Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Prabowo dan Omon-omon yang Menjadi Trending Topik di X

8 Januari 2024   11:18 Diperbarui: 9 Januari 2024   07:00 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto memberi salam sebelum menyampaikan pandangannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra via kompas.com)

Mengingat keadaan dunia saat ini, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa debat calon presiden pada hari Minggu 7 Januari ybl adalah salah satu debat pemilu yang penting, bahkan berdampak dalam siklus pemilu kita saat ini. 

Di tengah berbagai krisis global, mulai dari persaingan geopolitik, meningkatnya proteksionisme dan nasionalisme hingga konflik bersenjata dan pemanasan global, para pemilih ingin mendengar apa yang ditawarkan ketiga calon presiden tsb untuk memperbaiki prospeknya.

Anies menyorot anggaran Kemenhan yang saat ini banyak dialokasikan untuk membeli alutsista bekas dari negara lain. Menurut dia hal tsb tidak produktif.

Prabowo lantas membalasnya dengan mengatakan Anies tak paham soal pertahanan. Sebab banyak negara yang juga membeli pesawat bekas, bahkan di zaman Soekarno pesawat tempur yang dipakai juga adalah barang bekas yang masih layak pakai dan usianya muda.

Lantas, Prabowo melontarkan ungkapan baru yang ramai dibahas di media sosial. Tak lain adalah 'omon-omon' yang merupakan plesetan dari 'omong-omong'. Dalam konteks ini, Prabowo meminta Anies agar tak cuma ngomong doang.

Kalau bener masuk akal saya setuju, kalau "omon omon" ya kumaha atau bagaimana?

Omon-omon ini kemudian menjadi trending di X bahkan hingga hari ini sudah mencapai 28.000 cuitan. (Lihat: cnbcindonesia.com)   

"Omon-omon" tak ada dalam KBBI. Orang lupa bahwa Prabowo pernah bertugas di Timtim semasa Indonesia, dimana orang Timtim sulit melafalkan "ng" dalam bahasa Indonesia, misalnya "bawang goreng" dibaca menjadi "bawan goren", "Semarang" dibaca menjadi Semaran, begitu juga dengan "Omong-omong" dibaca menjadi Omon-omon.

Ini sungguh menarik bagi Netizen Indonesia, yang menganggap Prabowo telah menemukan kata baru dalam komunikasi politik di negeri ini, bahkan ada netizen yang memakai kata baru ini dalam konteks lain yang jenaka.

Pertukaran argumen antara Anies dan Prabowo, terutama terkait anggaran Kementerian Pertahanan yang dialokasikan untuk membeli alutsista bekas dari negara lain, membawa munculnya istilah baru "omon-omon" yang diucapkan oleh Prabowo.

Dalam term "omon-omon" saya pikir Prabowo terinspirasi dari pengalamannya semasa bertugas di Timor Timur, dimana pengucapan bahasa Indonesia disana salah satunya adalah kesulitan melafalkan "ng."

Netizen Indonesia merespons dengan antusiasme terhadap istilah baru ini, menganggapnya sebagai temuan kreatif dalam komunikasi politik.

Sebagian netizen menggunakan "omon-omon" dalam konteks lain yang bersifat jenaka, menciptakan variasi dan memperluas penggunaannya di berbagai situasi.

Penggunaan istilah baru ini menunjukkan bagaimana perkembangan komunikasi politik dapat menciptakan tren di media sosial dan memberikan warna unik pada dinamika kampanye politik di Indonesia.

Benar bahwa Prabowo agak tersudut dalam perdebatan capres tadi malam, tapi bukan berarti ia kalah dalam perdebatan itu. 

Bagaimanapun masalah belanja pertahanan tak bisa dijelaskan hanya poin-poinnya saja, sementara yang ditanyakan terkait anggaran milyaran rupiah, dan mekanisme yang berliku. Maka ia mengatakan Anies jangan hanya "omon-omon" saja.

Pernyataan Prabowo yang meminta Anies untuk tidak hanya "omon-omon" saja, dapat diartikan sebagai dorongan agar Anies tidak hanya berkomentar secara umum atau memberikan kritik tanpa memberikan solusi konkret atau pemahaman mendalam terhadap kompleksitas isu pertahanan dan anggaran.

Debat politik melibatkan berbagai faktor, termasuk kemampuan untuk menjelaskan ide dan kebijakan dengan jelas dan persuasif. Prabowo disini menekankan pentingnya mendekati isu-isu kompleks seperti anggaran pertahanan dengan lebih dari sekadar komentar umum.

Yang patut diacungi jempol kali ini adalah Ganjar Pranowo yang justeru memukul visi kedua capres saingannya pada bagian akhir perdebatan, yang mana ia membuka data tentang indeks kemiliteran negeri ini yang menurun drastis. 

Kalau paslon no 2 tak bisa membantah data yang dipegangnya, silakan relawannya yang maju membantunya. Juga Ganjar memukul telak Anies dengan mengatakan ASEAN adalah forum yang sulit karena semuanya harus melalui konsensus bersama. 

Maka kita ke depan ini harus bertahap mengubahnya menjadi lonjong dan tidak mesti bulat dalam mengambil keputusan ntah itu soal pengungsi Rohingya dll.

Apresiasi terhadap kemampuan Ganjar Pranowo dalam menghadapi debat dan membawa fakta-fakta serta argumen menjadi sesuatu yang berbeda dalam perdebatan itu. 

Berbicara dengan data konkret, seperti indeks kemiliteran yang menurun, dapat memberikan dimensi objektif pada perdebatan. Pernyataannya mengenai Asean juga menunjukkan pemahaman mendalamnya terhadap dinamika politik regional.

Menyajikan data konkret dan berbicara berdasarkan fakta dapat memperkuat argumen seorang kandidat dan menarik perhatian pemilih yang mencari pemimpin yang informatif dan mampu membuat keputusan berdasarkan data yang akurat. 

Sementara itu, memberikan saran untuk bertahap mengubah format pengambilan keputusan di Asean menunjukkan pemikiran strategis dan visi jangka panjang yang dapat menciptakan perubahan positif.

Tentu saja, evaluasi terhadap penampilan dan argumentasi kandidat dalam debat bersifat subjektif dan dapat bervariasi di antara pemirsa. 

Namun, kemampuan Ganjar Pranowo untuk membawa data dan merumuskan solusi konstruktif dapat menjadi elemen penting dalam mendukung citra dan popularitasnya di mata pemilih.

"Omon-omon" ketiga kandidat sepertinya sepakat dengan pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan termasuk bagaimana agar Arab-Palestina merdeka.

Ini bukanlah redefinisi tentang persoalan Israel-Arab Palestina. Tapi persoalan yang sampai saat ini belum dimengerti oleh para pemimpin bangsa ini dari masa ke masa. 

Arab-Palestina, asal tahu, sudah merdeka sejak 1988. Hanya karena Arab-Palestina belum menghapuskan hujatan abadinya agar Israel dihapuskan dari muka bumi ini. 

Maka terror terus berkesinambungan disana. Inilah yang perlu diredefinikan dalam politik luar negeri Indonesia, bagaimana agar cara berpolitik kita tidak munafik yang katanya non-blok atau tidak berpihak kemanapun, tapi pada kenyataannya berpihak kepada Arab-Palestina tanpa mau tahu persoalan mendasarnya.

Isu Arab-Palestina memang telah lama menjadi topik yang kontroversial dalam politik luar negeri Indonesia. Posisi Indonesia terkait dengan konflik Israel-Arab Palestina sebagian besar didasarkan pada dukungan moral dan politik terhadap kemerdekaan Arab-Palestina serta kecaman terhadap tindakan Israel yang dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Sejak Deklarasi Kemerdekaan Arab-Palestina pada tahun 1988, Indonesia telah secara resmi mengakui negara Arab-Palestina dan memberikan dukungan politik untuk mendukung hak kemerdekaannya.

Sebagai negara non-blok, Indonesia secara formal memegang prinsip netralitas dan tidak berpihak kepada salah satu kubu konflik. Namun, dalam praktiknya, sikap Indonesia seringkali terlihat lebih pro Arab-Palestina.

Isu konflik Israel-Arab Palestina sangatlah kompleks dan melibatkan sejarah, agama, politik, dan masalah kemanusiaan. 

Redefinisi atau pemahaman ulang terhadap pendekatan politik luar negeri Indonesia seyogyanya dapat melibatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika konflik tsb. Ketiga kandidat seharusnya meredefinisikannya sesuai perkembangan geopolitik dunia.

Akhirnya, debat capres masih tersisa dua perdebatan lagi, debat cawapres pada 14 Januari 2024 dan debat capres pada 4 Pebruari 2024, dan nyoblos siapa capres yang anda pilih pada 14 Pebruari 2024.

Joyogrand, Malang, Mon', Jan' 08, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun