positif mengenai visi, program, dan kebijakan yang ditawarkan oleh kandidat. Ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik di antara pemilih mengenai rencana masa depan yang diusung.

Mendorong pendidikan pemilih untuk membantu mereka memahami dan menilai rencana serta program yang diusung oleh masing-masing kandidat. Ini dapat membantu mengurangi pengaruh stigmatisasi atau serangan pribadi terhadap lawan.

Mendorong adanya dialog terbuka dan konstruktif antara kandidat dan tim kampanye. Diskusi yang berfokus pada solusi, bukan hanya masalah, dapat membawa pemahaman yang lebih baik di antara pihak-pihak yang bersaing.

Parsons akan menyarankan untuk menghindari stigmatisasi pribadi atau serangan yang bersifat merendahkan martabat lawan politik. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan martabat demokrasi.

Dalam konteks Amerika dan upaya kembali memberi stigma kepada Trump, ini juga mencerminkan dinamika politik yang polarisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun