Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tangis Goenawan Mohammad dalam Pusaran Who's Jokowi

7 November 2023   13:58 Diperbarui: 7 November 2023   14:13 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangisan Goenawan Mohammad  & pasangan ber-skor tinggi Prabowo-Gibran untuk Pilpres 2024. Foto : Dikolase dari hajinews.co.id & antaranews.com

Paska putusan MK, approval rating Jokowi, kepuasan publik padanya masih sangat tinggi di angka 76,7%. Apa arti semua data di atas?

Well, kesedihan dan kekecewaan Goenawan Mohammad itu layak menjadi renungan. Tapi pandangan itu tidak meluas ke kalangan seperti wong cilik. Ingat, di Indonesia, wong cilik itu adalah pemilih mayoritas.

Pandangan Goenawan Mohamad hanya bergema di segmen kecil sebagian kaum terpelajar saja. Tak semua kalangan terpelajar satu pendapat. Di belakang masing masing pasangan capres-cawapres terdapat pula kaum terpelajar yang berbeda posisi.

Bukankah presiden manapun tak bisa berpretensi ingin memuaskan semua segmen masyarakat dari wong gede hingga wong cilik?

Dari pengalaman mengikuti sepakterjang Jokowi  mulai dari Walikota Solo, Gubernur DKI, hingga Presiden RI sekarang, juga mencermati banyak sumber yang bisa dipercaya, majunya Gibran menjadi cawapres sama sekali bukan inisiatif Jokowi.

Kalau ada postingan yang menseolahkan ada kegaduhan antara Presiden Jokowi dengan Megawati PDIP, bahkan ada usul agar Jokowi diimpeach atau dimakzulkan sebagaimana Connie Rahakundini, Eep Syaefulloh Fatah, Meilanie Buitenzorgie dll. Apa rupanya pelanggaran yang dilakukan Jokowi terhadap konstitusi, ideologi negara Pancasila dst. Apa mau kekuatan politik yang ada di parlemen sekarang mengiyakan ide sinting tak berdasar itu. Jawabannya tentu tidak. Terlalu banyak legacy Jokowi yang harus dilanjutkan oleh penerusnya ntah siapapun itu.

Dipilihnya Gibran sebagai cawapres justeru karena pertimbangan elektoral. Gibran dipilih karena memang ia paling potensial membawa kemenangan, seperti yang sudah ditunjukkan hasil survey.

Tentu saja kemenangan yang dimaksud adalah di momen ketika survey dilakukan. Apa yang akan terjadi di hari pencoblosan, 3 bulan dari sekarang (Pebruari 2024), tentu segala hal masih terbuka.

Dari kubu Prabowo sendiri, harus pula dilihat Gibran bukanlah satu- satunya cawapres yang dipertimbangkan. Ada saingan Gibran yang tak kalah hebat, seperti Erick Tohir, Khofifah, Airlangga Hartarto.

Bahkan ketika putusan MK sudah memungkinkan Gibran bisa maju cawapres, masih belum pasti Gibran yang akhirnya dipilih oleh Prabowo dan koalisinya. Persaingan sangat ketat bahkan sampai jam-jam terakhir.

Jika lebih banyak rakyat yang kecewa pada Jokowi, dan Gibran, seperti yang disuarakan oleh Goenawan Mohamad, hasil survey Prabowo-Gibran akan jeblok. Kenyataanya, Prabowo- Gibran justeru paling unggul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun