Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Artificial Intelligence: Perang Dunia III 23 November 2023

14 November 2023   12:22 Diperbarui: 14 November 2023   12:32 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ledakan dahsyat Nuklir dan speaker Alexa. Foto: newsweek.com

Perang Dunia III 23 Nopember 2023

AI atau Artificial Intelligence Alexa dari Amazon  "memprediksi" Perang Dunia 3 akan dimulai akhir Nopember ini, persisnya tgl 23 Nopember 2023.

Lacak punya lacak, prediksi "ngeri-ngeri sedap" ini ternyata dibagikan oleh Bule iseng dalam serial online. Bule iseng ini piawai sekali membodohi netizen dunia dengan mengira Alexa milik Amazon itu telah meramalkan Perang Dunia 3.

Jon Buckhouse nama si Bule yang berspesialisasi dalam postingan "spoof" atau tipuan dalam "Tanggapan Alexa" secara online, telah membagikan video di TikTok, dimana perangkat pintarnya itu bersuara : "Perang Dunia 3 dimulai pada 23 Nopember 2023 pukul 18.05, ketika Rusia melancarkan serangan terhadap Jerman".

Ramalan ngeri tersebut adalah salah satu dari sekian banyak klip yang diunggah ke akunnya baru-baru ini, dengan beberapa klipnya yang paling populer termasuk klip yang mengklaim Miami, AS, akan hancur total akibat badai tahun 2025 dan klip lainnya memprediksi Dwayne "The Rock" Johnson akan mencalonkan diri sebagai Presiden AS.

Dalam video yang tak kalah viralnya itu, perangkat cerdasnya bersuara : "Pada 4 September 2025, pukul 15.08, Florida akan dilanda badai Kategori 5 dengan kecepatan angin mencapai 205 mil per jam. Miami akan hancur total."

Para peneliti dari layanan pengecekan fakta online Snopes menduga Buckhouse gendeng itu mungkin memanfaatkan fitur "Alexa Blueprints", yang memungkinkan perangkat yang mendukung Alexa itu membuat respons khusus terhadap pertanyaan spesifik.

Kita, misalnya, dapat mengajari Alexa kata sandi WiFi kita sehingga perangkat itu dapat mengingatkan kita saat diperlukan.

Saat alat ini diluncurkan, Amazon menyarankan agar memberikan informasi khusus seperti rincian kontak darurat kepada pengasuh anak, misalnya.

Steve Rabuchin, Wakil Presiden Amazon Alexa, berkata dengan antusias : "Alexa Skill Blueprints adalah cara baru bagi Anda untuk mengajarkan keterampilan yang dipersonalisasi kepada Alexa hanya untuk Anda dan keluarga.

"Anda tidak memerlukan keterampilan membangun pengalaman atau coding untuk memulai. Keluarga saya menciptakan keterampilan bercanda kami sendiri dalam hitungan menit, dan sangat menyenangkan bisa berinteraksi dengan Alexa dengan cara yang benar-benar baru dan pribadi." Lih Benediktus Tetzlaff-Deas mirror.co.uk dalam https://tinyurl.com/ytwml7rn

Begitulah viralisasi apapun sekarang ini. Padahal senyatanya tak ada bukti atau informasi yang mendukung klaim tersebut. So, kita harus selalu waspada sumber informasi yang dapat dipercaya dan diverifikasi sangatlah penting dalam menilai kebenaran suatu pernyataan. Klaim yang muncul di platform media sosial seperti TikTok seringkali tidak memiliki dasar fakta yang kuat.

Reaksi yang bijak untuk berita viral yang seakan benar seperti ini antara lain men-check berita tersebut dari sumber-sumber berita yang terpercaya dan dapat diverifikasi. Jangan hanya bergantung pada klaim yang viral di platform media sosial; pastikan sumber informasi yang digunakan untuk meramalkan kejadian tersebut dapat dipercaya. Artificial Intelligence tidak memiliki kemampuan meramalkan peristiwa geopolitik di masa depan dengan pasti; Informasi yang terlalu sensasional atau spektakuler perlu dihadapi dengan skeptisisme. Banyak klaim yang disebarluaskan di media sosial dapat menjadi sensationalized atau bahkan palsu; Jangan menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya. Menghindari menyebarkan informasi palsu atau tidak terverifikasi dapat membantu mengurangi penyebaran informasi yang tidak benar; Jika Anda ingin mendapatkan informasi yang akurat tentang situasi geopolitik atau peristiwa dunia, lebih baik mencari informasi dari sumber-sumber berita resmi dan lembaga pemerintah yang dapat dipercaya.

Juga penting diingat kebenaran klaim tersebut sangat diragukan, dan berita palsu atau informasi yang tidak terverifikasi dapat menyebabkan kepanikan dan ketidakpastian yang tidak perlu.

AI atau Artificial Intelligence seperti Alexa biasanya tidak memiliki kemampuan untuk meramalkan peristiwa masa depan dengan akurasi tinggi, terutama peristiwa yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti perang antarnegara. Meskipun AI dapat menganalisis data sejarah dan tren untuk memberikan perkiraan atau prediksi, namun hal tersebut cenderung bersifat umum dan terbatas pada domain yang lebih terbatas.

AI seperti Alexa berfungsi berdasarkan data yang telah diaksesnya, dan pemrosesan yang dilakukan olehnya didasarkan pada informasi yang telah diberikan sebelumnya. Prediksi perang antarnegara memerlukan pemahaman mendalam tentang politik, hubungan internasional, dan banyak variabel yang dapat berubah secara dinamis. Saat ini, AI tidak memiliki kemampuan untuk mengakses informasi terkini atau memprediksi peristiwa yang sangat kompleks dengan akurat.

Ketika melibatkan isu-isu serius seperti perang, penting untuk mendekati klaim atau prediksi dengan skeptisisme yang sehat dan mencari konfirmasi dari sumber-sumber berita dan otoritas yang dapat dipercaya.

Sementara AI dapat memberikan wawasan berharga dalam berbagai bidang, tapi meramalkan perang dunia atau peristiwa serius lainnya tetaplah menjadi tugas yang jauh melampaui kapabilitas teknologi AI saat ini.

Alexa tidak memiliki bentuk fisik tertentu. Alexa lebih merupakan perangkat lunak berbasis suara yang dirancang untuk merespons perintah suara pengguna. Alexa dikenal sebagai bagian dari perangkat Echo, yang merupakan rangkaian speaker pintar dengan mikrofon terintegrasi untuk mendengarkan perintah suara.

Beberapa fitur dan fungsi yang dapat dilakukan oleh Alexa antara lain : Alexa dapat memainkan musik dari layanan streaming seperti Amazon Music, Spotify, atau Apple Music; Alexa dapat diintegrasikan dengan perangkat rumah seperti lampu, thermostat, kamera keamanan, dan lainnya untuk mengontrolnya dengan suara; Alexa dapat memberikan informasi cuaca, berita terkini, dan jawaban untuk pertanyaan umum; pengguna dapat meminta Alexa untuk membuat daftar belanja berdasarkan perintah suara; Alexa dapat diatur untuk memberikan pengingat atau mengatur alarm berdasarkan perintah suara.

Amazon telah berhasil menjadikan Alexa besar dan populer dengan strategi bisnis yang cermat dan terintegrasi dengan berbagai produk dan layanan.

Beberapa faktor yang menyumbang keberhasilan Alexa antara lain : Amazon telah mengembangkan berbagai perangkat Echo, dari speaker pintar hingga perangkat dengan layar seperti Echo Show, menciptakan ekosistem perangkat yang kuat; Amazon telah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk mengintegrasikan Alexa dengan berbagai layanan pihak ketiga, termasuk aplikasi pihak ketiga dan perangkat cerdas lainnya di rumah; Amazon secara teratur melakukan pembaruan perangkat lunak untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja Alexa, memastikan bahwa asisten virtual ini terus berkembang dan relevan; Amazon memberikan dukungan kepada pengembang pihak ketiga untuk membuat aplikasi dan keterampilan (skills) baru yang dapat digunakan oleh Alexa, memperluas fungsionalitasnya.

Kesuksesan Alexa juga tercermin dalam adopsi yang luas oleh pengguna rumahan dan pengguna bisnis yang menghargai kemudahan penggunaan dan integrasi dengan berbagai perangkat.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa AI saat ini mampu dengan akurat memprediksi peristiwa kompleks seperti pergeseran geopolitis atau kemungkinan terjadinya Perang Dunia III. Prediksi peristiwa seperti itu melibatkan berbagai faktor kompleks, termasuk kebijakan pemerintah, hubungan internasional, faktor ekonomi, dan banyak variabel lainnya yang sulit diukur dan diprediksi secara pasti.

Meskipun ada perkembangan dalam penggunaan AI untuk menganalisis data dan tren, serta membuat prediksi di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan politik, namun kemampuan untuk meramalkan peristiwa besar dan kompleks masih dianggap sebagai tantangan besar. Prediksi geopolitik cenderung melibatkan penilaian manusia yang mendalam dan pemahaman tentang dinamika politik global.

Perusahaan teknologi besar seperti Google, Facebook, dan Microsoft memiliki proyek-proyek AI yang fokus pada analisis data dan prediksi, tetapi hingga saat ini, kemampuan perangkat cerdas itu lebih fokus pada analisis data untuk mengidentifikasi tren atau memberikan rekomendasi berdasarkan pola yang ditemukan dalam data tersebut.

Karenanya, penting untuk menjaga kewaspadaan dan skeptisisme terhadap klaim atau prediksi yang bersifat spekulatif, terutama jika berasal dari sumber yang tidak dapat diverifikasi atau tidak dapat dipercaya.

Pencapaian AI saat ini sangat beragam dan berkembang pesat di berbagai bidang. Meskipun AI memiliki kemampuan yang signifikan dalam analisis data, pemrosesan bahasa alami, dan tugas-tugas tertentu seperti pengenalan gambar, kemampuan prediktifnya terbatas terutama ketika berbicara tentang peristiwa yang sangat kompleks dan tidak terduga seperti serangan nuklir atau perang.

Dalam konteks pertahanan dan militer, beberapa negara, termasuk Israel, telah mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi canggih, termasuk penggunaan AI dalam sistem pertahanan. Misalnya, sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel menggunakan teknologi yang melibatkan pengolahan data dan keputusan cepat, tetapi bukan berarti AI dapat memprediksi serangan nuklir atau peristiwa serius lainnya dengan akurat.

Mengenai klaim bahwa Israel memiliki AI yang mampu mengarahkan uji coba Laser Beam untuk menangkal serangan nuklir, perlu diingat bahwa informasi terkait dengan proyek militer seringkali dijaga dengan ketat dan sangat sulit diverifikasi. Juga, kemampuan untuk menangkal serangan nuklir melibatkan teknologi dan strategi yang melibatkan lebih dari sekadar AI. Ini mencakup sensor yang sangat canggih, sistem peringatan dini, dan teknologi pertahanan balistik.

Secara umum, AI terus berkembang, dan kemampuannya dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks, termasuk militer. Namun, klaim atau laporan tertentu perlu dinilai dengan hati-hati, dan fakta-fakta yang terkait seringkali menjadi rahasia militer.

Akhirnya jangan mudah terkecoh oleh sesuatu yang viral apalagi dari TikTok yang ternyata banyak Hongdulnya itu. Sebaiknya gunakan AI untuk yang ringan-ringan aja dulu. Masalahnya lebih pinter kita koq. He He ..

Joyogrand, Malang, Tue', Nov' 14, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun