Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Museum Arab-Palestina di Tepi Barat Tak Bisa Menunjukkan Apa pun

18 Desember 2023   12:10 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:10 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lawyer itu menggelengkan kepala, two state solutions sekarang semakin sulit karena serangan Hamas 7 Oktober lalu sangat jelas menggambarkan betapa barbarnya bangsa Arab-Palestina terhadap bangsa Israel, sehingga tega-teganya anak kecil Yahudi sampai dipenggal kepalanya dan perempuan Yahudi diperkosa di hadapan keluarganya. Ini sungguh tak dapat dimaafkan oleh hati nurani terdalam siapapun di tanah Israel sekarang..

Two state solutions bisa saja diupayakan kata lawyer tsb, tapi hasilnya akan mendekati utopia, karena para pemukim Yahudi tahun demi tahun di tepi barat sudah semakin merangsek. Dan ini tak mudah merelokasinya. Apalagi kaum ultra nasionalis Yahudi hanya menginginkan seluruh tepi barat kembali ke Israel. Sedangkan Gaza akan dikosongkan untuk beberapa waktu pasca konflik Gaza.

Yang tersisa sekarang adalah berpulang kepada orang Arab-Palestina, apakah mereka mau berpindah kewarganegaraan yi menjadi warga negara Israel. Yang tak mau silakan bermigrasi kemanapun ntah di internal dunia Arab atau lebih jauh dari itu.

Yang sangat mengesalkan bangsa Israel adalah keterlambatan PBB mengutuk dan mendefinisikan kebiadaban Hamas dalam serangan 7 Oktober lalu di Kfar Aza Israel selatan. Serangan yang dilakukan oleh Hamas di Kfar Aza, Israel selatan, tidak semata tindakan terorisme, tapi juga sebuah kebiadaban fanatik tiada tara.

Alasan penundaan respon dari organisasi internasional tsb boleh saja karena terkait dinamika politik dan diplomasi, serta adanya perbedaan pendapat di antara anggota PBB terkait penilaian situasi konflik Israel-Arab-Palestina. Tapi pastinya forum MU PBB memang dikuasai forum dunia ketiga yang banyak dipengaruhi dunia Arab.

Karena keterlambatan itu, PBB boleh dibilang telah mengglorifikasi pemenggalan kepala anak-anak Yahudi dan pemerkosaan perempuan-perempuan Yahudi dan pembantaian orang Yahudi tanpa pandang bulu karena adanya dogma di dunia Arab yang jelas-jelas melanggar hukum humaniter internasional. Dunia yang terlena oleh HAM yang digembar-gemborkan di medsos jelas telah melupakan itu. Sementara Hamas dan dunia Arab memanfaatkan MU PBB sematamata hanya untuk kepentingannya sendiri, dan bukan untuk kepentingan Hukum Humaniter Internasional.

Mungkin kemarin-kemarin Israel bisa tunduk pada tekanan AS, tapi sekarang ini waktu yang tersisa buat Israel adalah bagaimana mengeliminasi Hamas. Karena Hamas dan dogma pemusnahan Yahudilah musuh yang mengancam eksistensi ke 4 Israel setelah pembuangan Babilonia, Pembuangan Persia, Penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M, dan Holocaust di Jerman pada masa PD II.

Arab-Palestina sejauh ini tak kunjung bisa melakukan pameran arkeologis keberadaan nenekmoyang mereka di tanah yang mereka sebut sebagai tanah Palestina, sementara sebutan itu hanya merujuk sebuah nama pada masa 3 milenium lalu.

So pembuktian bahwa mereka sudah sejak lama di tanah Israel sekarang adalah sebuah delusi. Dan mereka akan terus berdelusi tentang itu sebelum semua hatred yang terkait dengan pemusnahan kaum Yahudi itu sirna dengan sendirinya. But how?

Joyogrand, Malang, Mon', Dec' 18, 2023.

Museum Arab-Palestina di Birzeit, Tepi Barat. Foto : Rina Castelnuovo via nytimes.com
Museum Arab-Palestina di Birzeit, Tepi Barat. Foto : Rina Castelnuovo via nytimes.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun