Komplain Sejumlah Negara Terhadap Diplomasi Panda ala China
Di sebelah utara Helsinki ada sebuah kota yang terlihat sepi, tapi ada dua warganya yang kesohor disitu, yi panda raksasa Lumi dan Pyry. Keduanya berada kuranglebih 6.500 kilometer dari kampung halaman kedua panda raksasa gemoy itu di propinsi Sichuan, China. Kota kecil Ahtari menjadi latar belakang intrik yang mengungkap kerugian finansial dari diplomasi panda yang dilakukan Beijing.
Saat ini, kebun binatang di Ahtari -- sebuah kota kecil dengan populasi sekitar 5.400 jiwa -- mengatakan mereka tidak mampu lagi memelihara panda. Apa pasal. Kota kecil itu baru lima tahun memasuki masa 15 tahun kewajiban kontrak bernilai jutaan dolar untuk menyediakan rumah bagi Lumy dan Pyry.
Sementara, yang dipertaruhkan China adalah risiko pukulan serius terhadap prestise global mereka sebagai penjaga salah satu spesies hewan yang paling dicintai di dunia, jika Lumi dan Pyry akhirnya terpaksa dipulangkan lebih awal dari Finlandia.
Nasib pasangan panda tsb, yang masing-masing memiliki nama Finlandia yi Salju (Lumy) dan Badai Salju (Pyry), masih belum jelas, dan keputusan apakah akan dikembalikan ke China, belum diumumkan.
Di balik duka Ahtari sebetulnya ada niat baik Beijing dalam mengirimkan panda ke kebun binatang di seluruh dunia. Itu adalah bentuk persahabatan dan upaya konservasi, dan bukan pemberian hewan secara gratis begitu saja.
Sebuah survei yang dilakukan Nikkei Asia mengenai perjanjian China untuk meminjamkan panda ke kebun binatang di seluruh dunia, dengan biaya rata-rata US Â $ 1 juta per tahun per pasang, menunjukkan perdagangan binatang "fuzzy" yang gemoy berbulu panjang menjumbai ini telah menghasilkan pendapatan bagi China hampir US $ 300 juta sejak tahun 1994 .
Jumlah tsb kecil jika dibandingkan dengan skala raksasa perekonomian China, yang terbesar kedua di dunia. Namun pengaturan pinjaman tsb, yang menurut China menyediakan dana untuk penelitian konservasi panda, berarti bahwa negara-negara lain harus membayar untuk membiayai apa yang menurut para ahli merupakan salah satu alat pemasaran soft power utama Beijing.
Mengenai cara China membelanjakan uang yang dihasilkan dari pinjaman penangkaran panda, tidak ada transparansi, kata Henry Nicholls, jurnalis sains dan penulis "The Way of the Panda," sebuah sejarah modern tentang hewan tsb. "Kami tidak tahu ke mana perginya," tambahnya lagi - Lih asia.nikkei.com dalam https://tinyurl.com/ysbest5e
Kebun binatang Ahtari menolak menjawab pertanyaan tentang kapan mereka akan mengambil keputusan mengenai nasib panda tsb. Media Finlandia sebelumnya melaporkan bahwa keputusan akan diambil setelah musim pengunjung musim panas tahun ini.