Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Museum Arab-Palestina di Tepi Barat Tak Bisa Menunjukkan Apa pun

18 Desember 2023   12:10 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:10 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Arab-Palestina di dekat Universitas Birzeit, Tepi Barat. Foto : wikipedia.org

Meskipun ide museum pertama kali diluncurkan pada akhir tahun 90-an, pembangunan Gedung, baru dimulai sekitar 2013. Bangunan ini terletak di sebidang tanah seluas 40.000 meter persegi dan penyelesaiannya menelan biaya US $ 28 juta. Asal tahu, warga Arab-Palestina sudah memiliki sekitar 30 museum di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, wilayah di mana mereka berharap untuk mendirikan sebuah negara. Lih ynetnews.com dalam https://tinyurl.com/yuo49dxh

Dapatkah museum itu mendefinisikan kembali seni, sejarah dan budaya Arab-Palestina, karena sejauh ini yang belum dimiliki museum itu adalah pameran arkeologis.

Kalaulah pameran dimaksud pernah diselenggarakan, mungkin melalui media semacam itu dapat dijelaskan asal-usul dan identitas bangsa Arab-Palestina yang sesungguhnya.

Boleh dikata sejak penandatanganan perjanjian perdamaian Oslo dengan Israel pada pertengahan tahun 1990an, inisiatif sosbud Arab-Palestina sering kali gagal mendapatkan daya tarik dan menemukan kepemimpinan yang konsisten.

Ruang kosong Museum Arab-Palestina di Birzeit, Tepi Barat. Foto : EPA via ynetnews.com
Ruang kosong Museum Arab-Palestina di Birzeit, Tepi Barat. Foto : EPA via ynetnews.com

Banyak aktivis Arab-Palestina memandang Abbas, 87 tahun, dan pemerintahannya terbukti gagal membangun pemerintahan yang efektif, namun generasi pengganti belum juga muncul untuk menggantikan mereka. Lih nytimes.com dalam https://tinyurl.com/ywjtgz96

Kalau dilihat secara historis dan arkeologis, museum itu jelas hanya dapat menggambarkan jejak Arab-Palestina terhitung mulai tahun 1948 saja, bahwa mereka adalah ex warga koloni Inggeris yang sama setujunya dengan Ottoman dengan penamaan Romawi dulu bahwa itu adalah tanah Palestine untuk menghilangkan nama tanah Israel dari peta middle-east.

Ketiadaan pameran arkeologis disini mungkin bisa menjelaskan realitas masyarakat Arab-Palestina. Sementara Israel via direktorat kepurbakalaannya sudah mulai mensistematisasi data-data arkeologis tentang nenekmoyang mereka mulai zaman King David hingga saat Romawi menghancurkan Yerusalem pada tahun 70 dimana pada saat itu Romawi secara resmi mengganti nama Israel menjadi Palestine yaitu bangsa asal pulau Kreta Yunani yang sudah lama punah di masa King David berkuasa di Israel.

Apakah dalam konflik berkepanjangan ini, Arab-Palestina terlalu jauh didorong oleh Liga Arab untuk menghapuskan nama Israel selama-lamanya dengan menggunakan salah satu dogma mereka bahwa orang Yahudi itu layak dibinasakan dari muka bumi.

Kalau Israel salah memberdayakan diri mereka dengan kekuatan militer dan persenjataan canggih yang superkuat, maka Israel akan habis dikeroyok oleh dunia Arab dan muslim lainnya yang tidak menginginkan mereka ada di dunia ini sesuai dengan dogma dimaksud.

Menlu Inggeris David Cameron belum lama ini bertanya kepada seorang lawyer senior Israel yang dipercayainya. Mungkinkah two state solutions dapat mengakhiri konflik Gaza sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun